Jumat, 19 November 2010

Sampling Multiple

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata kuliah statistika bagi mahasiswa sangat diperlukan terutama ketika seorang mahasiswa harus mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterprestasikan data untuk pembuatan tugas akhir. Dalam hal ini pengetahuan statistik dipakai dalam menyusun metodologi penelitian.
Sebagai suatu ilmu, kedudukan statistika merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika terapan. Oleh karena itu untuk memahami statistika pada tingkat yang tinggi, terlebih dahulu diperlukan pemahaman ilmu matematika.
Dinegara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang, ilmu statistika berkembang dengan pesat sejalan dengan berkembangnya ilmu ekonomi dan teknik. Bahkan kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh sejauh mana negara itu menerapkan ilmu statistika dalam memecahkan masalah-masalah pembangunan dan perencanaan pemerintahannya. Jepang sebagai salah satu negara maju, konon telah berhasil memadukan ilmu statistika dengan ilmu ekonomi, desain produk, psikologi dan sosiologi masyarakat. Sejauh itu ilmu statistika digunakan pula untuk memprediksi dan menganalisis perilaku konsumen, sehingga Jepang mampu menguasai perekonomian dunia sampai saat ini.
Stastistika adalah ilmu yang memperlajari tentang cara-cara pengumpulan data serta penganalisisannya dan pembuatan kesimpulan berdasarkan analisis tersebut mengenai populasi dari mana data tersebut diambil.
Untuk memperoleh kesimpulan yang cukup beralasan, dapat dipertanggungjawabkan dan sebaik mungkin, kita harus menggunakan data dan analisis yang benar. Dengan kata lain, suatu keharusan untuk menempuh cara sehingga diharapkan akan diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dari populasi yang diselidiki.
Sering terjadi bahwa tidak selalu dapat meneliti setiap anggota atau setiap individu yang terdapat dalam populasi dikarenakan antara lain populasi itu beranggotakan sangat banyak. Sehingga penelitian dapat dilakukan terhadap sebagian kecil dari populasi tersebut, hal ini disebut dengan sampling. Bagian kecil tersebut dinamakan sample, sample ini harus dapat mewakili populasi dalam arti segala karakterisitik populasi hendaknya tercerminkan dalam sample ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
• Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sampling
• Menjelaskan alasan kenapa harus menggunakan sampling
• Menjelaskan bagaimana cara menggunakan sampling
• Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sampling peluang
• Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sampling multiple
1.3 Rumusan Masalah
• Apa yang dimaksud dengan sampling?
• Kenapa harus menggunakan sampling?
• Bagaimana cara menggunakan sampling?
• Apa yang dimaksud dengan sampling peluang?
• Apa yang dimaksud dengan sampling multiple?

1.4 Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka. Pembagian isi dari makalah ini terdiri dari empat bab, yakni: pendahuluan, kajian pustaka, analisis dan kasus, dan penutup. Seperti tertera berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampling
2.2 Alasan Sampling
2.3 Cara Sampling
2.4 Pengertian Sampling Multiple
BAB III. ANALISIS KASUS DAN EVALUASI
3.1 Analisis Kasus
3.2 Evaluasi
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampling
Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel / contoh untuk menduga keadaan suatu populasi. Sampling dapat dilakukan sebelum atau setelah tindakan penelitian. Sample dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
• Sampel orang atau individu adalah sampel yang terdiri atas orang-orang (dapat pula berupa benda-benda) yang merupakan bagian dari populasinya yang menjadi obyek perhatian.
• Sampel data adalah sebagaian karakteristik dari suatu populasi yang menjadi obyek perhatian.
2.2 Alasan Sampling
Pada umumnya, dalam penelitian yang digunakan adalah sample. Jarang menggunakan populasi. Ada beberapa alasan mengapa penelitian dilakukan menggunakan sample :
• Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data lebih singkat.
• Biaya lebih murah.
• Data yang diperoleh justru lebih akurat.
• Dengan statistika inferensia dapat dilakukan generalisasi.
2.3 Cara Sampling
Cara atau prosedur yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi tertentu disebut teknik sampling. Berdasarkan prosedur atau cara yang digunakan dalam mengambil sampel dari populasi (teknik sampling), kita dapat mengidentifikasi dua jenis sampel, yaitu: sampel probabilitas (probability sampling) dan sampel nonprobabilitas (nonprobability sampling). Sampel probabilitas atau disebut juga sampel random (sampel acak) adalah sampel yang pengambilannya berlandaskan pada prinsip teori peluang, yakni prinsip memberikan peluang yang sama kepada seluruh unit populasi untuk dipilih sebagai sampel. Sebaliknya, sampel nonprobabilitas atau sampel nonrandom (sampel tak acak) adalah sampel yang pengambilannya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu (bisa pertimbangan penelitian maupun pertimbangan peneliti). Sampel probabilitas diambil dengan menggunakan teknik sampling probabilitas atau teknik sampling random, sedangkan untuk mengambil sampel nonprobabilitas atau sampel nonrandom digunakan teknik sampling nonprobabilitas, yakni pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sampel probabilitas cenderung memiliki tingkat representasi yang lebih tinggi daripada sampel nonprobabilitas.
2.3.1 Teknik Sampling Probabilitas (Teknik Sampling Random)
Dalam sample probabilitas, seluruh anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Terdapat beberapa metode penarikan sampel probabilitas:
• Teknik Sampling Random Sederhana (Simple Random Sampling)
• Teknik Sampling Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
• Teknik Sampling Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
• Teknik Sampling Random Klaster (Cluster Random Sampling)
• Teknik sampling acak ganda
• Teknik sampling multiple
• Teknik sampling acak sekuensial.
2.3.2 Teknik Sampling Nonprobabilitas (Teknik Sampling Nonrandom)
Ada beberapa jenis sampel nonrandom yang sering digunakan dalam penelitian sosial/penelitian komunikasi, di antaranya adalah:
• Sampel Aksidental (accidental sampling).
• Sampel Kuota (quota sampling).
• Sampel Purposif (purposeful sampling).
2.4 Pengertian Sampling Multiple
Sampling multiple merupakan perluasan dari sampling ganda, yaitu ketika pengambilan sample ke dua dilanjutkan dengan pengambilan sample selanjutnya yaitu bisa ke-3, ke-4 dan seterusnya sampai ke-7.
Sampling ini akan dipergunakan jika peneliti ingin mendapatkan data yang lebih detail dari data yang telah diperoleh sebelumnya. Jadi pada dasarnya, multiple sampling ini akan ditempuh jika peneliti menemukan/mengidentifikasi adanya interesr group baru dari hasil penelitian sample sebelumnya.
Hal ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya pemeriksaan yang lebih disebabkan karena tahapannya lebih rumit jika dibandingkan dengan metode sampling double maupun sampling tunggal. Tujuan dilakukannya sampling multiple ini adalah pertimbangan psikologis semata untuk memastikan bahwa sample tersebut memang layak diterima atau memang harus ditolak. Prosedur dimulai dengan mengambil sampel acak berukuran n 1 dari banyak besar ukuran N dan menghitung jumlah yang rusak, s 1.
jika 1 d a 1 banyak diterima.
if d 1 jika 1 d r 1 lot ditolak
if a 1 < d 1 < r 1 , sampel lain diambil
.
Jika sampel berikutnya diperlukan, prosedur sampel pertama diulang-ulang dari sampel ke sample. Untuk setiap sampel, jumlah yang rusak ditemukan pada tahap mana pun, dinyatakan dengan rumus i, yaitu:

Ini dibandingkan dengan jumlah penerimaan i dan jumlah penolakan ri untuk tahap itu sampai keputusan dibuat. Kadang-kadang penerimaan tidak diperbolehkan pada tahap awal dari beberapa sampling, namun penolakan dapat terjadi pada setiap tahap.


BAB III
ANALISIS KASUS DAN EVALUASI
3.1 Analisis Kasus
Pada analisis kasus ini, penulis mengambil kasus dari buku Metode Penelitian Akuntansi karya Sujoko Effelin yang merupakan kasus yang sama dengan perusahaan alat-alat berat yaitu PT X, yang beralamat di kota Bekasi. Perusahaan ini memproduksi Boiler dalam ukuran besar yang di suply ke perusahaan-perusahaan besar, di antaranya adalah PT. Nestle, PT. Indonesia Power dan perusahaan besar lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.
Di dalam buku Metode Penelitian Akuntasi terdapat kasus sampling Ganda, namun penulis mengembangkannya sehingga menjadi sampling multiple, dikarenakan sampling multiple merupakan perluasan kasus ataupun metode yang digunakan setelah sampling ganda. Kasusnya adalah sebagai berikut:

Sebuah perusahaan membentuk ad hoc group yang ditugaskan untuk meminta masukan dari seluruh karyawan perusahaan, dari hasil interview, ditemukan banyaknya masukan dari karyawan pada departemen produksi dan pemasaran, maka general manager dapat memutuskan untuk melakukan interview lebih lanjut dengan mengambil sample dari departemen produksi dan pemasaran saja, dengan tanpa mengabaikan masukan dari hasil kerja kelompok

Disini penulis mengembangkan kasusnya yaitu:
General manager masih belum puas dengan hasil kesimpulan tentang masukan yang diterima untuk kemajuan perusahaan. Dari sample di dapatkan bahwa ternyata masukan yang paling banyak adalah dari departemen pemasaran. Hal yang harus dilakukan kembali oleh ad hoc group adalah dengan mengambil kembali sample dari karyawan.

Sedangkan kasus di PT X adalah sebagai berikut:

General manager PT. X ingin mengevaluasi kinerja perusahaan. Melalui bagian Sumber Daya Manusia-nya, General manager membentuk tim khusus. Setelah dilakukan penelitian dengan pengambilan sample pertama, ternyata hasil analisis kesehatan departemen, departemen produksi dan pemasaran lah yang banyak harus dievaluasi. Terutama dalam hal pengambilan cuti yang menyebabkan biaya sangat membengkak karena harus menarik pegawai magang dan mengeluarkan biaya tambahan.
Dari sini, manager menginginkan pengambilan sample yang ke-2. Ternyata dari sample ini, di dapatkan bahwa pengambilan cuti yang terbesar adalah dari departemen pemasaran yang memperhambat masalah marketing untuk produk. General manager masih menginginkan alasan yang lebih tepatnya, maka menyuruh tim khusus yang telah dibentuk tai untuk melakukan pengambilan sample yang ke tiga.

Dari kedua kasus tersebut, bagaimanakah cara yang tepatnya? akan dibahas pada bagian evaluasi dibawah ini.
3.2 Evaluasi
Dari kasus pertama tersebut untuk membantu ad hoc group melakukan penelitiannya yang lebih tepat, dilakukan pengambilan sample selanjutnya. Ini merupakan pengambilan sampel ke tiga. Selanjutnya karena banyaknya masukan dari departemen pemasaran, maka di ambil sample yang lebih lanjut dengan interview yang selanjutnya. Sample diambil dari departemen pemasaran yang lebih banyak tanpa menghiraukan masukan dari ad hoc departemen lain. Pengambilan sample ini dinamakan metode Sampling Multiple.
Metode Sampling multiple ini dilakukan pada tahap ketiga sampai dengan ke-k. Untuk k disini dibatasi sampai dengan k=7. Sampai manager menyatakan puas terhadap kesimpulan yang diajukan oleh ad hoc group.
Sedangkan untuk kasus kedua, manager perusahaan ketika menyuruh untuk mengambil sample selanjutnya, bagi tim khususnya merupakan pengambilan sample dengan metode / tekhnik Multiple. Karena pengambilan sample lebih dari dua kali.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sampling multiple merupakan perluasan dari sampling ganda, yaitu ketika pengambilan sample ke dua dilanjutkan dengan pengambilan sample selanjutnya yaitu bisa ke-3, ke-4 dan seterusnya sampai ke-7.
Sampling ini akan dipergunakan jika peneliti ingin mendapatkan data yang lebih detail dari data yang telah diperoleh sebelumnya. Hal ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya pemeriksaan yang lebih disebabkan karena tahapannya lebih rumit jika dibandingkan dengan metode sampling double maupun sampling tunggal. Tujuan dilakukannya sampling multiple ini adalah pertimbangan psikologis semata untuk memastikan bahwa lot tersebut memang layak diterima atau memang harus ditolak.
4.2 Saran
Dari kasus yang terjadi di atas, sampling multiple digunakan selain dengan perhitungan tetapi juga menggunakan perasaan. Ketika mendapatkan sample yang belum puas, harus dicoba lagi. Disini memerlukan waktu yang banyak.
Untuk menghemat waktu, sebaiknya pada pengambilan sample pertama dan kedua harus diyakini menjadi yang lebih baik dari populasi yang ada. Kalau pengambilan sample yang pertama dan kedua dilakukan dengan tepat, maka sampling multiple tidak harus dilaksanakan.

2 komentar: