Sabtu, 06 Juni 2015

Cooking time

����������������������

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Bunda-bunda solihat... tema diskusi kita hari ini adalah
��Cooking time��������

Sebelum mulai, berikut ini secuplik artikel yang bisa kita pelajari bersama

����������������������
Homeschooling Sambil Memasak
����������������������

Memasak... sebuah kegiatan yang tentunya selalu ada di keseharian kita... bisa lebih dari sekali dalam sehari kita dan buah hati berhubungan dengan kegiatan memasak. Atau walaupun tidak sempat melakukannya, setidaknya kita menikmati hasil masakan orang lain, yang terhidang didepan kita...

Ternyata... kegiatan masak-memasak ini, tidak sesederhana tentang bahan makanan dan hasil makanan yang telah jadi saja. Apalagi untuk Bunda-Bunda praktisi Home Schooling. Memasak ini ada hubungannya juga dengan pelajaran; Akidah, akhlak, matematika, fisika, belajar membaca, biologi, ekonomi, kedokteran dan sebagainya.

Berikut adalah sedikit contoh-contoh hubungan antara kegiatan memasak dengan pelajaran umum

1⃣ Akidah

Ketika memasak nasi, kita bisa membicarakan bahwa ini adalah bukti bahwa Alloh SWT, Tuhan Semesta alam itu 1 dan tidak banyak. Di mulai dengan memberi tahu buah hati kita bahwa nasi berasal dari beras, dan beras itu berasal dari padi, padi dari benih. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan siapa yang menumbuhkan padi dari hanya sebuah benih, tentu Alloh SWT yang menumbuhkan. Padi-padi di seluruh dunia itu kemudian tumbuh dengan cara yang sama, keatas, dan lama kelamaan berbuah kembali menghasilkan benih lagi. Tentu proses ini ada yang mengatur, dan sebuah sistem teratur ini pasti hanya Yang Maha Esa yang mengatur. Jika Tuhan Yang Maha Mengatur lebih dari satu, tentu satu benih yang sama jenis ini tumbuhnya tidak seragam, tergantung 'pengaturan' dan kemauan tuhan-tuhan itu. Tidak terbayang bagaimana kacaunya bila yang mengatur dan harus dipatuhi oleh tumbuhan itu lebih dari satu.
Terbukti, Maha Pencipta dan MahaPengatur hanya Alloh SWT. Alloh itu satu, tidak memiliki anak dan tidak diperanak.

2⃣Matematika

Belajar berhitung misalnya menghitung telur yang akan digunakan. Belajar menimbang misalnya ketika kita hendak meninbang bahan-bahan makanan. Belajar besaran dan satuan dari timbangan tadi. Belajar mengukur, misalnya panjang sayuran yang akan dipotong.
Sampai belajar perkalian, pertambahan, pengurangan, pembagian. Dimulai dari jumlah uang yang tersedia, membuat menu yang hendak dimasak, berapa uang yang diperlukan untuk membuat menu tersebut. Berapa perkali masak, berapa perhari, berapa perbulan...

3⃣Belajar Membaca

Belajar membaca??? Tentu bisa.. Bunda-bunda Home schooler bisa membentuk potongan-potongan sayuran menjadi bentuk huruf atau membuat kue-kue kering berbentuk huruf atau hanya sekedar mencetak nasi yang hendak dimakan menjadi bentuk kata tertentu. Sambil memasukkan sayuran, buah hati kita diajarkan membaca suku kata dari huruf yang masuk ke panci, atau membaca rangkaian huruf dari kue kering atau nasi yang sudah tercetak.

4⃣Sains

Proses bahan-bahan makanan sebelum akhirnya menjadi bahan makanan. Proses kimia yang terjadi saat barang-barang dimasak. Zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan. Titik didih dari bahan yang berbeda-beda.

Dan masih banyak lagi hal lain yang bisa dibahas dari hanya sebuah kegiatan masak memasak. Homeschooling sambil memasak? Kenapa tidak.

وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا ۖ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir. QS.Ar-Ra'd (13) : 3

Ralika
HSMN.TimTemaDiskusi@gmail.com

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

��FP: Seminar Menuntun Anak Menyongsong Surga

��FB: Seminar MAMS (HS Muslim Nusantara)

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

Ikuti Seminar menuntun Anak Menyongsong Surga. 30 Mei 2015. Gd.Indosat pusat.Jakarta.
����������������������

Bunda-bunda solihah disini tentunya banyak yang jago masak niih..

Mari berbagi hikmah dan manfaat yang telah Alloh beri...

Entah menceritakan 'hebohnya' kegiatan memasak bersama anak

Menceritakan bagaimana mengajarkan anak memilih bahan makanan dan atau bahkan tisu yang halal..

Menceritakan apa saja hikmah yang didapat saat memasak bersama anak

Atau hanya sekedar berbagi resep

Yuuuuk...

Kita mulai diskusi hari ini... mari berbagi hikmah dan manfaat yang telah Alloh beri...

[5/28, 22:17] Desy Na:
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
الحمد لله و كفى و الصلاة و السلام على النبي المصطفى

RESUME KULWAPP
28 Mei 2015

Narsum: Innu Virgiani
Momod: Ummu Hanif
Nonot: Desy Noor
Judul:

"Membentuk Perilaku Baik dan Menghilangkan Perilaku Buruk"

Puji syukur kita panjatkan kepada Rabb Yang Maha Santun penggenggam hati setiap insan manusia..
Shalawat dan salam untuk yang terkasih RasuluLLOH..semoga kelak kita menjadi ummat yang mendapat syafa'atnya..

PROLOG

Bismillaaah

Assalamu'alaikum Teman-teman semua, alhamdulillaah pada saat ini saya diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Teman-teman, untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman seputar tema bagaimana menanamkan karakter baik (membiasakan anak berperilaku baik) atau menghilangkan perilaku negatif pada anak.

Saat ini saya akan buka diskusi tentang ini dengan mengenalkan tahapan perkembangan bayi hingga usia balita.

Mengapa pentingnya pengenalan tahapan ini? Karena pengenalan karakter dan perilaku2 baik memang dimulai sejak awal bayi lahir =))

Berikut ini penjelasannya..

Menurut Erik Erikson(1963), ada 8 tahap perkembangan psikosial manusia. Sejak usia bayi hingga usia balita,  ada 3 tahap, yaitu:
1. Trust vs Mistrus
Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy).

Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT BAYI PERCAYA KEPADA LINGKUNGAN
Dalam Islam, fase ini adalah masa bayi (0 hingga 2 tahun)
Pada fase ini orang tua anak perlu untuk mengembangkan kasih sayang secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan dalam waktu bersamaan juga menstimulus/ mengembangkan kemampuan anak memberikan respon terhadap kita.
Caranya?
a. Caregiver SIAP untuk SELALU bersikap penuh kasih sayang, lembut dan sabar kepada anak.
b. Peka kebutuhan bayi. Tetap sabar, penuh kasih sayang, dan lembut dalam menstimulus fisik anak, menerima perasaan-perasaan bayi dan tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama.
c Tidak membandingkan-bandingkan perkembangan bayi karena tiap bayi punya perkembangan unik masing-masing.
d. Komunikatif dengan bayi.
e. Perbanyak sentuhan fisik yang penuh kasih sayang... pelukan, ciuman, usapan, belaian, dll...
f. Perbanyak juga kata-kata positif

TENTANG NARA SUMBER

Assalamu'alaikum teman2 semua, saya Innu Virgiani,

Psikolog Klinis lulusan UI, saat ini berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga

Admin Grup FB FOCER dan Bunda Belajar dan Bermain

Pernah bekerja di RSIJ Cempaka Putih sebelum akhirnya pindah ke Newark,  DE, USA, 3 tahun terakhir ini.

MATERI

Kita langsung ke materi ya sekarang
Nah, bagaimana jika perilaku negatif anak sudah terbentuk? Bagaimana cara menghilangkannya?

Pola pikir yang harus dipahami disini adalah, karakter anak masih akan terus berkembang pada masa-masa selanjutnya dan belum menjadi pribadi yang ajeg atau menetap, hingga mencapai usia 40 tahun nantinya. Oleh karena itu, orang tua harus terus bersemangat dan memberikan stimulus yang positif pada anak.

Untuk anak usia di bawah 5 tahun, perilaku negatif yang mereka lakukan, biasanya adalah berupa

1. Coba-coba, dalam rangka mengeksplorasi kemampuan diri mereka

Jika yang terjadi adalah yang pertama, yang perlu dilakukan adalah menyiapkan lingkungan yang aman bagi anak. Sejak awal menjelaskan pada anak apa yang boleh atau tidak. Ketika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, langsung distop dengan cara yang baik. Gunakan kalimat 'mantera' seperti

“Semua ada caranya”
“Semua ada waktunya”
“Semua ada tempatnya”

dengan penjelasan yang diberikan sesuai dengan usia mereka.

Setiap kali anak berlaku baik, beri pujian 'setinggi-tingginya'
Jika anak berlaku tidak baik, beri respon dengan nada biasa, misalnya 'Oh..'.. 'tidak, itu berbahaya'.. Jika anak melakukan berulang-ulang berarti anak masih ingin terus melihat reaksi kita... terus konsisten berlaku 'cool' untuk tidak memberikan ruang 'reward' bagi anak.

2. Coba-coba untuk meminta perhatian dari orang tua yang lalai atau cuek

Respon orang tua, membuat anak belajar.

Jika orang tua memberikan kasih sayang yang cukup, biasanya anak akan sangat mudah dikendalikan.

Jika orang tua cenderung mengabaikan, anak akan belajar 'ga ada gunanya menangis... kalau sedih ya tahan sendiri, alihkan ke hal lain karena menangis pun orang tuaku ngga akan peduli. Hal ini mungkin terkesan 'enak' untuk ortu karena anak akan 'sibuk' sendiri, tidak menganggunya.. Namun di kemudian hari akan menjadi bibit-bibit perilaku negatif atau antisosial yang sangat menyulitkan orang tua.

Jika orang tua tidak konsisten, misalnya 1 waktu perhatian, di waktu lain tidak, hal ini akan membuat anak belajar bahwa untuk mendapatkan perhatian orang tua, ia harus menangis dulu, merengek dulu atau melakukan hal lain yang membuat orang tua 'menyerah'.

3. Melihat contoh yang buruk dari lingkungan dan akhirnya menjadi kebiasaan
Jika hal ini merupakan hasil dari kelalaian orang tua yang mungkin awalnya tidak disadari, untuk mengubahnya benar-benar dibutuhkan penerimaan diri dari orang tua untuk memaafkan anaknya, juga terutama memaafkan dirinya karena tidak ada gunanya menyalahkan diri, menyalahkan masa lalu yang tidak akan terulang. Penting bagi orang tua untuk berempati (menempatkan diri pada posisi anak) ketika akan memberi respon. Minta maaf pada anak, memberikan sentuhan lembut dengan tulus dan mengajak anak untuk berubah bersama-sama. Untuk anak usia di bawah 5 tahun in syaa Allah hal ini masih cukup mudah dilakukan. Namun untuk usia di atas 8 tahun, butuh usaha yang lebih keras pada orang tua untuk membuat anak dapat bersikap baik. Wallohu a'lam.
3. Inisiatif vs Guilt ( Inisiatif vs rasa bersalah)
Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age).
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah penanaman semua nilai-nilai/karakter baik dalam berbagai situasi dengan cara yang baik pula

Caranya?
a. Dengan mengajarkan dan menjadi contoh (uswah/keteladanan) dalam mengerjakan amalan -amalan utama, yaitu bertauhid pada Allah, sholat tepat waktu, berbakti pada orang tua
b. Mengajarkan bagaimana memenuhi kebutuhan fisiologis diri dan menjaga diri
c. Mengajarkan anak-anak untuk mengenali 'fungsi' nya dalam lingkungan
d. Terus berikan kebebasan dan arahan pada anak untuk bereksperimen dalam lingkungannya,
e. Aturan terus berikan dengan konsisten.
Keterbatasan kognitif anak membuat anak tidak bisa langsung mencerna dan mengaplikasikan nilai2 baik yang kita ajarkan... benar-benara butuh kesbaran dan pengulangan-pengulangan..... agar mereka dapat 'deal' dengan aturan lingkungan.. dapat mulai mampu untuk mengontrol dan menguasai diri ketika ingin sesuatu..
2. Otonomy vs shame and doubt (Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu)
Tahap ini  berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood).
Dalam Islam, masa anak-anak (2-7 tahun atau disebut dengan fase thufulah)
Pada fase inilah merupakan fase penting memberikan pondasi dasar tauhid pada anak melalui cara aktif agar anak terdorong dan memiliki tauhid aktif dimana anak mau melakukan sesuatu yang baik semata menurut Allah.
Fase ini fase penting penanaman pondasi bagi anak. Tinggal cari cara nih bagaimana menerapkannya.
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT ANAK PERCAYA DIRI

Caranya?
a. Caregiver selalu berkata- kata positif, siap untuk menyemangati anak ketika melakukan sesuatu, memberikan pujian, bersyukur, berterimakasih untuk anak.. dan tentunya, penting bagi caregiver untuk punya stok perbendaharaan kata yang tepat untuk setiap situasi.
b. Menyiapkan rumah yang aman agar anak mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk bereksplorasi.
c. Berempati dan melatih anak2 untuk mengenali emosinya.. apakah ia sedang marah, kesal, senang, sedih, bahagia, dll
d. Sejak anak memasuki usia 2 tahun, fase ini adalah waktunya bagi ortu mengenalkan 'peraturan' tegas dan konsisten namun tetap dengan penuh kelembutan dan kasih sayang... karena masa-masa ini apalagi setelah fisik nya lebih sempurna, anak akan akan semakin giat mengeksplorasi ini itu dan kita akan mulai mengalami sendiri bagaimana tantrum pada anak =))
Mengapa sejak awal kita harus lembut?
Karena harapannya, sejak awal kita ingin memiliki anak yang berhati LEMBUT. sehingga kalau anak 'macem2' di usia ini dan ke depannya, kita ngga perlu ngomel2 luar biasa untuk mengingatkannya..
e. Orang tua terus berlatih untu berpikir positif..! tidak judging apalagi labelling.

Wa'alaikumussalam warahmatullaahi wabarakatuh ✅

TANYA - JAWAB

1⃣Bunda Eka:
Ank sy sekarang tk A usia juli nanti 5th..dikelas dr segi usia dia paling muda,sering tiap pulang sekolah cerita di tonjok,di dorong,dicakar sama temannya,selain itu sering keluar kata2 kurang sopan mencontoh film padahal dirumah td pernah nonton film tsb,sesekali dia jg praktek tonjok dll ke adiknya..bilangnya main robot2an dan srigala2an..sudah diberi pengertian kl hal tsb tidak baik namun ttp aja dilakukan,bagaimana cara mengatasi hal tsb?

1⃣Subhaanallah.. TK A bunda?

Pindah sekolah saja
Cari TK yang lebih baik lagi

Usia TK sudah dibully, bagaimana gurunya?
*kalau saya

Masalah mungkin belum selesai karena masih harus untuk membenahi perilaku anak.. Menetralisir perasaan2 anak, mininalisir perilaku negatif, menumbuhkan kepercayaan dirinya, berhubungan dg teman2 di sekolah dll

Hmm, atau mungkin  perlu kordinasi dg pihak sekolahnya?

Silakan bunda pertimbangkan....

Barokalloohu fiik ✅

2⃣Yani
Mba keponakan saya umur 7 tahun, setahun yg lalu dia deket sama saya dia semangat belajar, menghapal juz 30 tapi pas sekarang pas mau masuk ke SD dia jadi berubah jadi lebih seneng maen sama temen2 nya di komplek walaupun temen2 nya rta2 lebih tua
Kadang saya suka geram kesel gtu udh cape2 ngebentuk supaya dia rajin tp gra2 maen terus jadi malas. Gmna ya mba cara membentuk kembali pilaku baik buat ponakan saya ini?? Sekarang juga dia sering ngelawan kalau di suruh mandi atau sekolah sama saya atau nenek dan kakeknya
Dia tinggal sama nenek&,kakek jrg ketemu sma org tua nya.

2⃣Yang paling berpengaruh seharusnya orang tuanya..

Tapi tapi ya sudah...

Pada dasarnya Bunda perlu lebih tegas dan konsisten pada anak, dalam menerapkan disiplin

Anak ngeyel gapapa.. Trus berusaha negosiasi saja dan memanh harus cerdas dalam menggadapinya
Anak saat ini sepertinya mmg sedang senanng2nya bertemu teman2nya, punya lingkungan yang jauh berbeda dg rumah dll

Trus beri pengertian, pahami (empati) dan terapkan peraturan dg konsisten
Kerjasama dg orang tuanya juga

Bunda tidak perlu merasa kesal sudah capek2 membentuk anak dst

Karena memang mendidik anak butuh proses

Dan memang proses yang terjadi terus berkelanjutan dengan berbagai faktor yang mempengaruhi

Sehingga bunda dan anak perlu untuk siap selalu beradaptasi mengajadapi tantangan baru
Tantangan yang memang tidak mudah

Adaptasi memang tidak selalu mudah

Tapi semoga Allah mudahkan

Barokalloohu fiik✅

3⃣Bunda Ziya:
Bu..gmn y, mngajarkan rasa berbagi..biar ank ga pelit, misal lg main..sling pinjam..sesekali bs berbagi..tp skli liat tmn2nya pd pelit alias mengamankan mainanny msg2 jd ikutan. Trs gmn jg mngajarkan rasa menerima ketika tdk dberi pinjam mainan mslnya..? (Usia 2, 8 thn)

3⃣Usia 2.8 tahun masih sangat wajar anak2 tidak mau berbagi dan tidak perlu dipaksa
Anak bukan berarti pelit
Namun anak masih di dalam fase egosentris yang membuatnya masih sulit memahami tentang berbagi

Jika dipaksa justru malah akan sulit sekali diberikan
pemahaman

Jadi, berikan anak kesempatan untuk memilih, mainannya bolh dipinjamkan atau tidak

Jika tidak, katakan, baik nak.. Nanti kalau sudah puas baru pinjamkan ya.. Terimakasih anak bunda yang suka berbagi
Katakan pada temannya atau minta anak mengatakan (kalau anak mau), maaf aku masih mau main, nanti ya....

Begitu juga sebaliknya

Kalau anak ingin mainan temannya ingatkan:
Temanmu belum puas main.. Nanti kalau sudah puasdan teman mau meminjamkan ya.

Sampai batas usia brp hrsny sdh phm berbagi ?
Mulai paham 4-5 tahun
Sudah paham 6-7 tahun in syaa Allah
Semoga cukup dipahami, ya bunda ✅
☑Yani:
Mulai usia berapa diperkenalkanTentang berbagi?
Sejak lahir sudah bisa diperkenalkan..
Cuma untuk dipaksa, dilabel anak pelit, disuruh tanpa kerelaan anak?
Hanya berdasarkan keinginan ortu agar anaknya sesuai norma, mau berbgi, setia kawan, tidak sombong dll

Semua butuh proses.
Salah 1 Prinsip dasar parenting adalah penerimaan, dg empati, unconditional love (cinta tanpa syarat)

Itu yang perlu dipahami orang tua kapanpun dalam mendidik anak

Tiap anak tumbuh dalam proses perkembangan yang berkesinambungan.. Oleh karena itu, lihat kesiapan anak✅

4⃣Dewi:
Mohon penjelasannya ttg point 1.) >>> ada kalimat yg menyatakan sbg ortu hrs ttp "cool" apabila anak berulang melakukan perbuatan tdk baik krn ingin melihat reaksi kita, agar tdk ada ruang utk "reward". Mohon penjelasannya & tekniknya jg klo bs, hehe..

4⃣Cool: tidak panik, tidak bereaksi berlebihan, tidak mengeluarkan ekspresi yang meluap2

Tenang saja, berbicara dg nada rendah/ringan/ perlahan, seakan2 bukan masalah ketika menanggapi anak

Namun dg penekanan tertentu ketika waktunya mengarahkan/menasehati/memberikan masukan pada anak
Karena jika dilakukan sebaliknya, anak menangkap sebagai bentuk perhatian orang tua.. Berhasil menarik perhatian ortu sehingga perilaku tersebut justru diulang2

Teknik:
coba latihan ekspresi wajah datar, berbicara seperlunya 'oh begitu'

Tanya perasaan anak

Pahami jalan pikirannya

Lalu baru bernegosiasi.. Dg mengatakan perasaan dan pikiran bunda dan apa yg seharusnya anak lakukan

Contoh: anak corat coret tembok

Adik corat coret tembok?

Oh.. Senangkah corat coret? kenapa? Dg nada biasa

Soalnya....

Gambarmu bagus, tp sedihnya bunda kalau temboknya penuh coretan

Karena corat coret, menggambar, seharusnya di?

Arahkan anak untuk memahami kalau menggambar di kertas atau buku
Terimakasih anak yg tau membedakan tempat menggambar..

Semoga setelah ini menggambarnya dikertas atau buku ya...✅

☑Ummu Hanif:
Terkadang ketika mengajari sikecil 5 tahun hafalan untuk menahan marah,hanya ada  lelehan air mata ( sikecil lihaat ituu...)baikkah untuk perkembanganya mba innu?
Gapapa, in syaa Allah yang penting ngga terisak2 berlebihan

Dan memang konsisten, bundanya merasa sedih (bukan marah) karena perilakunya (lebih tepatnya)

Ingat untuk konsisten antara perasaan dan ekspresi perasaan ya bunda

Kalau sama suami cemburu, bilang cemburu, bukan marah

Kalau suami pulang malam cemas, bilang cemas bukan marah

Kalau pengn dibelikan makanan, tapi ngga dibelikan bilang kecewa, bukan marah
Apalagi dg anak2, agar mereka benar2 paham ttg emosi dan mampu berempati in syaa Allah ✅

5⃣ Bunda Nila:
Anak saya usia hampir 3tahun, sering merengek dan menangis untuk minta sesuatu. saya dan suami selalu berkata begini tiap anak mulai merengek, " mbak, bilangnya yang bagus, ummi/abi gak suka kalo kayak gitu. nanti ummi/abi ambilkan kalo bilang yg bagus". anak biasanya habis itu jd kalem. tapi merengek dan menangis ini masih seriiiing sekali diulangi lagi sm anak. apa cara yang kami lakukan salah? bagaimana cara yang seharusnya?

5⃣Polanya:
Sampaikan perasaan
Lalu pikiran (logis)
Lalu arahkan

Sedihnya ayah bunda, mba merengek terus

Ayah bunda tidak suka mba begitu

Mba bisa mengatakan baik2, ayah, mba mau ini dong... (Nada datar, tidak marah, tidak juga membujuk.. Kalo membujuk, sama saja dg merengek pada anak ☺️

In syaa Allah pasti ayah bunda ambilkan
Kalau anak merengek tinggalkan dulu

Beri waktu sekitar 3 menit, diamkan saja
Setelah tenang baru beri pemahaman lagi

Semoga ayah bunda trus sabar..

Semoga cukup jelas ya bunda =)) barokalloohu fiikum ✅

6⃣ Bunda Reni:
Bagaimana menyikapi dgn bijak anak kita yg berteman dgn tmn yg akhlaknya kadang kurang bagus, suka berbohong, bicara kasar, melempar barang atau menendang...anak saya alhamdulillaah masih bisa memilah ini baik dan buruk, tp saya takut lama2 kebawa sifat itu tanpa sadar...karena bukan anak sendiri jadi saya ndak punya banyak waktu untuk mendidiknya, memarahi jg nanti bisa disalahpahami (umur 6 th dan 3 tahun...)

6⃣Yang penting trus jalin kedekatan dan hubungan baik dg anak

Yang paling berpengruh pada anak adalah ortunya

Jika penanaman nilai oke, hubungan dg ortu juga trus baik in syaa Allah tidak masalah

Anak2 juga belajar dari lingkungan tyata di dunia ini  ada yang baik ada yg tidak baik

Ada yg dapat diikuti ada yang tidak boleh diikuti

Semakin paham contoh3 perilaku baik dan buruk, benar dan salah

Semuanya diambil hikmah, manfatnya bund
Jadikan ladang ilmu pengetahuan

Fokus pada kebaikan2 dan terus semangati anak

JANGAN fokus pada kekhawatian dan kecemasan

Fokus oada hal2 yg bisa dilakukan
Dan trus doakan anak

Barokalloohu fiik ✅

7⃣Bunda Miya:
Bgmn mengatasi anak yg pemalu di sekolah, usia 4,5th.. ga mau b'interaksi, seringnya cemberut. Pdhl klo di rmh ekspresif.. mhn bantuannya bunda Inu,  makasi

7⃣Tiap anak beda, tidak perlu dipaksa untuk bersikap seperti dirinya di rumah
Karena anak2 juga butuh adaptasi dg masa adaptasi yg tentunya berbeda setiap anak =))
Tidak perlu dipaksa

Jawaban saya pada dasarnya hampir sama sg mengatasi anak yang belum mau berbagi

Jangan dilabel pemalu.. Tapi anak masih butuh adaptasi dan sedang belajar mengenali lingkungan
Yang penting trus tunbuhkan kepercayaan diri anak

Tanamkan betapa teman dan gurunya baik, sayang padanya

Kalau sekolahnya aman

Dan ayah bunda sangat bangga atas kemajuannya di sekolah selama ini

Fokus pada kelebihan anak dan mensupportnya ya bunda

Bukan memaksa

Semangaat ✅

☑Bunda Hani Yuniani:
Ada batasan waktu utk adaptasi inikah?

Tidak ada
Sesuai kesiapan anak
Ada yang hanya 2 pekan, 4 bulan, 2 tahun

(Pengalaman saya ketika menjadi kepala sekolah bbrp tahun lalu)

Dan memang tidak dapat dipaksa ✅

☑Yani:
Kalau anaknya gak mau sekolah gara2 malu pengennya sama ibunyaaa terus gmna tuh?

Kalau sudah 5 tahun sudah bisa diajak diskusi bunda..
Tanyakan apa yang dirasakan di sekolah

Pendapat ttg guru, teman dl

Tunjukkan bukti2 konkrit dlsb
Apa yg membuat malu dlsb
Pintar2nya ortu menggali dan memahami perasaan dan kondisi anak
Setelah itu baru ambil keputusan apa yg bisa dilakukan
Komunikasikan dg sekolahnya. ✅

8⃣Bunda Temmy:
Bagaimana memperkenalkan tentang aturan dengan baik tanpa terkesan seram pada anak.. anak saya 4 dan 7 tahun... terkadang suka berlebihan bercanda.. sehingga membuat aturan yg dibuat terlupakan/dilupakan...
Contoh aturan yg terlupakan krn bercanda berlebihan:
Bila sudah waktunya shalat sudah dikomunikasikan untuk langsung sholat.. tetapi ada saja kelucuan yg mereka buat bersama.. sehingga suka lupa kalau niatnya td mau sholat.. padahal sudah wudhu.. sampai harus selalu diingatkan.
Selain itu...
Membawa makanan ketempat tidur..
Sudah dikomunikasikan... tetapi mereka makan sambil bercanda lupa lagi dengan aturan yg dibuat..
Terkadang bingung ... mereka enjoy tapi jd tdk taat aturan..
Harus selalu diingatkan.

8⃣ Intinya masalah2 yang kecil tidak perlu dibesar2kan dan dianggap masalah besar

Selama pada akhirnya anak2 masih terkontrol dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan

Dan anak2 memang masih perlu diingatkan

Yang perlu dilakukan mungkin lebih kepada cara memberi tahu anak

Karena anak2 tidak 'mempan' hanya dengan diingatkan dg kata2

Tapi perlu digerakkan
Caranya?

Alihkan perhatian anak
Atau beri pilihan
Atau beri jeda waktu

Contoh sholat:
Lagi becanda

Eh nak, bunda mau cerita nih mau dengerin ngga?

Baru arahkan ke sholat

Atau beri pilihan:

sayang, mau sholat pake sajadah yang ini atau itu?

Atau jeda waktu

Mau sholat 3 menit lagi atau 5 menit lagi?

Yg penting konsisten pada keputusan yg sudah diambil

Sama2 bunda, semangat ✅

EPILOG

Alhamdulillaah..
Semoga pertemuan kali ini bermanfaaat

Intinya, pada dasarnya anak akan siap untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu yang baik

1. Ia merasa diterima, aman , dicintai lingkungan

2. Percaya diri bahwa dirinya mampu

3. Mendapatkan bekal yang memadai yang membuatnya bersemangat dan semakin mampu dan PD untuk melakukan sesuatu tersebut

Bisa juga bunda bayangkan diri bunda.. Karena kemungkinan besar diri kita pun bgitu
Trus melakukan penerimaan, memaafkan kesalahan anak dan diri kita (karena kita juga manusia, masih terus beradaptasi dan belajar sebagai ibu)

Tiap waktu adalah adaptasi

Hamil, butuh adaptasi
Melahirkan butuh adaptasi
Anak 1 tahun kita aaptasi lagi
Anak remaja kita adaptasi lagi
Anak menikah, adaptasi lagi

Dst dst

Trus mohon pada Allah untuk diberikan sabar dan syukur tidak terbatas sehingga kita dapat menanamkan perilaku baik pada anak2 kita, membantu anak menghilangkan perilaku negatifnya.. Menjadi ibu yang baik, dan semoga Allah menerimanua sbg amal baik yang berbentuk ibadah pada Nya
Aamiin
Terimakasih, wajazakumullooh khoiron,

Semangat, Bundaa

sekelumit kisah tentang Ali Bin Abi Thalib

����������������������

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Bunda-bunda solihat... tema diskusi kita hari ini adalah
��Tema Bebas��

Mari ditentukan bersama dengan anggota kelompok yang lain...

Sementara itu.. masih penasarankah dengan tema diskusi kemarin?

Berikut adalah sekelumit kisah tentang Ali Bin Abi Thalib

����������������������
Ali Bin Abi Thalib R.A
����������������������

Ali Bin Abi Thalib adalah termasuk diantara 10 Sahabat Nabi yang paling awal masuk Islam sekaligus dijamin masuk surga oleh Nabi dalam satu hadits. Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Rasulullah sekaligus yang pertama kali masuk Islam dari kalangan pemuda. Saat masuk Islam, usia beliau masih 10 tahun (atau 8 tahun dalan riwayat yang lain)

Ali adalah seorang yang zuhud dan sederhana. Ia tidak senang pada kemewahan hidup, bahkan menentangnya. Ali Bin Abi Thalib adalah perwira yang cerdas, tangkas, teguh pendirian, dan pemberani. Tidak ada yang meragukan keperwiraannya. Berkat keperwiraannya tersebut, Ali mendapat julukan Asadullah yang artinya 'singa Alloh'.

Pada saat Rasulullah SAW Wafat, ketika kaum Muslimin hendak memilih khalifah pengganti Rasulullah SAW , Ali bin Abi Thalib lebih memilih mengikuti kesepakatan kaum muslimin untuk membait Abu Bakar sebagai khalifah pengganti Rasulullah. Ia ridha berada dalam bai'at tersebut dan begitu memuliakan sahabat seniornya tersebut. Begitu pula dengan Abu Bakar, yang juga begitu memuliakannya.

������Khalifah Keempat

Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu adalah khalifah keempat dari Khulafaurrasyidin, sebuah estafet kepemimpinan yang selau berada dalam petunjuk dan hidayah. Ali bin Abi Thalib melanjutkan tongkat kepemimpinan para pendahulunya Abu Bakar Ash- Shiddiq, Umar bin Khathab, dan Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhum. Kepemimpin yang tegak atas baiat kaum muslimin, yang berjanji setia dan ridha untuk melanjutkan risalah dakwah yang diemban oleh Rasulullah.

Karena ketegasannya, ia tidak segan-segan mengganti pejabat gubernur yang dinilainya tidak benar mengurusi kepentingan umat Islam.

Selain ia dikenal sebagai panglima pemberani yang ahli dalam perang tanding, beliau juga ahli dalam bidang fikih, ahli hikmah, sekaligus ahli strategi pemerintahan. Ali merupakan sosok pemimpin yang petunjuk, ucapan, dan perbuatannya
banyak diikuti oleh kaum Muslimin dalam kehidupan mereka. Perjalanan hidupnya menjadi sumber kekuatan iman, lurusnya kasih sayang, dan sahihnya pemahaman
beragama.

������Kelompok yang Mengagungkan Sahabat Ali Secara Ekstrim (Ghuluw)--Syiah Rafidhah

Posisinya sebagai kerabat Rasulullah, membuat sebuah kelompok yang menganggapnya sebagai khalifah yang berhak menggantikan kepemimpinan Rasulullah. Bahkan ada yang mengagung-agungkannya secara ekstrem (ghuluw) sebagaimana dilakukan oleh kelompok Syiah Rafidhah. Sehingga , kini beredar hadis-hadis daif dan maudhu (palsu) yang berhubungan dengan Ali bin Abi Thalib, terutama hadis-hadis yang berkaitan dengan kepemimpinan pascawafatnya Rasulullah SAW. Hadits-hadits palsu tersebut memuat kebohongan-kebohongan dan kekeliruan paham serta keyakinan dari kelompok Syiah Rafidhah yang bersikap berlebih-lebihan terhadap Ali bin Abi Thalib, bahkan menempatkannya seolah-olah seperti Tuhan.

������Belajar dari Sosok Ali Bin Abi Thalib

Kita dapat belajar dari sosok Ali mengenai fikihnya dalam berinteraksi dengan sunah-sunah Rasulullah dan petunjuk-petunjuk terbaiknya, kedekatannya dengan
Alquran dan mengikuti petunjuk Rasul-Nya, pentingnya rasa takut kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, mencari apa yang ada di sisi-Nya demi kesuksesan dunia dan akhirat, dan pengaruh dari nilai-nilai ini semua dalam kehidupan umat Islam dan kebangkitan mereka, serta peran mereka dalam mendukung dan mengemban misi peradaban.

Ralika
HSMN.TimTemaDiskusi@gmail.com

Sumber:

��Ash-Shalabi,Ali Muhammad, Prof. Dr. Biografi Ali bin Abi Thalib.Pustaka Al-Kautsar.www.kautsar.co.id/mobile/read/book/192/biografi-ali-bin-abi-thalib/ Diakses 28 Mei 2015

��https://m.facebook.com/permalink.php?id=164021043737797&story_fbid=436896019693306

��http://m.arrahmah.com/kajian-islam/ustadz-budi-ashari-lc-pantas-mereka-takut.html

��http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/09/08/msrmzr-saat-kebohongan-tentang-ali-bin-abi-thalib-terungkap

��http://m.marketingalitishom.com/news/21/Sejarah-Khulafaur-Rasyidin-Abu-Bakar-Umar-Usman-Ali-ra

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
〰〰〰  HSMN  〰〰〰
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

��FP: Seminar Menuntun Anak Menyongsong Surga

��FB: Seminar MAMS (HS Muslim Nusantara)

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

Ikuti Seminar menuntun Anak Menyongsong Surga. 30 Mei 2015. Gd.Indosat pusat.Jakarta. Mau beriklan di seminar? Masih bisa... ditunggu sampai hari ini
����������������������

Mari kita bersama berbagi manfaat dan hikmah yang telah Alloh SWT beri...

Tentang Sahabat Ali Bin Abi Thalib RA

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Bunda-bunda solihat... tema diskusi kita hari ini adalah

'Tentang Sahabat Ali Bin Abi Thalib RA.'

Ali Bin Abi Thalib RA termasuk dari 10 Sahabat Nabi yang paling awal masuk Islam sekaligus dijamin masuk surga oleh Nabi dalam satu hadits. Usianya ketika masuk Islam adalah masih sangat belia yaitu 10 tahun.

Bagaimana kisahnya?

Apa saja kontribusinya untuk Islam?

Apa yang bisa diteladani buah hati kita dari sahabat Ali?

Adakah bunda-bunda yang hendak berbagi tentang ini?

Yuuk mari kita diskusikan bersama....

Mari berbagi hikmah dan manfaat yang telah Alloh beri...

Ralika
HSMN.TimTemaDiskusi@gmail.com

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
hsmn
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
facebook.com/hsmuslimnusantara

FP: Seminar Menuntun Anak Menyongsong Surga

FB: Seminar MAMS (HS Muslim Nusantara)

instagram: @hsmuslimnusantara

twitter: @hs_muslim_n

web:
hsmuslimnusantara.org

Ikuti kuis di medsos HSMN. Dapatkan tiket Seminar Senilai Rp.375.000,- Seminar menuntun Anak Menyongsong Surga. 30 Mei 2015. Gd.Indosat pusat.Jakarta.

Move on yuk

����RESUME DISKUSI GROUP HSMN 8����

⏰Jum'at, 22 mei 2015 jam 14.30-16.30 BBWI
��Bu Dyan
��Tema : move on Yuuk
��Moderator : Bu Afita
��Notulen : Bu Rini Janvier

�� PROFIL NARASUMBER
Nama lengkap: Dhian Fatmasari, S.S, C.ht
Alumni: UNDIP
Profesi: penulis, Trainer, KepalaSekolah, Pengusaha
Motto: Do The Best and Let God Do The Rest
Visi: Writer - Trainer- speaker yang menginspirasi 25 juta pemuda dan remaja di seluruh Indonesia 2020
Jumlah anak:  5 orang

��PROLOG��

Assalamu'alaikum. ...
Sy Dhian 'Motivateen' Fatmasari ... penulis buku Move ON Nggak Pake Lama ( On 4 Teens )....
Kesempatan sore ini sy akan berbagi ttg 4 ON for parents....
On yg pertama VISION
Nggak perlu dijelaskan ya ttg definisi sy yakin ibu2 semua sdh paham. Yg perlu sy garis bawahi, vision ini bukan vision seperti di perusahaan2. Vision pd remaja hanya u memastikan remaja punya arah. Fenomena remaja2 alay krn mereka tdk dibiasakan u punya life plan or vision. Bagaimana tips membangun visi pd remaja ? Nanti kita detailkan saat diskusi yaa........
Yg kedua, ACTION....
Bagaimana caranya membuat remaja berkomitmen pd visi dan mau melakukan action yg strategis dan terarah ? Kalau kata Anthony Robbins,  tdk ada manusia yg malas yg ada hanyalah tujuan atau visi yg lemah, yaitu tujuan yg tdk menginspirasi. So, pastikan visi yg dibuat remaja adalah visi yg bener2 'gw banget'...itu akan membangun kesadaran pribadinya...shg akan jauh lebih mudah u memastikan mereka on the track.
Ketiga, PASSION...steve job dlm pidatonya yg masyhur mengatakan....cintai apa yg kamu lakukan dan lakukan apa yg kamu cintai....Kalau ingin mjd extraordinary, pastikan kita hny melakukan hal2 yg luar biasa. Dan u melakukan action yg luar biasa, bahan bakar yg utama adalah passion
U mengenal dng akurat apa passion anak2 kita, ada 3 cara. Cara yg pertama, dng observasi manual. Amati pd aktifitas apa anak2 kita enjoy bingits...dan mungkin akan tertemu lbh dr 1 aktifitas. It's ok....krn msh ada saringan kedua, yaitu amati lg...dr sekian banyak aktifitas favoritnya tsb mana yg kemampuannya makin tumbuh. Dan terakhir, diantara sekian aktifitasnya yg bertumbuh, mana yg mendapat pengakuan dr org lain. Nah, berdasarkan 3 saringan tsb, besar kemungkinan itulah passion anak2 kita.
Cara kedua dng menyertakan anak2 kita pd test yg dilakukan scr tertulis. Cara ini tingkat akurasinya lbh baik dibanding cara pertama, tp msh ada kelemahannya. Karena based on paper, mood pelaku sangat menentukan hasil. Kalau lg mood, besar kemungkinan hasil nya oke...tp kalau lg nggak mood...wah hasilnya bisa kacau balau. Nah, yg paling akurat itu finger test. Ada banyak merk di luar sana, sila dipilih yg paling pas.
Keempat, collaboration. ..kura2 dan kelinci kalau hanya sibuk bersaing, mereka akan mjd lelah...tp bila kura2 dan kelinci berkolaborasi, mereka akan  mjd tim yg luar biasa dan memperoleh kepuasan yg lebih besar.
Means......tdk ada satu org hebat pun yg bisa sukses sendirian. Sekarang bukan lg era nya superman, tp skrg eranya the avangers....ada hulk, ada iron man, ada thor...��...makanya luky ( musuhnya the avangers ) gampang kalah...wong sendirian....he he he....
U pengantar cukup sekian, kita tajamkan melalui diskusi. ..
Saya tambahkan sedikit.....semua yg sy sampaikan di atas terutama u remaja nggih....
Tambahan pula u collaboration. ... kalau mau remaja yg mudah berkolaborasi, pastikan kita berkomunikasi dng cara2 yg kondusif u menjaga self esteem mereka. Pengalaman sy, remaja dng self esteem rendah lah yg mudah terbawa arus negatif.✅

1⃣Afita Risdiarti: Menunggu pertanyaan dari bunda2 yg lain saya mau nanya bu..pada usia brp minimal kita persiapkan anak2 agar kelak mrk mudah menentukan visi hidupnya..serta langkah2 apa yg bisa ortu lakukan ntuk menstimulasinya..
Jzk khoir bu

Jawab :
Pertanyaan yg menarik bunda afita.
Menurut sy, tdk ada anak yg terlalu kecil atau terlalu muda u kita kenalkan dng visi. Sekali lagi, makna visi bukan seperti di perusahaan2 ya...tp lbh seperti tujuan atau cita2. Sy pribadi memang mengenalkan ttg visi sejak anak2 sy bisa berkomunikasi ( +- 2 tahun ). Semuanya....termasuk yg paling kecil, yg belum genap 2 tahun. Dan itu memudahkan sy u mengarahkan aktifitas mereka atau saat mereka 'melenceng'.
Dan ada story yg cukup menarik dr kisah hidupnya org2 sukses, co : muhamad al fatih, tiger wood, michael jordan. Ortu mereka sdh menanamkan visi sejak mereka blm bisa berjalan.
Tinggal action kita sbg ortu spy remaja atau anak2 bs konsisten.......✅

2⃣Pertanyaan lanjutan bu dari mbak zulaiha..
Bisa dicontohkan visi untuk usia 2 tahun bahkan kurang dari itu, seperti apa sich contohnya,,!!
Jazakillah

Jawab :
Terima kasih, mb zulaiha..
Alhamdulillah sy sdh tahu potensi dasar nya anak2, melalui 3 cara yg sdh sy sampaikan di atas nggih ( di bag passion ). So, secara mendasar sy tahu kekuatan2 utama anak2 sy. Berdasarkan itulah sy memetakan anak2. Yg sy lihat potensi terbesarnya pd kepemimpinan, ya sy arahkan u menjadi pengusaha....atau dia suka menyebut dirinya adalah CEO kaliber internasional.....yg suka baca, sy arahkan pd dunia penelitian atau ilmuwan. Itu yg sy lakukan.
Pd kisah Muhammad al fatih,  ayahnya setiap hari sambil menggendong al fatih menunjukkan benteng konstantinopel dan menceritakan ttg sabda Rasul yg sangat populer itu. Pd tiger wood, sejak usia 9 bulan ayahnya memeragakan cara bermain golf sambil menjelaskan semua detail ttg golf. Sejak usia 3 tshun, wood sdh dilatih oleh pelatih profesional. ✅

3⃣Pertanyaan berikut dari mbak rita..
Bgmn menanamkan visi untuk anak 4 tahun dan media apa yg kita butuhkan untuk mrlakatksn visi mereka k dlm sanubarinya, sehingga apspun rintangannya mereka berkomitmen untuk meraih visi mereka.
Misal anak saya arahkan untuk menjadi penyanyi, krn suka menyanyi��

Jawab :
Mb rita.....
Passion nya ananda memang menyanyi kah ?
Kenali dan pastikan dulu, apa passion nya ananda....
So, mengarahkannya itu bisa natural dan smooth. Seperti pemahat itu lhoo...mereka ikuti garis kayu nya khan...tdk memotong jalur....✅

4⃣Pertanyaan dari ummu fathiya
Bu, saya mau tanya :
1. Pada poin ke tiga, ada istilah " finger tes" apasih artinya yang lebih mudah dipahami?
2. Tadi juga telah du sebutkan " pastikan kita berkomunikasi dengan cara2 yang kondusif untuk menjaga SELF ESTEEM mereka" maksudnya apa Bu?
3. Pada poin ke empat, KOLABORASI yang di maksud itu seperti apa? Apakah kolaborasi anak dengan anak atau anak dengan orangtua atau kolaborasi yang seperti apa??
'afwan, banyak sekali yang di tanyakan,, jazakillah

Jawab :
1. Finger test adalah test sidik jari. Ada banyak merk yg menawarkan test sidik jari u tahu lbh akurat potensi dan passion ananda.

2.Maksudnya....berkomunikasi yg menjaga ' hargadiri' anak. Caranya :
> Fokus pd hal2 positif yg dimiliki ananda, shg kita tdk bny mengkritik atau menyalahkan.  Fokus pd kelebihan juga membantu kita u bersikap tenang, terkendali saat anak 'keluar jalur'
> Biasakan melakukan komunikasi yg sehat ( mendengarkan dng sungguh2, berempati saat mereka dlm kondisi tdk nyaman, sering berdialog ttg hal2 yg disukai anak, bila anak sdh remaja sering2 lah membersamai aktifitas2 yg ananda lakukan..co : nobar dng anak or mendaki gunung bersama anak )
> Minta ijin saat hendakmemberi masukan. Esp kalo anak sdh remaja. Co : mama memahami kalau kamu sedih, boleh mama cerita pengalaman mama waktu mama seusia kamu?
Jd nggak asal nyerocos menasehati....apalg mengomel....he he.....

3. Kolaborasi bagi anak remaja itu dng 3 pihak, dng ortu dan keluarga...dng guru dan dng teman. Dan biasanya,u anak2 remaja...teman punya pengaruh terbesar.
Khan harapan kita, anak2 itu bisa bergaul dng baik, bersama anak2 yg juga baik, dan hubungannya dng kita sbg ortu juga baik. Anak2 yg baik self esteem atau rasa penghargaan diri nya.....akan mampu secara mandiri memfilter hal2 negatif di luar sana dan bahkan berkolaborasi dng org2 dewasa, u mencapai tujuan or target hidupnya.✅

��EPILOG��

Ibu2 yg dicintai Allah,  kita semua manusia adalah mahluk Allah yg diberi amanah u mjd khalifah fil ardh, dan Allah memberikan kita 'senjata' yg sangat luar biasa yaitu otak kita. Sila membaca bny referensi ttg penelitian2 terakhir menyangkut kekuatan otak dan pikiran.
Dan Pada remaja, bila kita bisa menyadarkan sedari dini ttg potensi unlimited yg mereka miliki, sungguh........bukan hanya bangsa ini, tp bahkan umat ini akan mjd luar biasa, sebagaimana yg dijanjikan Allah.....
Nah, ibu2......sdh seberapa peduli kah kita pd perkembangan remaja u mencapai peak performance ? Apalg melihat fenomena saat ini, betapa mirisnya kita melihat dunia remaja......mungkin anak2 kita sangat beruntung krn memiliki kita sbg ortu yg peduli, tp bgmn dng remaja2 di luar sana ?
Time to action.....time to do something....bunda2 sholihat.....selamat beraktifitas....selamat berkarya......matur nuwun sdh diberi kesempatan u berbagi.....��
Wasallam..............

Oleh-Oleh Dari Seminar ‘Kekuatan Sentuhan Cinta’

Oleh-Oleh Dari Seminar ‘Kekuatan Sentuhan Cinta’

Oleh: thasya sugito

Ceritanya, april yang lalu, saya berkesempatan berada sepanggung dengan beberapa ibu hebat, dalam sebuah seminar parenting yang temanya adalah ‘Kekuatan Sentuhan Cinta’. Para ibu hebat itu adalah:Ibu Siti Oded (Istri wakil walikota Bandung), Bunda Ria Mulianti (Istrinya Kak Eka Wardhana-Rumah Pensil Publisher), dan Teh Ninih Muthmainnah (Istri Aa Gym).
Masya Allah…

Bunda Ria Mulianti…menceritakan pengalaman beliau dalam mendidik keempat putranya. Beliau adalah seorang yang cukup sibuk diluar rumah…karena punya amanah di Rumah Pensil Publisher , sanggar gambar rumah pensil, dan juga menggawangi creative women community.
Tapi,kesibukan beliau tidak membuat beliau lupa untuk mendidik anak-anaknya untuk mencintai dan meneladani Rasulullah dan sahabat2nya. Hasilnya…anak pertama beliau adalah anak yang sangat ingin berjihad ke palestina, bahkan di usia 12 tahun, bilang ke bundanya: “bun, aku sudah menabung…ini celengan aku, tolong izinkan aku berangkat ke palestina ya. Aku sedih melihat anak-anak palestina tidak bisa sebahagia aku disini.” Bunda Ria akhirnya mengarahkan anaknya, untuk berjihad dengan pena…anak tsb diarahkan untuk menulis buku, dan ia akhirnya menulis satu seri buku cerita anak tentang jihad dan anak2 palestina. Buku tersebut sudah habis terjual 1000exp dalam 10 hari saja!! Menurut pengalaman bunda Ria, cara paling efektif untuk mengajarkan anak nilai2 kebaikan adalah dengan cara mendongeng (selain keteladanan tentunya). Sehingga beliau tidak pernah melewatkan malam tanpa mendongengkan kisah rasul dan para sahabat kepada anak-anaknya. Mendongeng, tidak harus dengan style pendongeng yang sangat ekspresif, yang mungkin sulit kita tiru….tapi lakukanlah dengan cinta….sehingga dongeng kita akan sampai ke hatinya..
Prinsipnya, kalau anak-anak sudah mengenal Tuhannya, Rasulnya (melalui dongeng)…maka insya Allah mereka akan mencintai Allah dan RasulNya. Bukankah itu yang kita harapkan?? Anak-anak yang mencintai Allah dan RasulNya, sehingga mereka tidak akan melakukan hal yang tidak disukai oleh kekasihnya itu?
Disini, yang terpikir oleh saya adalah “duh….sudah sejauh mana saya mengenalkan Allah dan juga Shiroh kepada anak-anak? Mengenalkan mungkin sudah…tapi sudahkah saya secara konsisten berikhtiar menumbuhkan cinta mereka pada Allah dan Rasul serta para sahabat?? (hiks…tamparan pertama)'”

Lalu…Umi (Bu Siti Oded), menceritakan dahsyatnya dampak rumah cinta. Beliau menceritakan fenomena anak2 di sukabumi (kota kecil) yang 60% dari 200 anak usia remaja yg dijadikan objek penelitian, ternyata sudah melakukan hubungan seks dengan pacarnya. Astaghfirullah….astaghfirullah…..kalau di kota kecil saja begitu? Gimana kabarnya dengan anak2 kita yang hidup di kota2 besar? Tambahannya…Umi cerita, bahwa ketika berkunjung ke beberapa pesantren, lalu bertanya kepada para SANTRI tentang siapa idola mereka….rata2 jawabannya adalah para artis (lokal dan korea). Duh….apakah mereka tidak mengenal Rasulullah? Sang manusia mulia nan sejati cintanya…
Itulah sebabnya….Umi menekankan…bahwa cinta, adalah dasar dari pendidikan dalam keluarga. Hanya dengan bangunan cinta yang kokohlah, anak tidak akan keluar dari pakem yang disepakati dalam keluarga. Sehingga, kata-kata “membentengi” anak….sejatinya bukanlah membentengi secara fisik (memproteksi fisik anak dari lingkungan yang tidak baik, dll)…melainkan membangun benteng tsb dalam diri anak, sehingga tercipta resiliensi (kemampuan anak untuk selalu berada dalam pakemnya, dalam koridor yang ditetapkan menjadi nilai terbaik untuk dirinya dan keluarganya) dimanapun anak berada…dengan siapapun anak bergaul. Resiliensi ini hanya akan terkokohkan dalam diri anak, bila di rumah cintanya sudah terbangun, sehingga tidak ada tempat lain yang lebih nyaman bagi si anak, selain di rumahnya sendiri.

Berikutnya, yang selalu harus menjadi pegangan utama dalam mendidik anak, dan kembali diingatkan oleh teh Ninih: “Yaa Bunayya…Laa Tusyrik Billah”. Teteh cerita….sebelum ke hal lainnya, pastikan dulu bab ini sudah mantap. Bab ketauhidan, yang menjadi dasar dari agama islam. Sehingga, insya Allah pertanggung jawaban kita kelak akan lebih ringan.
Lalu…yang orangtua sering lupa: TAUBAT!!

Kita sering merasa anak sulit diatur…anak banyak membantah…anak tidak sesuai harapan. Lalu saat perasaan itu hadir, seringkali kita merasa, itu adalah ‘salahnya’ anak. Padahal….sejatinya, itu adalah kesalahan kita dalam mendidik. Maka,TAUBAT adalah bagian terpenting dalam proses mendidik anak. Jangan hanya banyak harapan thdp anak….tapi, perbanyak taubat, perbanyak tafakur.

Teteh cerita, bagaimana dulu Ghaza (putra ke-6 tth), adalah anak yang kerjanya main PS…gak semangat belajar….sampai harus mengenakan kacamata dengan silindris 6 karena hobinya itu. Teteh saat itu merasa berdosa….karena tidak tegas dan tidak banyak menghabiskan waktu bersama Ghaza. Lalu…saat berkesempatan umroh, teteh menangis di multazam….bertaubat…mengakui kesalahannya dalam mendidik anak, dan memohon agar Allah mengampuni. Sepulang umroh….Ghaza ditanya oleh salah seorang ustadz di DT, mau tidak Ghaza menghafal qur’an? Ghaza langsung jawab mau…tanpa ba-bi-bu. Padahal, sebelumnya….sulit sekali tth mengarahkannya. Singkat cerita….dalam waktu 6 bulan…Ghaza menyelesaikan 27 juz hafalan qur’annya….dan tuntas 30 juz hanyadalam waktu 8 bulan saja.

Sehingga, benarlah…taubat kita, adalah pembuka jalan. Ketika kita bertaubat…memohon ampunan Allah atas kefakiran ilmu kita dalam mendidik anak, Allah akan bukakan jalan.

Selain itu…mencintai anak, artinya mendoakannya dengan penuh cinta. Bukan sekedar kata-kata tak berarti….melainkan kata-kata yang lahir dari hati. Saya mempraktekkannya sejak punya anak pertama 11 tahun yang lalu….ilmu ini pun saya peroleh dari teh Ninih, waktu saya masih nyantri di DT: Setiap Sholat malam….usahakan sholat dengan rakaat 2-2-2-2-…., agar kita memiliki banyak waktu untuk mendoakan anak dan suami. Ba’da dua rakaat pertama…doakan orang tua dan suami dengan penuh cinta.

Lalu…ba’da dua rakaat kedua, doakan anak yang pertama. Ba’da dua rakaat ketiga, doakan anak yang kedua, dst….

Perhatikan….setiap kali iman kita sedang baik, cinta kita sedang penuh….anak akan menjadi sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sebaliknya….setiap kali iman kita sedang lemah….kita sedang futur, anak pun akan terasa sulit diatur, dll. Maka….penuhi diri dengan energi iman….sehingga cinta akan lahir tanpa diminta.

Anak-anak yang dibesarkan dengan cinta, insya Allah akan menjadi pribadi yang penuh cinta pula.
Dengan Cinta kita mendidik anak….dengan ilmu kita mengasuhnya….

Sungguh, berada disana bersama para ibu luar biasa ini, menyadarkan saya betapa luasnya ilmu Allah dan betapa sedikit ilmu yang sudah saya tahu dan amalkan..
Semoga bermanfaat ^_^

Asuransi Terbaik

��Asuransi Terbaik

Ditulis oleh Budi Ashari

Asuransi Terbaik

 

Bukti cinta orang tua sepanjang jalan adalah mereka memikirkan masa depan anaknya. Mereka tidak ingin anak-anak kelak hidup dalam kesulitan. Persiapan harta pun dipikirkan masak-masak dan maksimal.

Para orang tua sudah ada yang menyiapkan tabungan, asuransi bahkan perusahaan. Rumah pun telah dibangunkan, terhitung sejumlah anak-anaknya. Ada juga yang masih bingung mencari-cari bentuk penyiapan masa depan terbaik. Ada yang sedang memilih perusahaan asuransi yang paling aman dan menjanjikan. Tetapi ada juga yang tak tahu harus berbuat apa karena ekonomi hariannya pun pas-pasan bahkan mungkin kurang.

Bagi yang telah menyiapkan tabungan dan asuransi, titik terpenting yang harus diingatkan adalah jangan sampai kehilangan Allah. Hitungan detail tentang biaya masa depan tidak boleh menghilangkan Allah yang Maha Tahu tentang masa depan. Karena efeknya sangat buruk. Kehilangan keberkahan. Jika keberkahan sirna, harta yang banyak tak memberi manfaat kebaikan sama sekali bagi anak-anak kita.

Lihatlah kisah berikut ini:

Dalam buku Alfu Qishshoh wa Qishshoh oleh Hani Al Hajj dibandingkan tentang dua khalifah di jaman Dinasti Bani Umayyah: Hisyam bin Abdul Malik dan Umar bin Abdul Aziz. Keduanya sama-sama meninggalkan 11 anak, laki-laki dan perempuan. Tapi bedanya, Hisyam bin Abdul Malik meninggalkan jatah warisan bagi anak-anak laki masing-masing mendapatkan 1 juta Dinar. Sementara anak-anak laki Umar bin Abdul Aziz hanya mendapatkan setengah dinar.

Dengan peninggalan melimpah dari Hisyam bin Abdul Malik untuk semua anak-anaknya ternyata tidak membawa kebaikan. Semua anak-anak Hisyam sepeninggalnya hidup dalam keadaan miskin. Sementara anak-anak Umar bin Abdul Aziz tanpa terkecuali hidup dalam keadaan kaya, bahkan seorang di antara mereka menyumbang fi sabilillah untuk menyiapkan kuda dan perbekalan bagi 100.000  pasukan penunggang kuda.

Apa yang membedakan keduanya? KEBERKAHAN.

Kisah ini semoga bisa mengingatkan kita akan bahayanya harta banyak yang disiapkan untuk masa depan anak-anak tetapi kehilangan keberkahan. 1 juta dinar (hari ini sekitar Rp 2.000.000.000.000,-) tak bisa sekadar untuk berkecukupan apalagi bahagia. Bahkan mengantarkan mereka menuju kefakiran.

Melihat kisah tersebut kita juga belajar bahwa tak terlalu penting berapa yang kita tinggalkan untuk anak-anak kita. Mungkin hanya setengah dinar (hari ini sekitar Rp 1.000.000,-) untuk satu anak kita. Tapi yang sedikit itu membaur dengan keberkahan. Ia akan menjadi modal berharga untuk kebesaran dan kecukupan mereka kelak. Lebih dari itu, membuat mereka menjadi shalih dengan harta itu.

Maka ini hiburan bagi yang hanya sedikit peninggalannya.

Bahkan berikut ini menghibur sekaligus mengajarkan bagi mereka yang tak punya peninggalan harta. Tentu sekaligus bagi yang banyak peninggalannya.

Bacalah dua ayat ini dan rasakan kenyamanannya,

Ayat yang pertama,

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ

“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu.” (Qs. Al Kahfi: 82)

Ayat ini mengisahkan tentang anak yatim yang hartanya masih terus dijaga Allah, bahkan Allah kirimkan orang shalih yang membangunkan rumahnya yang nyaris roboh dengan gratis. Semua penjagaan Allah itu sebabnya adalah keshalihan ayahnya saat masih hidup.

Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan,

“Ayat ini menunjukkan bahwa Allah ta’ala menjaga orang shalih pada dirinya dan pada anaknya walaupun mereka jauh darinya. Telah diriwayatkan bahwa Allah ta’ala menjaga orang shalih pada tujuh keturunannya.”

Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya menukil kalimat Hannadah binti Malik Asy Syaibaniyyah,
“Disebutkan bahwa kedua (anak yatim itu) dijaga karena kesholehan ayahnya. Tidak disebutkan kesholehan keduanya. Antara keduanya dan ayah yang disebutkan keshalihan adalah 7 turunan. Pekerjaannya dulu adalah tukang tenun.”

Selanjutnya Ibnu Katsir menerangkan,

“Kalimat: (dahulu ayah keduanya orang yang sholeh) menunjukkan bahwa seorang yang shalih akan dijaga keturunannya. Keberkahan ibadahnya akan melingkupi mereka di dunia dan akhirat dengan syafaat bagi mereka, diangkatnya derajat pada derajat tertinggi di surga, agar ia senang bisa melihat mereka, sebagaimana dalam Al Quran dan Hadits. Said bin Jubair berkata dari Ibnu Abbas: kedua anak itu dijaga karena keshalihan ayah mereka. Dan tidak disebutkan kesholehan mereka. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa ia adalah ayahnya jauh. Wallahu A’lam

Ayat yang kedua,
“Sesungguhnya pelindungku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.” (Qs. Al A’raf: 196)

Ayat ini mengirimkan keyakinan pada orang beriman bahwa Allah yang kuasa menurunkan al Kitab sebagai bukti rahmatNya bagi makhlukNya, Dia pula yang akan mengurusi, menjaga dan menolong orang-orang shalih dengan kuasa dan rahmatNya. Sekuat inilah seharusnya keyakinan kita sebagai orang beriman. Termasuk keyakinan kita terhadap anak-anak kita sepeninggal kita.

Untuk lebih jelas, kisah orang mulia berikut ini mengajarkan aplikasinya.

Ketika Umar bin Abdul Aziz telah dekat dengan kematian, datanglah Maslamah bin Abdul Malik. Ia berkata, “Wahai Amirul Mu’minin, engkau telah mengosongkan mulut-mulut anakmu dari harta ini. Andai anda mewasiatkan mereka kepadaku atau orang-orang sepertiku dari masyarakatmu, mereka akan mencukupi kebutuhan mereka.”

Ketika Umar mendengar kalimat ini ia berkata, “Dudukkan saya!”

Mereka pun mendudukkannya.

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Aku telah mendengar ucapanmu, wahai Maslamah. Adapun perkataanmu bahwa aku telah mengosongkan mulut-mulut anakku dari harta ini, demi Allah aku tidak pernah mendzalimi hak mereka dan aku tidak mungkin memberikan mereka sesuatu yang merupakan hak orang lain. Adapun perkataanmu tentang wasiat, maka wasiatku tentang mereka adalah: ((إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ)). Anaknya Umar satu dari dua jenis: shalih maka Allah akan mencukupinya atau tidak sholeh maka aku tidak mau menjadi orang pertama yang membantunya dengan harta untuk maksiat kepada Allah.” (Umar ibn Abdil Aziz Ma’alim At Tajdid wal Ishlah, Ali Muhammad Ash Shalaby)

Begitulah ayat bekerja pada keyakinan seorang Umar bin Abdul Aziz. Ia yang telah yakin mendidik anaknya menjadi shalih, walau hanya setengah dinar hak anak laki-laki dan seperempat dinar hak anak perempuan, tetapi dia yakin pasti Allah yang mengurusi, menjaga dan menolong anak-anak sepeninggalnya. Dan kisah di atas telah menunjukkan bahwa keyakinannya itu benar.

Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang khalifah besar yang berhasil memakmurkan masyarakat besarnya. Tentu dia juga berhak untuk makmur seperti masyarakatnya. Minimal sama, atau bahkan ia punya hak lebih sebagai pemimpin mereka. Tetapi ternyata ia tidak meninggalkan banyak harta. Tak ada tabungan yang cukup. Tak ada usaha yang mapan. Tak ada asuransi seperti hari ini.

Tapi tidak ada sedikit pun kekhawatiran. Tidak tersirat secuil pun rasa takut. Karena yang disyaratkan ayat telah ia penuhi. Ya, anak-anak yang shalih hasil didikannya.

Maka izinkan kita ambil kesimpulannya:

Bagi yang mau meninggalkan jaminan masa depan anaknya berupa tabungan, asuransi atau perusahaan, simpankan untuk anak-anak dari harta yang tak diragukan kehalalannya.

Hati-hati bersandar pada harta dan hitung-hitungan belaka. Dan lupa akan Allah yang Maha Mengetahui yang akan terjadi.

Jaminan yang paling berharga –bagi yang berharta ataupun yang tidak-, yang akan menjamin masa depan anak-anak adalah: keshalihan para ayah dan keshalihan anak-anak.

Dengan keshalihan ayah, mereka dijaga.

Dan dengan keshalihan anak-anak, mereka akan diurusi, dijaga, dan ditolong Allah. Semoga Bermanfaat

Iman kepada hari akhir

����������������������

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Bunda-bunda solihat....

Tema diskusi kita hari ini adalah
��Iman Kepada Hari Akhir��

Sebelum berdiskusi, berikut secuplik artikel yang bisa kita pelajari bersama

����������������������

Hidup di Dunia Hanya Sementara

����������

Qur'an Surat An-Naml(27): 1-5
27.An-Naml : 1

طس ۚ تِلْكَ آيَاتُ الْقُرْآنِ وَكِتَابٍ مُبِينٍ

Tho Sin. Inilah ayat-ayat Al-Qur'an, dan Kitab yang jelas,

27.An-Naml : 2

هُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ

petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman,

27.An-Naml : 3

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

(yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan mereka meyakini adanya akhirat.

27.An-Naml : 4

إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ أَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk), sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan.

27.An-Naml : 5

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَهُمْ سُوءُ الْعَذَابِ وَهُمْ فِي الْآخِرَةِ هُمُ الْأَخْسَرُونَ

Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat siksaan buruk (di dunia) dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling rugi.

Manusia tinggal di dunia hanya sementara dan waktu yang singkat. Kemudian menuju kehidupan akhirat tempat tinggal selamanya.

Harta benda serta kesenangan di dunia walaupun diciptakan serupa dengan yang ada di akhirat, sebenarnya memiliki banyak kekurangan dan kelemahan karena harta benda dan kesenangan tersebut ditujukan hanya agar manusia mengingat hari akhirat. Alloh menegaskan betapa dunia merupakan tempat sementara yang penuh dengan kekurangan (QS Al Hadid(57):20 dan QS Ali Imran(3):14-15).
Sebenarnya, kehidupan di dunia tidak sempurna dan tidak berharga dibandingkan dengan  kehidupan abadi di akhirat. Untuk menggambarkan hal inu, dalam Bahasa Arab, dunia memiliki konotasi "tempat yang sempit, gaduh dan kotor". Manusia menganggap usia 60-70 tahun di dunia sangat memuaskan dan sangat panjang.
Akan tetapi, tiba-tiba kematian datang dan semua terkubur di liang lahat. Sebenarnya, ketika kematian mendekat, baru disadari betapa singkatnya waktu didunia. Pada hari dibangkitkan, Alloh akan bertanya kepada manusia, seperti tertulis dalam QS Al Mu'minun(23): 112-115.

����������

"Dia (Alloh) berfirman,"Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab,'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah pada mereka yang menghitung.' Dia (Alloh) berfirman,'Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui. Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" QS Al Mu'minun(23): 112-115

"Mereka (orang-orang kafir) bertanya padamu (Muhammad) tentang hari Kiamat, "Kapankah terjadinya?," Untuk apa engkau perlu menyebutkannya (waktunya)? Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya)." QS An Nazi'at(79): 42-44)

Ralika
HSMN.TimTemaDiskusi@gmail.com

Sumber:

Syaamil Al-Quran Miracle The Reference. Sygma Publishing. Bandung. 2010.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

��FB: Seminar MAMS (HS Muslim Nusantara)

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

��FB Fanpage: Homeschooling Muslim Nusantara

��FB Fanpage: Seminar Menuntun Anak Menyongsong Surga

��������������������

Bagaimana Bunda menceritakan kepada buah hati tentang iman kepada hari Akhir? Adanya Surga dan Neraka?
Mari berbagi akan ilmu dan hikmah yang Alloh beri....

������������������������������

Jangan lupa di ikuti kuis ke Facebook, Instagram dan atau Twitter untuk mendapatkan hadiah tiket gratis Senilai Rp.375.000,- Menuntun Anak Menyongsong Syurga, 30 Mei, gd Indosat pusat, Jakarta

Membuat celengan gedung bertingkat

����������������������

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Bunda-bunda solihat....

Tema diskusi kita hari ini adalah

��CRAFT DAY: Mengajarkan Anak Menabung: Membuat macam-macam celengan��

Berikut adalah salah satu contoh membuat celengan...

����������������������

Tema:

����Kompleks Celengan Gedung Bertingkat����

Usia:
5-10 tahun

Tujuan pembelajaran:
��mengajari Anak menabung dgn beberapa kategori
��mengajari motorik halus
��mengasah kreatifitas
��memanfaatkan barang bekas
��mengajarkan  anak berinfak

Bahan dan alat

#kardus bekas susu murni
#kertas bekas poster
#kertas warna warni
#gunting
#lem
#alat tulis

Proses
1. 4 buah Kardus bekas susu dibuat lubang untuk memasukkan uang, lalu dibunkus dengab menggunakan kertas bekas poster dalam posisi terbalik, sehingga berwarna putih, sehingga menjadi celengan berwarna putih
2. Keempat kardus tadi di hias sesuai selera, dalam hal ini dibuat hiasan berbentuk jendela-jendela sehingga menjadi berbentuk gedung bertingkat
3. Diberikan Plang nama pada setiap celelengan gedung bertingkat:
3.a. Infak : untuk berinfak
3.b. fun : untuk keperluan tersier (mainan,sepeda dll)
3.c. Bank : untuk membeli buku, elektronik dll
3.d. Qurban : untuk uang Qurban

4. Dibuat hiasan jalan raya, tanaman, mobil dll.

5. Jadilah sebuah "kompleks celengan gedung bertingkat"

Ralika
HSMN.TimTemaDiskusi@gmail.com

Sumber:
Dokumentasi Pribadi Bunda NadhiraNasywaNazhim

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

��FB: Seminar MAMS (HS Muslim Nusantara)

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

��FB Fanpage: Homeschooling Muslim Nusantara

��FB Fanpage: Seminar Menuntun Anak Menyongsong Surga

��������������������

Yuk berbagi tentang pengalaman dan kegiatan belajar dgn buah hati

����������������������
SOP Dokumentasi kegiatan belajar anak
Tema:
Usia:
Tujuan pembelajaran :
Bahan:
Cara membuat:
Proses dan hasil belajar:
Tdk diperkenankan hanya menshare foto selfie anak2nya saja

������������������������������

Jangan lupa di upload ke Facebook atau Instagram untuk mendapatkan hadiah tiket gratis Menuntun Anak Menyongsong Syurga, 30 Mei, gd Indosat pusat, Jakarta

Jumat, 05 Juni 2015

Delapan Belas Dua Puluh Satu

Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Fasilitator Pelatihan Orangtua di 25 Propinsi 7 Negara

“Anak saya rusak gara-gara terpengaruh temannya!”. “Anak saya kena narkoba gara-gara terpengaruh si Aziz temannya!”. “Anak saya jadi membangkang gara-gara sejak bergaul dengan si Anu!” Pernah dengar perkataan orangtua seperti ini? Orangtua yang menyalahkan lingkungan pergaulan atas perilaku anaknya yang bermasalah? 

Ayah Ibu, ketahuilah anak-anak bermasalah seperti itu memang bermasalah karena pengaruh pergaulan atau temannya. Tetapi itu sebenarnya hanya akibat, bukan penyebab utama. Lalu siapa penyebab utamanya? Ya orangtualah!

Anak-anak itu sejak 0 tahun lebih duluan kenal orangtua atau temannya? Orangtuanya kan? Lebih lama hidup dengan orangtua atau temannya? Orangtuanya kan?! Jadi karena orangtua lebih duluan kenal anak, lebih lama hidup dengan anak, daripada dengan teman-temannya, maka menurut Anda pengaruh siapa yang seharusnya lebih besar? Orangtua atau teman? Tentu orangtua bukan? 

Jadi, jika ada anak lebih terpengaruh teman bukan terpengaruh orangtua, tandanya apa? Tandanya orangtua tak memberikan pengaruh. Mending jika pengaruh temannya positif, bagaimana jika pengaruh temannya negatif? Musibah. 

Ini tidak berarti anak yang lebih terpegaruh teman, orangtuanya tidak mempegaruhi. Saya yakin sebagian besar orangtua yang anak bermasalah di dunia sudah mencoba mempengaruhi anak. Tapi pengaruhnya tidak masuk! Kenapa tidak masuk? Karena sebagian orangtua memberikan pengaruh pada anak, pendekatannya tidak tepat! 

Seperti gelas yang terus diisi air terus menerus. Jika isi air tidak pernah dikeluarkan apa yang akan terjadi dengan gelas, jika gelas itu terus diisi air? Tumpah kan? Jika tumpah artinya air ini masuk tidak ke dalam gelas? Karena gelasannya kepenuhan. Bayangkan jika gelas itu anak dan air itu adalah “pesan-pesan” kebaikan orangtua.

Jadi lingkungan pergaulan itu sebenarna tak berpengaruh ya terhadap perkembangan anak? Saya tidak mengatakan itu! Pengaruah lingkungan pergaulan anak menjadi kecil atau besar bergantung seberapa “masuk” pengaruh orangtua yang diterima anak.

Andaikan isi gelas itu 100% maka tinggal dihitung saja, jika pengaruh orangtua lebih banyak yang masuk maka otomatis pengaruh lingkungan pergaulan akan kecil. Tetapi sebaliknya, jika pengaruh orangtua lebih sedikit maka otomatis pengaruh lingkungan pergaulan anak akan memiliki pengaruh lebih besar. 

Bagaimana agar anak lebih terpengaruh orangtua bukan terpengaruh oranglain? Apalagi lingkungan pergaulan yang buruk? 

Ada banyak yang harus dilakukan orangtua di rumah. Saya menjelaskan panjang lebar dalam kelas-kelas belajar bersama saya. Tapi saya di sini ingin mengungkapkan satu saja: berikan waktu anda untuk anak!

Ada banyak waktu baik untuk kita bisa mempengaruhi anak kita, sebelum anak kita dipengaruhi orang lain. Waktu terbaik pertama adalah saat di pagi setelah subuh sampai menjelang berangkat kerja bisa jadi adalah waktu terbaik untuk mereka, terutama untuk para ayah yang bekerja. 

Jika di siang hari jelas orangtua tidak bisa mendampingi karena tengah di kantor atau menjalankan tugas kerja di lapangan. Di sore hari bisa jadi malah menjadi sisa: tenaga sisa, waktu sisa! Apakah yakin bisa optimal? (tulisan ini sudah dijelaskan panjang lebar di tulisan saya yang lain dengan judul “Quality Time di Pagi Hari”). 

Waktu di pagi hari adalah waktu yang sebaiknya kita berikan untuk anak kita setiap hari, tanpa harus menunggu akhir pekan saat hari libur tiba. Jika hanya saat ibur kita 2 hari kita berikan dan kerja 5 hari tidak, jangan-jangan anak kita 5 hari terpengaruh orang lain, hanya 2 hari terpengaruh kita? Rugi dong! Mending jika yang mempengaruhinya adalah pengaruh baik dari sekolah atau teman pergaulan yang baik, lah kalau tidak? 

Waktu terbaik kedua adalah antara jam 18 sampai jam 21 malam. Karena itu saya berikan judul tulisan ini adalah DELAPAN BELAS DUA PULUH SATU. Megapa DELAPAN BELAS DUA PULUH SATU?

Pertama, waktu itu adalah waktu dimana sebagian besar anggota keluarga biasanya berkumpul. Saat di siang hari, Salah satu orangtua (ayah atau ibu) atau mungkin keduanya sedangkan bekerja. Atau anak-anak juga sekolah untuk yang sudah sekolah. Sore hari? Biasanya anak-anak masih merasa kelelahan, demikian juga orangtua. Maka waktu antara magrib sampai menjelang tidur adalah menjadi pilihan. 

Kedua, saat bangun tidur dan hendak tidur, adalah waktu dimana gelombang otak anak dalam keadaan santai. Orang-orang yang mengkaji neurologhy biasanya menyebut dengan sebutan gelombang alpha. Saat mau tidur dan bangun tidur, biasanya tubuh anak dalam keadaan tenang, pikiran pun mengikuti keadaan tubuhnya, tenang. Maka nilai-nilai orangtua yang akan ditembakkan pada anak saat momen ini bisa menjadi salah satu momen terbaik untuk mempengaruhi hidup anak.

Di rumah saya, sekeluarga makan malam itu dibiasakan sebelum magrib. Maka DELAPAN BELAS DUA PULUH SATU adalah waktu dimana ada banyak kelapangan antaranggota keluarga saling berinteraksi dan mempengaruhi. 

Setelah sholat magrib yang wajib berjamaah (anak laki-laki di masjid) dan anak perempuan di rumah. Selama 2-3 jam selanjutnya ada banyak kegiatan BERSAMA yang dapat dilakukan. Yang menjadi SOP (standar) wajib pertama adalah tadabbur Qur’an. S1 wajib membimbing S2 (lima anak saya semuanya berawal dari huruf “s” jadi kami sering menyingkat s dengan urutan angka) . S2 membimbing S3. S4 dan S5 belum diberikan kesempatan belajar. Sedangkan S1 dibimbing ayahnya atau ibunya. 

Orang-orang mungkin menyebutnya dengan sebutan MAGRIB MENGAJI. Untuk soal ini kami bersikukuh harus orangtuanya yang membimbing, bukan “outsourcing” kepada yang lain. Bahwa anak-anak juga belajar di sekolahnya, itu kami anggap sebagian bantuan penting. 

Jika masih ada waktu menjelang isya, kami bebaskan anak-anak untuk bermain dengan saudaranya. (kecuali anak yang besar yang sibuk yang membuat saya sedih “karena dia terus berkutat dengan buku-buku latihan soalnya, menjelang ujian). 

Sop wajib kedua sepanjang DELAPAN BELAS DUA PULUH SATU adalah bercerita, mendongeng atau berkisah. Biasanya dilakukan setelah sholat Isya agar waktunya panjang. Bisa ngarang sendiri, bisa baca dari buku-buku yang ribuan buku sudah tersedia di rak-rak yang memenuhi rumah, bisa dari internet, bisa dari cerita yang didapatkan waktu kita kecil. Kadang mempelajari isi dan makna ayat dibalik ayat yang anak-anak baca (tinggal buka tafsirnya yang sudah tersedia). 

Kegiatan ketiga, tambahan selama DELAPAN BELAS DUA PULUH SATU adalah ngobrol, diskusi dan cerita soal kegiatan-kegiatan mereka dari pagi sampai sore. Yang bikin senyum, yang bikin ketawa. Anak-anak wajib cerita 1 cerita/kegiatan agar jadi pembiasaan untuk komunikasi terbuka (curhat). 

Kegiatan keempat sepanjang DELAPAN BELAS DUA PULUH SATU adalah MENGERJAKAN TUGAS TERAKHIR. Dalam rangka mengembangkan “respect and responsibility” di rumah sejak usia 7 tahun anak-anak saya wajib dilatih mengembangkan 12 kompetensi sederhana di rumah yang akan berguna untuk dirinya sendiri kelak di masa depan. Diantara 12 kompetensi itu salah satunya adalah terampil terlibat dalam kegiatan rumah tangga. Hasil “syuro” anak-anak sendiri yang saya ingat ini tugas mereka:

S1: membereskan meja makan, membereskan sepatu/sandal di luar rumah, mencuci piring sore Jum’at-Minggu
S2: membereskan mainan, mengunci pagar dan pintu depan, mematikan lampu-lampu, mencuci piring sore Selasa-Kamis 
S3: membereskan buku-buku, menyiapkan air putih untuk setiap kamar (agar tak perlu ke dapur jika terbangun tengah malam kehausan). 

Membangun kemandirian dan tanggung jawab tidak dapat dilakukan setahun dua tahun apalagi sehari dua hari. Ini membutuhkan waktu tidak sebentar. Maka mumpung mereka masih hidup dengan saya, hadir di dekat saya, saya harus membimbing mereka untuk setidaknya bertanggung jawab setidaknya pada dirinya sendiri. Syukur-syukur kepada orang lain. Jika anak sudah bertanggung jawab pada dirinya sendiri, setidaknya jika tidak bermanfaat untuk orang lain, saya berharap anak saya tidak menyusahkan hidup orang lain. Semoga.

Meski memiliki asisten rumah tangga, tidak menghalangi saya untuk melatih anak-anak saya melakukannya. Saya tidak mau anak-anak saya "dilemahkan" hanya gara-gara kehadiran asisten rumah tangga. 

Bahkan di rumah saya, anak-anak "diharamkan" meminta bantuan asisten rumah tangga untuk hampir semua urusan sepanjang mereka dapat melakukannya sendiri. Saya sering bilang "Bibi sama Mang supir kerja sama Abah Umi, digaji sama Abah Umi, bukan sama kalian. Maka kalian tak berhak untuk memerintah Bibi dan Mang."

Mereka diperbolehkan meminta bantuan dengan syarat: pekerjaan tidak bisa mereka lakukan sendiri, meminya izin abah ummi, meminta dengan sopan "boleh minta tolong?"

Satu hambatan harus disingkirkan agar pengaruh kita benar-benar serius masuk menjadi fikroh anak yaitu kompetitor kita di rumah: gadget dan segala jenis barang elektronik.

Bukti keseriusan, pada saat DELAPAN BELAS DUA PULUH SATU, terapkan no gadget (no bbm, no facebook, no intetnet) no tv! Turn off all that stuff! Boleh buka barang itu setelah Lewat DELAPAN BELAS DUA PULUH SATU yaitu ketika anak-anak sudah tidur. Berani?!

https://www.facebook.com/ParentingSchool/posts/10153169524109029