Jumat, 19 November 2010

Sampling Multiple

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata kuliah statistika bagi mahasiswa sangat diperlukan terutama ketika seorang mahasiswa harus mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterprestasikan data untuk pembuatan tugas akhir. Dalam hal ini pengetahuan statistik dipakai dalam menyusun metodologi penelitian.
Sebagai suatu ilmu, kedudukan statistika merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika terapan. Oleh karena itu untuk memahami statistika pada tingkat yang tinggi, terlebih dahulu diperlukan pemahaman ilmu matematika.
Dinegara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang, ilmu statistika berkembang dengan pesat sejalan dengan berkembangnya ilmu ekonomi dan teknik. Bahkan kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh sejauh mana negara itu menerapkan ilmu statistika dalam memecahkan masalah-masalah pembangunan dan perencanaan pemerintahannya. Jepang sebagai salah satu negara maju, konon telah berhasil memadukan ilmu statistika dengan ilmu ekonomi, desain produk, psikologi dan sosiologi masyarakat. Sejauh itu ilmu statistika digunakan pula untuk memprediksi dan menganalisis perilaku konsumen, sehingga Jepang mampu menguasai perekonomian dunia sampai saat ini.
Stastistika adalah ilmu yang memperlajari tentang cara-cara pengumpulan data serta penganalisisannya dan pembuatan kesimpulan berdasarkan analisis tersebut mengenai populasi dari mana data tersebut diambil.
Untuk memperoleh kesimpulan yang cukup beralasan, dapat dipertanggungjawabkan dan sebaik mungkin, kita harus menggunakan data dan analisis yang benar. Dengan kata lain, suatu keharusan untuk menempuh cara sehingga diharapkan akan diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dari populasi yang diselidiki.
Sering terjadi bahwa tidak selalu dapat meneliti setiap anggota atau setiap individu yang terdapat dalam populasi dikarenakan antara lain populasi itu beranggotakan sangat banyak. Sehingga penelitian dapat dilakukan terhadap sebagian kecil dari populasi tersebut, hal ini disebut dengan sampling. Bagian kecil tersebut dinamakan sample, sample ini harus dapat mewakili populasi dalam arti segala karakterisitik populasi hendaknya tercerminkan dalam sample ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
• Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sampling
• Menjelaskan alasan kenapa harus menggunakan sampling
• Menjelaskan bagaimana cara menggunakan sampling
• Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sampling peluang
• Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sampling multiple
1.3 Rumusan Masalah
• Apa yang dimaksud dengan sampling?
• Kenapa harus menggunakan sampling?
• Bagaimana cara menggunakan sampling?
• Apa yang dimaksud dengan sampling peluang?
• Apa yang dimaksud dengan sampling multiple?

1.4 Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka. Pembagian isi dari makalah ini terdiri dari empat bab, yakni: pendahuluan, kajian pustaka, analisis dan kasus, dan penutup. Seperti tertera berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampling
2.2 Alasan Sampling
2.3 Cara Sampling
2.4 Pengertian Sampling Multiple
BAB III. ANALISIS KASUS DAN EVALUASI
3.1 Analisis Kasus
3.2 Evaluasi
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampling
Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel / contoh untuk menduga keadaan suatu populasi. Sampling dapat dilakukan sebelum atau setelah tindakan penelitian. Sample dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
• Sampel orang atau individu adalah sampel yang terdiri atas orang-orang (dapat pula berupa benda-benda) yang merupakan bagian dari populasinya yang menjadi obyek perhatian.
• Sampel data adalah sebagaian karakteristik dari suatu populasi yang menjadi obyek perhatian.
2.2 Alasan Sampling
Pada umumnya, dalam penelitian yang digunakan adalah sample. Jarang menggunakan populasi. Ada beberapa alasan mengapa penelitian dilakukan menggunakan sample :
• Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data lebih singkat.
• Biaya lebih murah.
• Data yang diperoleh justru lebih akurat.
• Dengan statistika inferensia dapat dilakukan generalisasi.
2.3 Cara Sampling
Cara atau prosedur yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi tertentu disebut teknik sampling. Berdasarkan prosedur atau cara yang digunakan dalam mengambil sampel dari populasi (teknik sampling), kita dapat mengidentifikasi dua jenis sampel, yaitu: sampel probabilitas (probability sampling) dan sampel nonprobabilitas (nonprobability sampling). Sampel probabilitas atau disebut juga sampel random (sampel acak) adalah sampel yang pengambilannya berlandaskan pada prinsip teori peluang, yakni prinsip memberikan peluang yang sama kepada seluruh unit populasi untuk dipilih sebagai sampel. Sebaliknya, sampel nonprobabilitas atau sampel nonrandom (sampel tak acak) adalah sampel yang pengambilannya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu (bisa pertimbangan penelitian maupun pertimbangan peneliti). Sampel probabilitas diambil dengan menggunakan teknik sampling probabilitas atau teknik sampling random, sedangkan untuk mengambil sampel nonprobabilitas atau sampel nonrandom digunakan teknik sampling nonprobabilitas, yakni pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sampel probabilitas cenderung memiliki tingkat representasi yang lebih tinggi daripada sampel nonprobabilitas.
2.3.1 Teknik Sampling Probabilitas (Teknik Sampling Random)
Dalam sample probabilitas, seluruh anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Terdapat beberapa metode penarikan sampel probabilitas:
• Teknik Sampling Random Sederhana (Simple Random Sampling)
• Teknik Sampling Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
• Teknik Sampling Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
• Teknik Sampling Random Klaster (Cluster Random Sampling)
• Teknik sampling acak ganda
• Teknik sampling multiple
• Teknik sampling acak sekuensial.
2.3.2 Teknik Sampling Nonprobabilitas (Teknik Sampling Nonrandom)
Ada beberapa jenis sampel nonrandom yang sering digunakan dalam penelitian sosial/penelitian komunikasi, di antaranya adalah:
• Sampel Aksidental (accidental sampling).
• Sampel Kuota (quota sampling).
• Sampel Purposif (purposeful sampling).
2.4 Pengertian Sampling Multiple
Sampling multiple merupakan perluasan dari sampling ganda, yaitu ketika pengambilan sample ke dua dilanjutkan dengan pengambilan sample selanjutnya yaitu bisa ke-3, ke-4 dan seterusnya sampai ke-7.
Sampling ini akan dipergunakan jika peneliti ingin mendapatkan data yang lebih detail dari data yang telah diperoleh sebelumnya. Jadi pada dasarnya, multiple sampling ini akan ditempuh jika peneliti menemukan/mengidentifikasi adanya interesr group baru dari hasil penelitian sample sebelumnya.
Hal ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya pemeriksaan yang lebih disebabkan karena tahapannya lebih rumit jika dibandingkan dengan metode sampling double maupun sampling tunggal. Tujuan dilakukannya sampling multiple ini adalah pertimbangan psikologis semata untuk memastikan bahwa sample tersebut memang layak diterima atau memang harus ditolak. Prosedur dimulai dengan mengambil sampel acak berukuran n 1 dari banyak besar ukuran N dan menghitung jumlah yang rusak, s 1.
jika 1 d a 1 banyak diterima.
if d 1 jika 1 d r 1 lot ditolak
if a 1 < d 1 < r 1 , sampel lain diambil
.
Jika sampel berikutnya diperlukan, prosedur sampel pertama diulang-ulang dari sampel ke sample. Untuk setiap sampel, jumlah yang rusak ditemukan pada tahap mana pun, dinyatakan dengan rumus i, yaitu:

Ini dibandingkan dengan jumlah penerimaan i dan jumlah penolakan ri untuk tahap itu sampai keputusan dibuat. Kadang-kadang penerimaan tidak diperbolehkan pada tahap awal dari beberapa sampling, namun penolakan dapat terjadi pada setiap tahap.


BAB III
ANALISIS KASUS DAN EVALUASI
3.1 Analisis Kasus
Pada analisis kasus ini, penulis mengambil kasus dari buku Metode Penelitian Akuntansi karya Sujoko Effelin yang merupakan kasus yang sama dengan perusahaan alat-alat berat yaitu PT X, yang beralamat di kota Bekasi. Perusahaan ini memproduksi Boiler dalam ukuran besar yang di suply ke perusahaan-perusahaan besar, di antaranya adalah PT. Nestle, PT. Indonesia Power dan perusahaan besar lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.
Di dalam buku Metode Penelitian Akuntasi terdapat kasus sampling Ganda, namun penulis mengembangkannya sehingga menjadi sampling multiple, dikarenakan sampling multiple merupakan perluasan kasus ataupun metode yang digunakan setelah sampling ganda. Kasusnya adalah sebagai berikut:

Sebuah perusahaan membentuk ad hoc group yang ditugaskan untuk meminta masukan dari seluruh karyawan perusahaan, dari hasil interview, ditemukan banyaknya masukan dari karyawan pada departemen produksi dan pemasaran, maka general manager dapat memutuskan untuk melakukan interview lebih lanjut dengan mengambil sample dari departemen produksi dan pemasaran saja, dengan tanpa mengabaikan masukan dari hasil kerja kelompok

Disini penulis mengembangkan kasusnya yaitu:
General manager masih belum puas dengan hasil kesimpulan tentang masukan yang diterima untuk kemajuan perusahaan. Dari sample di dapatkan bahwa ternyata masukan yang paling banyak adalah dari departemen pemasaran. Hal yang harus dilakukan kembali oleh ad hoc group adalah dengan mengambil kembali sample dari karyawan.

Sedangkan kasus di PT X adalah sebagai berikut:

General manager PT. X ingin mengevaluasi kinerja perusahaan. Melalui bagian Sumber Daya Manusia-nya, General manager membentuk tim khusus. Setelah dilakukan penelitian dengan pengambilan sample pertama, ternyata hasil analisis kesehatan departemen, departemen produksi dan pemasaran lah yang banyak harus dievaluasi. Terutama dalam hal pengambilan cuti yang menyebabkan biaya sangat membengkak karena harus menarik pegawai magang dan mengeluarkan biaya tambahan.
Dari sini, manager menginginkan pengambilan sample yang ke-2. Ternyata dari sample ini, di dapatkan bahwa pengambilan cuti yang terbesar adalah dari departemen pemasaran yang memperhambat masalah marketing untuk produk. General manager masih menginginkan alasan yang lebih tepatnya, maka menyuruh tim khusus yang telah dibentuk tai untuk melakukan pengambilan sample yang ke tiga.

Dari kedua kasus tersebut, bagaimanakah cara yang tepatnya? akan dibahas pada bagian evaluasi dibawah ini.
3.2 Evaluasi
Dari kasus pertama tersebut untuk membantu ad hoc group melakukan penelitiannya yang lebih tepat, dilakukan pengambilan sample selanjutnya. Ini merupakan pengambilan sampel ke tiga. Selanjutnya karena banyaknya masukan dari departemen pemasaran, maka di ambil sample yang lebih lanjut dengan interview yang selanjutnya. Sample diambil dari departemen pemasaran yang lebih banyak tanpa menghiraukan masukan dari ad hoc departemen lain. Pengambilan sample ini dinamakan metode Sampling Multiple.
Metode Sampling multiple ini dilakukan pada tahap ketiga sampai dengan ke-k. Untuk k disini dibatasi sampai dengan k=7. Sampai manager menyatakan puas terhadap kesimpulan yang diajukan oleh ad hoc group.
Sedangkan untuk kasus kedua, manager perusahaan ketika menyuruh untuk mengambil sample selanjutnya, bagi tim khususnya merupakan pengambilan sample dengan metode / tekhnik Multiple. Karena pengambilan sample lebih dari dua kali.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sampling multiple merupakan perluasan dari sampling ganda, yaitu ketika pengambilan sample ke dua dilanjutkan dengan pengambilan sample selanjutnya yaitu bisa ke-3, ke-4 dan seterusnya sampai ke-7.
Sampling ini akan dipergunakan jika peneliti ingin mendapatkan data yang lebih detail dari data yang telah diperoleh sebelumnya. Hal ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya pemeriksaan yang lebih disebabkan karena tahapannya lebih rumit jika dibandingkan dengan metode sampling double maupun sampling tunggal. Tujuan dilakukannya sampling multiple ini adalah pertimbangan psikologis semata untuk memastikan bahwa lot tersebut memang layak diterima atau memang harus ditolak.
4.2 Saran
Dari kasus yang terjadi di atas, sampling multiple digunakan selain dengan perhitungan tetapi juga menggunakan perasaan. Ketika mendapatkan sample yang belum puas, harus dicoba lagi. Disini memerlukan waktu yang banyak.
Untuk menghemat waktu, sebaiknya pada pengambilan sample pertama dan kedua harus diyakini menjadi yang lebih baik dari populasi yang ada. Kalau pengambilan sample yang pertama dan kedua dilakukan dengan tepat, maka sampling multiple tidak harus dilaksanakan.

Uang dan Uang dalam Perekonomian

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan ekonomi masyarakat tidak akan hidup tanpa peran uang di dalamnya. Kuat dan lesunya perekonomian suatu masyarakat, sebagian besar ditentukan oleh lancar tidaknya aliran uang didalamnya. Uang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian. Bila jumlahnya melebihi kebutuhan, maka akan mengakibatkan kehidupan ekonomi yang tidak normal (menyebabkan inflasi dan kenaikan harga) dan sebaliknya bila jumlah uang yang beredar kurang maka akan mengakibatkan kelesuan ekonomi. Untuk mengaturnya diperlukan pemahaman yang baik atas faktor-faktor yang mempengaruhi peredaran atau aliran uang. Oleh sebab itu uang dapat menjadi sesuatu yang sangat penting untuk menentukan seimbang atau tidaknya kehidupan perekonomian.
Kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar dengan adanya uang. Uang digunakan oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. Bahkan uang dapat mengukur nilai dari suatu barang atau jasa. Kesimpulannya, uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

Pengaruh BI Rate Terhadap Tingkat Perbankan Nasional

BAB I
LANDASAN TOERI
1.1 Pengertian Tingkat Bunga
Tingkat Bunga / Interest Rate adalah harga untuk meminjam uang. Harga adalah hasil dari proses permintaan (demand) dan penawaran (supply) dalam suatu pasar. Naik/turunnya harga dipengaruhi oleh naik turunnya permintaan dan/atau penawaran. Pasar tidak harus selalu ada dalam bentuk fisik bangunan. Dua orang yg bertransasksi di tengah hutan bisa disebut pasar karena dalam transaksi tersebut terjadi proses permintaan dan penawaran.
Permintaan dan penawaran terhadap tingkat bunga dipengaruhi oleh preferensi waktu (time preference) yaitu tingkat preferensi kepuasan yang diperoleh dalam menggunakan uang di waktu sekarang daripada di waktu yang akan datang. Selain time preference, anggapan bahwa uang adalah suatu barang komoditas yang dalam proses jual-beli harus menghasilkan keuntungan merupakan alasan yang dipakai oleh para penggemar bunga untuk menerapkan tingkat bunga dalam kehidupan mereka.
Dalam suatu pasar yang masih murni tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Semakin banyak orang yang menabung, semakin rendah tingkat bunga . Demikian juga sebaliknya, berkurangnya tabungan membuat tingkat bunga naik. Jadi tingkat bunga akan selalu naik turun mengikuti jumlah tabungan sebagai refleksi dari time preference. Efek apabila dalam pasar tersebut terdapat bank yang menerapkan sistem fractional reserve banking.
Sederhananya, bank memiliki fungsi sebagai intermediari/perantara antara pihak yang ingin menyimpan uang dengan pihak yang memerlukan uang. Keuntungan yang diperoleh bank salah satunya berupa selisih antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman. Dalam kondisi normal, penambahan jumlah simpanan di bank menunjukkan bahwa time preference sedang rendah sehingga tingkat bunga pun rendah. Hal ini dilihat oleh pengusaha sebagai sinyal bahwa banyak uang menganggur yang dapat mereka pergunakan untuk berusaha di bidang2 yang belum digarap. Tetapi bila simpanan di bank menurun berarti time preference sedang tinggi dan mengakibatkan tingkat bunga naik.
Oleh karena time preference selalu berubah-ubah, maka tingkat bunga pun akan selalu naik turun. Hal ini tidak disukai oleh pengusaha karena tidak memberikan kepastian tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari hasil usahanya nanti. Untuk memberikan kepastian, maka pemerintah melalui bank sentral sesuai dengan tugas dan fungsinya menetapkan besaran tingkat bunga.
Salah satu tugas dan fungsi bank sentral adalah menetapkan tingkat bunga. Tujuannya adalah bila ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka bank sentral menurunkan tingkat bunga sehingga tercipta lapangan kerja dan bertambahnya kemakmuran rakyat, namun bila pertumbuhan tsb terlalu cepat maka bank sentral menaikkan tingkat bunga untuk menghindari permintaan uang yg berlebihan, inflasi dan kenaikan harga. Karena harga adalah hasil dari proses permintaan dan penawaran sedangkan tingkat bunga adalah harga dari sebuah pinjaman maka untuk menurunkan tingkat bunga pemerintah dari sisi permintaan harus mengurangi hutangnya atau dari sisi penawaran mencari tambahan dana untuk dipinjamkan dengan cara menaikkan pajak atau menambah jumlah uang beredar.
Sebagian besar pemerintahan modern adalah pemerintahan yang gemar berhutang, sehingga sulit bagi pemerintahan tersebut untuk menurunkan tingkat bunga dengan cara menurunkan tingkat hutang pemerintah. Jalan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan pajak atau jumlah uang beredar. Menaikkan pajak bukan kebijakan yang popular bagi pemerintahan manapun. Melalui bank sentral dan sistem perbankan yang menggunakan fractional reserve banking, memungkinkan bagi pemerintah untuk menambah uang yang beredar dalam jumlah yang cukup untuk menurunkan tingkat bunga.
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha (Sukirno, 1998).

Pemasaran dalam Konteks e-Business pada Nusa Dua Beach Hotel and Spa Bali

BAB I
LANDASAN TEORI
1.1 Fenomena E-Bisnis
Pada prinsipnya, e-Business kerap didefinisikan sebagai “aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi”. Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi (teknologi informasi) yang sangat pesat dewasa ini telah mengakibatkan terjadinya revolusi di dunia perdagangan dan industri. Jika dahulu transaksi bisnis yang harus dilakukan secara tatap muka (face-to-face), melibatkan sejumlah fasilitas dan sumber daya fisik (office and paper), dan mempertukarkan barang dan jasa terkait dengan uang kertas atau receh; maka pada saat ini transaksi serupa dapat dilakukan oleh siapa saja dan dari mana saja secara fleksibel (tanpa harus bertemu muka), dilakukan dengan menggunakan peralatan elektronik (komputer, personal digital assistant, dsb.) dan internet, dimana proses pembayaran dilakukan melalui mekanisme transfer informasi keuangan (credit card, digital money, dsb.)
Para praktisi bisnis harus melihat fenomena ini sebagai suatu tawaran kesempatan untuk dapat meningkatkan kinerja bisnis dari berbagai segi secara signifikan, karena banyak sekali hal yang dapat dilakukan seperti: memperbaiki efisiensi, efektivitas, transformasi industri, dan lain sebagainya. Intinya adalah, jika praktisi bisnis melihat adanya sumber daya fisik atau proses bisnis yang saat ini dapat didigitaliasikan, maka disitulah kesempatan konsep e-Business dapat diimplementasikan. Syarat utama yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan yang ingin mengimplementasikan konsep e-Bussiness adalah bahwa manajemen perusahaan benar-benar memahami filosofi dasar dari konsep e-Business (bukan sekedar ikut-ikutan atau latah belaka).

Melengkapi dan Mengembangkan Presentasi Lisan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Presentasi lisan merupakan bagian komunikasi dimana dalam proses komunikasi ini ada inti yang dikomunikasikan, ada proses komunikasi dan ada media penyajian. Dalam melakukan presentasi tentunya dibuat naskah terlebih dahulu untuk dipresentasikan. Setelah itu, naskah tidak langsung dipresentasikan, tetapi harus dilakukan perubahan-perubahan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar penyaji tidak selalu membaca teks dan audiens tidak merasa jenuh.
Penulis mengangkat judul “Melengkapi dan Mengembangkan Presentasi Lisan” untuk mengetahui teks-teks pada pesan bisnis yang dipakai dalam presentasi lisan. Apakah teks tersebut digunakan hanya sebagai alat bantu atau teks tersebut dijadikan media untuk membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menemukan hambatan terutama dalam pemecahan kasus.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Cara memperbaiki dan melengkapi pesan bisnis dalam presentasi lisan.
2. Pengembangan teknik dalam presentasi lisan.
3. Pengembangan teknik presentasi untuk cross-cultural audience.

Pengujian Penulisan Tipe-Tipe Pesan Bisnis Persuasif

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pesan persuasif merupakan pesan yang digunakan oleh instansi, lembaga atau perusahaan dalam memperkenalkan produknya dan untuk meyakinkan dan mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait organisasi. Baik secara tertulis maupun lisan dalam bentuk presentasi bisnis menjadi aktivitas yang harus dilakukan perusahaan secara terencana dan matang.
Dewasa ini, penggunaan pesan persuasif banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga yang terjadi adalah pembohongan publik bahkan terjadi persaingan yang tidak sehat antar perusahaan. Hal ini harus dihindari agar pesan persuasif itu bersih kembali sesuai dengan etika yang ada.
Penulis menjelaskan “Pengujian Tipe-tipe Penulisan Pesan Bisnis Persuasif” untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dari pesan persuasif. Tujuan analisis pesan persuasif adalah untuk melakukan pengidentifikasian dan pemerikasaan terhadap pesan ditinjau dari sudut isi, tujuan, dukungan dan konteks sosial suatu iklan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menemukan hambatan terutama dalam pemecahan kasus.

1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam makalah ini adalah :
2 Pengujian penulisan melalui tiga langkah proses penulisan pesan persuasif.
3 Tiga kategori utama dalam pesan bisnis persuasif.

UTS APLIKASI KEUANGAN



Diketahui Data penjualan kendaraan bermotor pada tahun 2009:

Data Penjualan kendaraan Bermotor
BulanYamahaKawasakiSuzukiHondaOthersTotal
Jan-0990.0002.10085.500183.8254.725366.150
Feb-0982.0002.00077.900167.4854.500333.885
Mar-0980.0002.00076.000163.4004.500325.900
Apr-0989.0002.22584.550181.7835.006362.564
Mei-0999.0002.50094.050202.2085.625403.383
Jun-09103.0002.60097.850210.3785.850419.678
Jul-09125.0003.200118.750255.3137.200509.463
Agust-09144.0003.600136.800294.1208.100586.620
Sep-09121.0003.100114.950247.1436.975493.168
Okt-09106.0002.600100.700216.5055.850431.655
Nop-0998.0002.45093.100200.1655.513399.228
Des-09101.0002.52595.950206.2935.681411.449
Total1.238.00030.9001.176.1002.528.61569.5255.043.140

adapun tabel pertumbuhan penduduk:



Data Pertumbuhan Penduduk Kota Bandung
Bulanlaki-lakiPerempuanTotal
Mar-09106.250132.000238.250
Apr-09111.563138.600250.163
Mei-09112.625139.920252.545
Jun-09113.688141.240254.928
Jul-09114.750142.560257.310
Agust-09115.813143.880259.693
Sep-09116.875145.200262.075
Okt-09117.938146.520264.458
Nop-09119.000147.840266.840
Des-09120.063149.160269.223

a. dari kedua tabel tersebut, buatlah forecast penjualan
b. metode mana yang paling tepat antara: Moving average, Exponencial Smoothing dan Regresei
c. Kebijakan apa yang harus di ambil oleh Perusahaan Honda dan Kawasaki.

Jawaban:
a.


HASIL AKHIR
YamahaSE YamahaKawasakiSE KawasakiSUZUKISE SUZUKIHondaSE HondaOTHERSE OTHER
Moving Average99.500 3.021 2.488 59 94.525 2.870 203.229 6.170 5.597 133
Exp.S 1%98.082 16.518 2.452 418 93.177 15.692 200.332 33.738 5.516 941
Exp.S 5%98.440 16.538 2.459 422 93.518 15.711 201.064 33.778 5.532 950
Exp.S 10%98.971 16.553 2.470 426 94.022 15.725 202.148 33.809 5.559 959
Regresi 95%116.082 17.752 2.914 462 110.278 16.865 237.098 36.259 6.557 1.040

Rabu, 17 November 2010

Soal Tugas Manajemen Kredit Tgl16 Nop 2010

Soal:
Seorang pedagang material di Bandung dengan nama usaha UD Murah Hati. Dalam rangka pengembangan usahanya, tanggal 4 Maret 2010 mengajukan permohonan kredit sebesar Rp. 100.000.000,- ke Bank Mandiri Cab Bandung. dengan data sebagai berikut:
1. perizinan agunan di asumsikan lengkap
2. Laporan Keuangan
  • Neraca
Aktiva:
Kas Rp. 9.500.000,-
Piutang Dagang Rp. 63.000.000,-
Persediaan barang dagang Rp. 57.000.000,-
Tanah dan Bangunan Rp. 200.000.000,-
Kendaraan Rp. 50.000.000,-
Inventaris Rp. 15.000.000
Depresiasi Rp. 15.000.000,-
Total Rp. 409.500.000,-

Pasiva:
Hutang Dagang Rp. 14.000.000,-
Hutang Lain Rp. 14.500.000,-
MOdal Usaha Rp. 325.000.000
Total Rp. 353.500.000,-