Senin, 11 Januari 2010

Yuk ah kita hijrah!!

Tasikmalaya, 30 desember 2009
Yuk kita hijrah!
Pada hari selasa tepatnya pukul 18.30 ba’da magrib, saya di ajak sama pimpinan pesantren untuk menghadiri sebuah pengajian di pesantren Sabilunnajah, tempat saya belajar menimba agama dengan serius. Saya enggan sangat semangat bertekad untuk menghadiri acara tersebut.
Allahuakbar Allahuakbar!!
Wah adzan magrib berkumandang, alhamdulillah akhirnya tiba waktu acara pengajian yang akan saya ikuti. Saya pun bergegas shalat magrib di rumah dengan mengajak dan hampir memaksa adik saya untuk segera shalat dan mengantarkan saya pesantren. Alhamdulillah adik saya mau mengantarkan saya.
Kami pun langsung menuju pesantren seusainya saya shalat. Setibanya di gerbang pesantren, terdengar bunyi “tagonjreng” dan ada seseorang sedang melantunkan sebuah lagu qasidah. Jelas hal ini mengingatkan saya akan suasana dulu ketika saya sedang pesantren. Emh wangi mesjid Sabilunnajah yang khas tercium, seolah-olah mengajak saya untuk segera melaksanakan shalat disana.
Lantas saya bergegas mencari sumber suara yang tadi berasal. Dan huft.. ternyata sumber suara dari madrasah. Dan wow ternyata rame banget hehehehe
Ketika acara hiburan dan pengumuman kejuaraan selesai di umumkan, segera kami melaksanakan shalat isya berjamaah karena pada waktu itu adzan berkumandang setelah selesainya pengumuman kejuaraan.
Shalat berjamaah selesai, kami pun segera masuk kembali ke dalam madrasah, karena acara inti akan di mulai. Ya Ampun!! Saya baru ngeh ternyata ini acara peringatan tahun baru Islam dan Maulid Nabi saw. Emh saya rasakan lagi suasana yang benar-benar pesantren ni, karena di tempat saya belajar sekarang sama sekali tidak ada yang namanya peringatan tahun baru Islam.
Acara yang pertama yaitu peembacaan ayat-ayat cinta dari Allah SWT yang di lantunkan oleh Abdul Rahim, ketika saya dulu masih pesantren saya memanggil beliau mang Ohim, emh emang subhanallah sekali suara mang Ohim, secara gitu ya Qari Kabupaten!! Hehehe
Acara selanjutnya yaitu sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama dari ketua pelaksana (panitia) yaitu Mang Iyus, saya lupa lagi nama asli beliau siapa hehehehe.. sambutan selanjutnya dari tokoh masyarakat. Sambil memberikan sambutan, masyarakat pun kemudian berdatangan lebih banyak lagi.
Selanjutnya yaitu di isi oleh mubaligh dari ci pari. Siapa lagi kalau bukan Mang Aju hehehhe, nih ya yang mang aju sampeN
“Assalamu’alaikum wr wb..”
“waa’laikumsalam wr wb..”
...Kemudian seperti biasa pembukaan...
Nih ya materi unik yang saya temukan dari sini
“saya heran kenapa film 2012 di haramkan. Karena penasaran saya nyuruh adik saya yang sedang berada di kota untuk membelikan CD film tersebut. Nah ibu-ibu, ketika saya lihat di sana, tidak ada cerita yang bertentangan dengan ajaran kita. Ketika ada pendeta yang bisa membangunkan mayat dalam sebuah gerja, menurut saya itu tidak masalah da memang pendeta harusnya ada di gereja. Masalah ceritanya mah tidak usah di tanya, karena film itu buatan orang yahudi. Saya yakin tidak usah di bahas lagi kalau masalah ini mah. Masa ia mau melihat hasil karya orang yang ingin membantai kita?? Menurut sayatidak perlu keluar fatwa haram buat film ini. Yang penting kita tidak usah mempercayai ini semua, toh kan takdir mah udah tertulis di zaman azalinya. Kan sudah tau semuanya juga bahwa ada rukun iman yang ke 6, percaya kepada Qada dan Qadar.
kita hijrah yuk!!
Yang membuat saya heran lagi mah, kenapa sebuah sinetron yang jelas-jelas melanggar aturan islam yakni kenapa seorang perempuan setelah di nikahi oleh seorang laki-laki, kemudian bercerai dan selanjutnya di nikahi oleh anak si laki-laki tadi. Ya masalah judulnya mah tidak usah di sebutkan lagi, da yang pasti mah film?? I _ _ _ _h hehehehe
kita hijrah yuk!!
Nah kenapa sinetron yang jelas-jelas melanggar aturan-aturan agama Islam ini tidak di haramkan? Apakah karena pemerannya orang Islam? Apakah karena seluruh pemainnya menggunakan pakaian yang terutup meskipun tidak memakai krudung? Atau apakah karena sinetron ini buatan orang Indonesia?
Saya fikir lembaga yang satu ini telah terkecoh dengan sinetron ini.”
Kita hijrah yuk!!
Emh dari sini saya mengambil hikmah ternyata menjadi seorang yang kritis tidak hanya di dapat dari bangku kuliah dan organisasi. Menyenangkan sekali ketika saya mengikuti pengajian ini. Dilanjutnya dengan materi selanjutnya yang sangat menarik menurut saya
“ibu-ibu ada rumus jitu nih biar negara kita menjadi menjadi aman, yaitu khairuummah, yang terdiri dari sidik, adil, dan amanah. Hikmah dari ke tiga hal tersebut adalah
1. Sidiq: bicara jujur, ketika ada satu hal yang merah katakan meah. Ketika putih katakan putih. Jangan sampai merah jadi putih, dan putih jadi merah
2. Adil: menempatkan sesuatu tepat pada tempatnya. Yang benar berikan kemenangan yang salah berikan hukuman. Ini adil menurut Islam
3. Amanah: hidup kita jadi tenang karena banyak di percaya orang, tidak merasa dilihatin orang dengan naeh-aneh. Kemudian barakah dalam mengisi umur.
kita hijrah yuk!!

Minggu, 10 Januari 2010

MELENGKAPI DAN MENGEMBANGKAN PRESENTASI LISAN


BAB I


PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Presentasi lisan merupakan bagian komunikasi dimana dalam proses komunikasi ini ada inti yang dikomunikasikan, ada proses komunikasi dan ada media penyajian. Dalam melakukan presentasi tentunya dibuat naskah terlebih dahulu untuk dipresentasikan. Setelah itu, naskah tidak langsung dipresentasikan, tetapi harus dilakukan perubahan-perubahan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar penyaji tidak selalu membaca teks dan audiens tidak merasa jenuh.

Penulis mengangkat judul “Melengkapi dan Mengembangkan Presentasi Lisan” untuk mengetahui teks-teks pada pesan bisnis yang dipakai dalam presentasi lisan. Apakah teks tersebut digunakan hanya sebagai alat bantu atau teks tersebut dijadikan media untuk membacanya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menemukan hambatan terutama dalam pemecahan kasus.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Cara memperbaiki dan melengkapi pesan bisnis dalam presentasi lisan.

2. Pengembangan teknik dalam presentasi lisan.

3. Pengembangan teknik presentasi untuk cross-cultural audience.



BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini sebenarnya tidak akan dibahas kembali mengenai bagaimana cara membuat pesan bisnis dari mulai planning, writing dan completing. Tetapi akan dibahas mengenai bagaimana cara mempublikasikan pesan bisnis tersebut dalam presentasi lisan.

2.1 Cara Memperbaiki dan Melengkapi Pesan Bisnis dalam Presentasi Lisan

Setelah pesan bisnis yang akan kita sampaikan dibuat, selanjutnya adalah mempublikasikan hasil pesan kita kepada khalayak umum agar ide kita bisa mendapatkan feedback yang berguna.

Setiap presentasi yang bersifat formal maupun informal harus terdiri atas tiga bagian yang meliputi permulaan, inti presentasi dan bagian akhir. Sebuah presentasi penyusunannya hampir sama dengan laporan formal yang dimulai dengan pembukaan, isi dan ringkasan akhir. (Machmoed Machfoed, 2002 : 164)

1. Pembukaan

Pada awal presentasi, hal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi topic dan mempersiapkan pendengar agar mereka dapat mengukuti presentasi dengan cermat. Katakana dengan kata-kata secukupnya tentang pokok-pokok presentasi yang akan tercakup dalam presentasi. Dengan gaya bicara yang sesuai dapat disisipkan humor dan cerita ringkas.

2. Bagian Isi

Bagian terbesar presentasi terletak pada isi presentasi yang disajikan dalam bentuk bahasan atau uraian pokok-pokok presentasi. Batasi presentasi dalam penyajian materi yang tidak lebih dari tiga pokok pembicaraan dengan susunan sederhana dan penyampaian yang jelas sehingga dapat dicerna oleh pikiran pendengar dengan mudah. Setiap kali pembicara berpindah topic berikan tekanan pada hubungan antar gagasan atau ide yang disampaikan. Untuk menjaga pendengar dengan mudah mengubah lankah-langkah presentasi panjang diperlukan variasi untuk menghindarkan pendengar dari rasa jenuh dan bosan.

3. Ringkasan Akhir

Sebelum pembaca mengakhiri presentasi, pada akhir uraian ia perlu memberikan penekanan pada informasi yang telah disampaikannya. Dengan demikian penekanan pada informasi yang disampaikan akan membantu pendengar mengambil keputusan atau memahaminya.

Ada beberapa cara melengkapi presentasi lisan (Guffey,2004 : 468).

1. Putuskan metoda penyampaian yang akan digunakan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain: hafalan, membaca, membawa catatan kecil, atau berbicara tanpa persiapan lebih dulu

2. Unsur-unsur penyerahan praktek. Cobalah bukan untuk membaca slide, bersikaplah seperti pembicara, praktek di depan seseorang dan berhenti ketika ada klarifikasi, memperkenalkan masing-masing slide.

3. Masuklah ke dalam ruangan sebelum waktu presentasi tiba, dan pastikan peralatan bekerja.

4. Kendalikan ketertarikan mu dengan menggunakan keadaan gugup mu sebagai suatu alat.

5. Cobalah untuk merasa lebih yakin: perbanyak berlatih, berpikir secara positif, mengkhayalkan kesuksesan, mengambil beberapa nafas dalam, bersikap siap, nyaman, tidak panik, dan tenang.

2.2 Pengembangan Teknik dalam Presentasi

Dalam dunia kerja atau usaha cepat atau lambat, Anda harus mempresentasi ide atau hasil pekerjaan kepada rekan kerja, bahkan pimpinan. Ada beberapa tips yang dapat digunakan dalam presentasi lisan (Putra, 2005: 31).





2.1.1 Sebelum presentasi.

1. Persiapan yang matang.

Persiapan yang matang meliputi isi materi dan alat bantu. Mengenai materi, orang yang paham dan sekedar membaca sekilas akan sangat terlihat bedanya dalam presentasi. Tentunya untuk mendapatkan pemahaman, diperkukan waktu dan usaha yang tidak sedikit.

Sedangkan mengenai alatbantu, jangan mengandalkan penuh pada orang lain dan berasumsi semuanya akan siap digunakan ketika Anda memerlukannya. Sebelum presentasi, cek sendiri beberapa alat yang akan membantu Anda. Pastikan semuanya bekerja dengan baik dan Anda mengerti bagaimana cara menggunakannya.

2.1.2 Ketika presentasi berlangsung

1. Pembukaan yang menarik.

Kesan pertama sangatlah berarti. Kalau kita bisa menarik perhatian pendengar pada menit pertama, kemungkinan besar mereka akan memperhatikan kita terus.

2. Beri penekanan pada poin-poin penting.

Tentunya presentasi Anda memiliki sejumlah poin penting bila Anda ingin orang untuk mengingat poin-poin penting tersebut, maka Anda harus menyampaikannya tiga kali:

a. Pada awal presentasi ketika menyampaikan garis besar isi presentasi.

b. Pada pertengahan presentasi ketika anda menjelaskan tiap poin secara rinci.

c. Pada akhir presentasi ketika Anda menyimpulkan hasil presentasi.

3. Gunakan fakta.

Penggunaan fakta dalam presentasi akan membuat presentasi Anda lebih kuat. Tentunya fakta yang digunakan harus dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu penggunaan fakta akan membuat Anda terkesan lebih siap dan bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan.

4. Gunakan alat bantu.

Gunkanlah alat batu yang ada. Jika memungkinkan gunakan slide. Namun jika tidak, minimal buatlah handout yang dibagikan ke peserta. Dengan demikian, ada material yang terlihat dan dapat membantu audiens mengerti apa yang ingin Anda sampaikan.

5. Perhatikan bahasa tubuh dan intonasi.

Kata-kata hanya memegang 7% dalam komunikasi, sisanya adalah komunikasi melalui bahasa tubuh dan intonasi. Dalam presentasi Anda perlu memperhatikan bahasa tubuh dan intonasi.

6. Kontak mata.

Jagalah kontak mata dengan audiens. Melihatnya pun bukan sekedar melihat selintas, tapi menatap dalam pada tiap orang selama sekitar dua sampai tiga detik. Dengan demikian, mereka akan merasa diperhatikan.

7. Libatkan peserta dengan contoh dan pertanyyaan.

Sebuah penelitian dilakukan pada sejumlah marinir di Amerika Serikat untuk mengetahui berapa lama mereka dapat berkonsentrasi. Ternyata hasilnya mengejutkan. Mereka rata-rata hanya dapat berkonsentrasi penuh selama 17 menit. Setelah waktu 17 menit itu, tingkat perhatian menjadi menurun. Untuk meningkatkan konsentrasi kembali, perlu di berika ice breaker. Ice breaker adalah semacam selingan untuk membuat pikiran lebih segar. Dalam suatu presentasi, ice breaker dapat berupa contoh atau sesi tanya jawab yang melibatkan peserta secara aktif.

8. Perhatikan pertanyaan dan komentar.

Bila anda berhasil mempresentasikan sesuatu, wajarnya akan timbul pertanyaan atau komentar dari pendengar. Jangan khawatir, itu merupakan tanda bahwa mereka memang memperhatikan presentasi Anda.

9. Ungkapkan ide.

Mengapa mengungkapan ide menjadi hal yang sangat penting? Karena, seseorang bisa mencuri ide Anda. Mungkin Anda pernah memaparkan suatu ide, dalam obrolan ringan dengan rekan kerja tapi tidak berani mengatakannya dalam rapat. Atau Anda tidak pernah menyampaikannya pada siapa-siapa tapi tiba-tiba seseorang mengungkapkan ide serupa. Percayalah, ide sering kali dianggap milik orang yang berani mengungkapkannya. Bukan yang pertama kali memikirkannya.

10. Cata poin-poin penting.

Mencatat poin-poin penting perlu dilakukan dalam diskusi. Terutama yang menyangkut tanggung jawab Anda. Jangan sampai Anda diminta melakukan sejumlah hal namun Anda alpa karena tidak memiliki catatan mengenai itu.

11. Fokus.

Untuk membantu fokus, tentukan dulu agenda rapat. Misalnya, berapa lama rapat akan berlangsung serta poin-poin apa yang akan dibahas. Bila pembicaraan sudah melenceng jauh, ingatkan peserta lain dengan cara yang elegan. Misalnya, tawarkan untuk membahas hal yang melenceng itu pada kesempatan yang lain seraya mengingatkan apa yang seharusnya menjadi fokus diskusi.

12. Menghargai orang lain.

Dalam diskusi sangatlah wajar bila terjadi perbedaan pendapat. Meski demikian, anda tetap perlu menjaga rasa hormat pada orang lain.







2.1.3 Setelah presentasi

13. Mengikuti hasil kesepakatan.

Bila keputusan telah dibuat, ikutilah kesepakatan tersebut walaupun Anda tidak menyukainya secara pribadi. Jika setelah dijalankan, hasil kesepakatan tidak efektif, maka Anda dapat mengajukan alternatif ide.

Pengembangan teknik presentasi lisan terbagi ke dalam tiga tahapan yaitu sebekum presentasi, ketika presentasi berlangsung dan setelah presentasi.

2.3 Pengembangan Teknik Presentasi Cross-Cultural Audience

Setiap pembicara yang baik mampu beradaptasi dengan audiensnya, dan presentasi lintas budaya untuk penyesuaian yang spesial dan sensitif. Ketika bekerja dengan interpreter atau berbicara sebelum individu yang bahasa Ingrisnya masih kurang fasih, Anda memerlukan kehati-hatian dengan bahasa Anda.

Cara meraih komunikasi yang antar budaya yang effective ada lima cara untuk membuat paparan-paparan di sekitar dunia (bovee & thill, 2005 : 465)

Di dalam setiap presentasi lisan yang sukses, jadikan pesan yang akan Anda sampaikan kepada audiens harus jelas. Tetapi bagaimana Anda dapat komunikasikan dengan sukses dengan para anggota dari audiens yang internasional terutama jika kelancaran mereka mencakup tingkat bahasa dari ahli ke orang baru?



1. Berbicara pelan-pelan dan dengan jelas. Kebanyakan keluhan audiens intenational adalah pembicara menggunkan bahasa Inggris yang terlalu cepat. Jika anda berbicara dengan cepat, sedikit demi sedikit pendengarmu hilang. Artikulasikan setiap kata secara hati-hati. Tekankan konsonan dan berikan jeda secukupnya agar audiens itu akan mempunyai waktu untuk menyerap masing-masing poin kunci.

2. Pengulangan kata kunci dan ungkapan-ungkapan. Ketika audiens lebih sedikit yang terbiasa dengan bahasa Anda, mereka perlu untuk mendengar informasi penting lebih dari sekali.

3. Arahkan untuk kejelasan. Menyimpan pesan sederhana Anda. Hapuskan struktur kalimat kompleks, singkatan, dan akronim.

4. Komunikasikan dengan bahasa tubuh. Tetapkan suatu hubungan dengan audiens Anda melalui kontak mata yang kuat, dan tidak melupakan untuk tersenyum!

5. Dukung pesan lisan dengan bantuan-bantuan visual. Untuk kebanyakan audiens, dukungan pesan-pesan visual dapat mendukung kejelasan pesan yang disampaikan.





BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI



3.1 Analisis Kasus



Pada bab ini kami akan mengajukan satu kasus yang di ambil dari buku Bovee & Thill halaman 469.

Di dalam pidatonya pada pameran dagang di Jerman, Fiorina menginginkan untuk menyajikan beberapa statistik untuk menyarankan betapa pentingnya bagi orang-orang selagi mereka masih bisa bergerak. Bagaimana yang seharusnya dia lakukan agar dapat menangani secara detil data kuantitatif tersebut untuk audiens yang teknologinya tingkat tinggi?

1. Fiorina perlu mempersiapkan handout untuk meringkas data keuangan di dalam tabular dan grafik. Setiap orang di dalam khalayak itu perlu menerima suatu salinan dari selebaran itu untuk mengacu pada pembicaraan selama Fiorina berbicara.

2. Fiorina perlu menulis informasi tentang suatu di papan tulis selagi dia berbicara.

3. Dia perlu mempersiapkan transparansi-transparansi sederhana untuk digunakan selama berbicara di depan audiensnya. Ketika dia menyimpulkan keterangannya, dia perlu mengatakan kepada khalayak bahwa memerinci laporan keuangan ada tersedia di ambang pintu bagi mereka yang tertarik.

4. Diberi pengetahuan techincal tentang khalayak, dia akan menunjukkan slide full-collor 35-mm untuk meringkas informasi keuangan di dalam bentuk tabular dan grafik. Slide itu harus secara profesional disiapkan.





3.2 Evaluasi

Berdasarkan analisis audiens yang berteknologi tinggi maka penggunaan alat bantu yang mutakhir pantas digunakan yaitu menggunakan slide sesuai dengan pilihan yang ke empat. Dari pilihan tersebut, Fiorina diberi pengetahuan teknis tentang audiens, kemudian Dia menunjukkan slide full-collor untuk meringkas informasi keuangan di dalam bentuk tabular dan grafik agar bisa dilihat langsung oleh seluruh audiens. Selain itu slide dipilih untuk menghemat biaya. Slide itu harus secara profesional disiapkan untuk memastikan mutu mereka, karena semakin bagus gaya slide semakin menambah nilai mutu.

Karena dalam hal ini Fiorina akan behadapan dengan audiens internasional, maka Fiorina harus mengikuti tips cara meraih komunikasi antar budaya yang effective,

1. Berbicara Berbicara pelan-pelan dan dengan jelas.

2. Pengulangan kata kunci dan ungkapan-ungkapan.

3. Arahkan untuk kejelasan..

4. Komunikasikan dengan bahasa tubuh.

5. Dukung pesan lisan dengan bantuan-bantuan visual.

























BAB IV

SIMPULAN





Dalam melengkapi dan mengembangkan presentasi lisan, ada beberapa cara untuk memperbaiki dan melengkapi pesan bisnis dalam presentasi lisan(guffey,2004 : 468). Putuskan metoda penyampaian yang akan digunakan. Unsur-unsur penyerahan praktek.masuklah ke dalam ruangan sebelum waktu presentasi tiba, dan pastikan peralatan bekerja. Kendalikan ketertarikan mu dengan menggunakan keadaan gugup mu sebagai suatu alat. Cobalah untuk merasa lebih yakin. Adapun pengembangan teknik dalam presentasi yaitu mencakup sebelum presentasi, ketika presentasi sedang berlangsung dan setelah presentasi. Cara meraih komunikasi yang antar budaya yang effective ada lima cara untuk membuat paparan-paparan di sekitar dunia (Bovee & Thill, 2005 : 465) antara lain: berbicara berbicara pelan-pelan dan dengan jelas, pengulangan kata kunci dan ungkapan-ungkapan, arahkan untuk kejelasan, komunikasikan dengan bahasa tubuh, dukung pesan lisan dengan bantuan-bantuan visual.



BAB V

SARAN





Siapapun yang akan berbicara di depan audiens yang formal ataupun informal, sebelumnya pasti merasakan gugup, disini diperlukan keterampilan untuk menghilangkan rasa tersebut yaitu tersenyum sepahit apapun presentasi kita awalilah dengan senyuman. Rahasia terbesar para pembicara hebat antara lain:

1. Mereka hanya berbicara apa yang mereka ketahui. Dalam hal ini sebagai mahasiswa, karena materi presentasinya sudah ditentukan maka sebelumnya kita harus memahami dulu apa yang kita bicarakan.

2. Mulailah mendokumentasikan hidup kita, karena dari hal ini kita bisa menjadikan sebagai koreksi ataupun masukan untuk presentasi-presentasi selanjutnya

3. Ciptakan kejadian hebat dalam hidup kita. Hal ini dilakukan agar presentasi selanjutnya lebih bagus dan menarik.

4. Pengendalian diri. Hal ini sangat diperlukan apalagi ketika kita sedang dihujani pertanyaan yang belum kita tahu jawabannya.

Teruslah untuk berlatih agar kemampuan kita dalam presentasi semakin baik.



DAFTAR PUSTAKA

Putra, Ichsan S & Ariyanti Pratiwi. Sukses dengan Soft Skill, Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2005

Machfoed, Mahmud. Dasar-dasar Komunikasi Bisnis, AMP YKPN , Yogyakarta, 2002

Thill-Bovee. Excellence in Business Communication, Pearson: Mc Graw Hill, 2005

Marry Ellen Guffey. Essential of Business Comunication 6th Edition, Thomson South Western, 2004


PENGUJIAN TIPE-TIPE PENULISAN PESAN BISNIS


BAB I


PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Pesan persuasif merupakan pesan yang digunakan oleh instansi, lembaga atau perusahaan dalam memperkenalkan produknya dan untuk meyakinkan dan mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait organisasi. Baik secara tertulis maupun lisan dalam bentuk presentasi bisnis menjadi aktivitas yang harus dilakukan perusahaan secara terencana dan matang.

Dewasa ini, penggunaan pesan persuasif banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga yang terjadi adalah pembohongan publik bahkan terjadi persaingan yang tidak sehat antar perusahaan. Hal ini harus dihindari agar pesan persuasif itu bersih kembali sesuai dengan etika yang ada.

Penulis menjelaskan “Pengujian Tipe-tipe Penulisan Pesan Bisnis Persuasif” untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dari pesan persuasif. Tujuan analisis pesan persuasif adalah untuk melakukan pengidentifikasian dan pemerikasaan terhadap pesan ditinjau dari sudut isi, tujuan, dukungan dan konteks sosial suatu iklan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menemukan hambatan terutama dalam pemecahan kasus.



1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam makalah ini adalah :

2 Pengujian penulisan melalui tiga langkah proses penulisan pesan persuasif.

3 Tiga kategori utama dalam pesan bisnis persuasif.



BAB II

KAJIAN PUSTAKA



2.1 Pengujian Pesan Melalui Tiga Langkah Proses Penulisan Pesan Persuasif

Sama halnya dengan penulisan pesan yang lain, pesan persuasive pun melalui tiga langkah proses penulisan.

2.1.1 Perencanaan Pesan Persuasif

Tidak seperti pesan rutin positif, pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung tidak merespon terhadap penawaran. Pesan persuasif biasanya lebih panjang, mengandalkan pada alasan, argumentasi yang logis dan amat tergantung pada perencanaan strategis. Hal ini agar penyampaian pesan lebih detail sehingga pesan yang sifatnya informasional saja tidak cukup. Dalam pesan persuasif perlu diperhatikan dalam hal tujuannya, audiensnya, kredibilitasnya dan etikanya.

a. Analisa Tujuan

Menentukan tujuan pesan persuasif harus jelas karena menulis pesan sejenis ini mempunyai tantangan tersendiri, yaitu bagaimana meyakinkan audiens atas apa yang disampaikan. Menurut Aam Bastaman dalam www.stekpi.com/skin/kombis/BabV-1.pdf ada dua masalah yang dihadapi dalam permintaan persuasif, yaitu :

• Permintaan ini sering tidak menawarkan yang berwujud sebagai imbalan.

• Penerima yang sibuk akan sulit diyakinkan

• Banyak permintaan yang saling bersaing, yang datang dari individu atau organisasi lain. [sic!]



b. Analisa Audiens

Sebelum membuat pesan persuasif, harus memahami audiensnya. Dalam buku Excellence in Business Communication dinyatakan

“Perhatikan beberapa pertanyaan penting, antara lain :

• Who is my audience?

• What are their needs?

• What do I want them to do?

• How might they resist?

• Are their alternative position I need to examine?

• What does the decision maker consider to be the most important issue?

• How might the organization’s culture influence strategy?...”(Bovee & Thill. 2005)

Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dicari jawabannya untuk mempelajari kebutuhan audiens. Karena kebutuhan setiap orang berbeda, jadi setiap orang akan memberikan respon yang berbeda pula terhadap pesan yang kita sampaikan.

Ada beberapa teori yang menjelaskan kebutuhan manusia, salah satunya seperti dalam teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow dalam Bovee & Thill yang menyebutkan hal-hal mendasar kebutuhan manusia:

• Self Actualization

Dalam hal ini adalah kreatifitas, kebenaran diri sendiri, kebijaksanaan, dan pekerjaan.

• Penghargaan dan Pengakuan

Harga diri, keunikan, rasa hormat dan komunitas.

• Sosial

Kasih sayang, persahabatan, Groups ties

• Keselamatan dan keamanan

Kepercayaan diri, keseimbangan, perlindungan dari musuh

• Survival (Physiological)

Udara, makanan, air, tidur, perlindungan.

Dari teori tersebut dapat dijadikan pertimbangan juga dalam menganilis audiens agar kebutuhan audiens tersebut dipenuhi.

Selain hal di atas, perbedaan budaya pun dapat mempengaruhi usaha persuasive, tanpa mempertimbangkan perbedaan budaya akan mengalami kesulitan dalam menggapai tantangan pekerjaan yang berat, yang merusak kepercayaan dan usaha persuasive.

c. Analisa kepercayaan

Dalam buku Excellence in Business Communication dinyatakan

“Berikut ini adalah beberapa tips yang akan membantu untuk menimbulkan kepercayaan dari audiens :

- Dukung pesan dengan fakta-fakta. Tampilkan kesaksian, dokumen, garansi, statistik dan hasil penelitian yang objektif dan relevan dengan apa yang dikatakan.

- Sebutkan sumber. Katakan kepada audiens dari mana datangnya informasi tersebut dan siapa saja yang menyetujuinya.

- Menjadi seorang ahli. Tunjukkan pengetahuan Anda tentang isi pesan yang disampaikan, yakinkan bahwa audiens mendapatkan informasi yang berkualitas sehingga audiens terpengaruh untuk memberikan feedback sesuai yang diharapkan.

- Utamakan kepercayaan, sikap dan pengalaman masa lalu.

- Bersikap antusias. Berikan rangsangan kepada audiens dengan kebahagiaan yang akan audiens peroleh dari subjek pesan yang disampaikan.

- Bersikap objektif. Pahami dan akui semua sisi informasi, sehingga Anda tampil jujur dengan alasan-alasan yang masuk akal.

- Sampaikan pesan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.

- Jadilah seorang yang dapat di percaya audiens.

- Bersikaplah tanpa pamrih.” (Bovee & Thill. 2005)



d. Berusaha menetapkan etika yang tinggi.

Dalam buku Komunikasi Bisnis dinyatakan

“Seorang pembisnis yang baik harus bisa membujuk dengan jujur dan beretika. Memberikan informasi yang akurat, promosikan dengan penuh pengertian dan berikan kebebasan memilih bagi audiens. Pembisnis yang beretika, menjelaskan keuntungan dari sebuah ide, organisasi, produk atau tidakan, sehingga audiensnya dapat menerima dengan baik apa yang mereka butuhkan dari pesan yang ditawarkan.” Bastaman (1993: 5.2.5)

2.1.2 Penulisan Pesan Persuasif

Dalam membuat suatu permintaan persuasif perlu perhatian khusus terhadap manfaat yang didapat baik secara langsung atau tak langsung dalam memenuhi permintaan tersebut.

Menurut buku Komunikasi Bisnis

“....Manfaat langsung (direct benefits) permintaan persuasif meliputi pengurangan beban kerja seorang supervisor atau memberikan premi kepada seorang yang memberikan tanggapan atas survei. Manfaat tak langsung (indirect benefits) permintaan persuasif meliputi peningkatan atau perbaikan moral karyawan, meningkatkan gengsi atau tantangan untuk membuat kontribusi yang berarti bagi perusahaan.” Susanto (2006:132)

2.1.3 Melengkapi Pesan Persuasif

Langkah ketiga ini adalah langkah yang paling menentukan kesuksesan dalam menyampaikan pesan persuasif. Ketika mengevaluasi isi pesan, cobalah untuk menilai alasan secara objektif dan serius. Hubungkan antara tujuan organisasi dengan kebutuhan audiens.

2.2 Tiga kategori Utama dalam Pesan Bisnis Persuasif

2.2.1 Pesan persuasif untuk tindakan

Hal yang paling penting untuk diingat ketika menyiapkan pesan presentasi untuk melakukan suatu tindakan ayau penyesuaian adalah mempertahankan permintaan Anda tetap dalam batas.

Untuk merencanakan pesan-pesan persuasif sebaiknya menggunakan perencanaan organisasional AIDA. Pada kalimat pembuka mulailah dengan kalimat yang mampu mengundang perhatian pembaca. Selanjutnya pada bagian pertengahan gunakan kalimat yang mampu menarik minat dan harapan pembaca sesuai dengan fakta yang ada, manfaat bantuan dan pengalaman yang mampu mendorong minat audiens. Apabila sudah betul-betul yakin bahwa pesan tersebut relevan dengan pembaca, maka akhiri tulisan dengan suatu permintaan atau tindakan spesifik.

2.2.2 Pesan Aduan Persuasif dan Permintaan untuk Penyesuaian.

Pesan persuasif jenis ini disebut juga surat keluhan, sasarannya adalah membujuk seseorang untuk melakukan penyesuaian bagi kepentingan Anda. Untuk mencapai tujuan tersebut, peru ditunjukkan perbedaan antara yang sebenarnya diharapakn dengan apa yang sebenarnya diterima.

Kebanyakan surat aduan dimulai dengan penyampaian pesan-pesan rutin. Namun, Anda juga dapat menulis surat aduan persuasif dengan menambahkan bukti tambahan dengan menggunakan teknik yang lebih menarik perhatian pembaca. Buatlah surat aduan dengan lengkap, spesifik, bernada percaya diri dan positif. Claim seperti ini dapat terjadi dalam hubungan antara perusahaan dengan pemasok. Kadang-kadang bisa terjadi barang yang dipesan tidak seseuai dengan spesifikasi yang diminta, baik volume, jenis, kualitas ataupun karakteristik.

2.2.3 peringatan yang mendesak

Adakalanya perusahaan harus membuat surat peringatan kepada pelanggan, misalnya mengenai kewajiban pembayaran atau tunggakan kredit. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat surat peringatan antara lain:

a. Surat peringatan dapat ditandatangani oleh pejabat perusahaan.

b. Dalam surat dapat disebutkan konsekuensi negatif kalau tidak mengindahkan surat peringatan.

c. Harus tetap membuka kesempatan kepada pelanggan untuk membayar tanpa kehilangan muka.

BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI



3.1 Analisis

Pesan-pesan persuasive yang beredar pada umumnya tidak sesuai dengan proses penulisan yang baik. Seperti halnya iklan yang dibuat oleh perusahaan provider kartu seluler. Dalam penulisan iklan tersebut tersampaikan promosi tentang produknya yaitu kartu GSM, pada iklan tersebut hampir sesuai dengan kaidah penulisan pesan bisnis persusif yang melalui tiga langkah penulisan. Pengorganisasiannya pun sudah sesuai dengan konsep AIDA (Attention, Interest, Desire, Action).

3.2 Evaluasi

3.2.1 Pengujian Pesan Melalui Tiga Langkah Proses Penulisan Pesan Persuasif

o Perencanaan Pesan Persuasif

- Analisa Tujuan

Dari segi tujuan iklan ini sangat jelas karena bertujuan untuk meyakinkan orang untuk mencoba sesuatu yang baru dan telah sesuai dengan tujuan persuasive yaitu untuk mengajak orang lain melakukan sesuatu yaitu membeli produk dan menggunakannya. Jadi dari segi tujuannya sudah jelas.

- Analisa Audiens

Dalam menganalisa audiens harus dapat menjawab pertanyaan yang harus diajukan sebelum menulis pesan persuasive antara lain :

a. Siapa penerima pesan?

Jawab: penrima pesan adalah seluruh konsumen pengguna telepon seluler di Indonesia.

b. What are their needs?

Jawab: kebutuhan mereka adalah untuk mendapatkan layanan berkomunikasi dengan harga murah dan mendapatkan tambahan kepuasan yang semakin bertambah bila menggunakan produk tersebut.

c. What do I want them to do?

Jawab: yang diharapkan dari pembuatan iklan tersebut adalah agar pelanggan dapat membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan serta mendapatkan kepuasan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis.

d. How might they resist?

Jawab: kemungkinan menolak ada. Hal itu kemungkinan sangat besar terjadi apabila konsumen jeli membaca iklan secara menyeluruh tetepi hal itu kemungkinan kecil apabila konsumen tidak jeli dalam membaca iklan tersebut.

e. Are their alternative position I need to examine?

Jawab: iklan itu tidak hanya dipasang di satu media saja tetapi dapat juga dipasang di media cetak lainnya atau di media elektronik.

f. What does the decision maker consider to be the most important issue?

Jawab: tampilan iklan yang menarik akan membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.

g. How might the organization’s culture influence strategy?

Jawab: sangat besar sebagai contoh ketika suatu organisasi menampilkan ketentuan-ketentuan lain dari iklan tersebut.

Dalam menganilis audiens karena sasaran dari iklan ini adalah seluruh pengguna telepon seluler di Indonesia, maka seluruh lapisan masyarakat dapat tersentuh dengan latar belakang budaya, serta adapt istiadat yang berbeda. Dalam pertimbangan budaya, karena cakupannya nasional, jadi menggunakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional di Indonesia. Lain halnya ketika iklan tersebut sasarannya adalah masyarakat di suatu daerah misalnya Jawa Barat maka bisa saja iklan tersebut ada campuran daerahnya, misalkan bahasa, tampilan dan gaya penyampainnya.



BAB IV

SIMPULAN

Dalam pengujian tipe-tipe pesan bisnis persuasif terlebih dahulu harus diketahui terlebih dahulu adalah tiga langkah proses penulisan pesan bisnis persuasif dan tipe-tipe pesan persuasifnya. Dalam langkah proses penulisan pesan persuasif melalui tiga tahap yaitu planning, organizing dan competting.

Dalam mempersiapkan pesan persuasif yang harus dilakukan adalah menganalisan tujuan, menganalisa audiens, analisa kepercayaan dan berusaha menetapkan etika yang tinggi.

Dalam penulisan pesan persuasif diperlukan perhatian khusus terhadap manfaat yang didapat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan tersebut.

Dalam melengkapi pesan persuasif adlah hal yang menentukan kesuksesan dalam menyampaikan pesan persuasif. Ketika mengevaluasi pesan, cobalah untuk menilai alasan secara objektif dan serius. Hubungkan antara tujuan organisasi dengan kebutuhan audiens.

Tiga kategori utama dalam pesan bisnis persuasif antara lain persuasif request untuk tindakan, pesan aduan persuasif dan permintaan untuk penyesuaian dan peringatan yang mendesak.



BAB V

SARAN

Demi menciptakan suatu pesan persuasive yang efektif perlu adanya pengidentifikasian dan pemeriksaan pesan tersebut. Hal ini dapat ditinjau dari sudut isi, tujuan, dukungan dan konteks social suatu iklan. Untuk itu, penulis memberikan saran kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut :

1. Organisasi pengolah pesan persuasive agar lebih memperhatikan langkah-langkah proses penulisan pesan persuasive.

2. Pengguna pesan persuasive (konsumen) agar lebih jeli dan berhati-hati terhadap rayuan iklan yang beredar di masyarakat.

Begitu halnya dengan setiap perusahaan ataupun organisasi pasti menginginkan sebuah keuntungan yang mereka dapatkan dalam hal ini karena yang menjadi kasus adalah perusahaan provider yang menjual produknya berupa kartu GSM maka dalam penyusunan iklan untuk menarik minat pembaca di bolehkan untuk mengekspresikan kreatifitas pembuat iklan secara bebas namun tetap harus menjaga etika dan aturan-aturan yang telah kami paparkan di atas.

Dengan bertambahnya perusahaan baru tetap di perlukan persaingan yang sehat agar konsumen tidak terbohongi dan citra perusahaan di mata masyarakatpun tetap baik.



DAFTAR PUSTAKA


Bastaman, Aam. 2009. Komunikasi Bisnis. http: // www.stekpi.ac.id /skin /kombis/bab%20V%20-2.pdf. [23 April 2009]
Bovee and Thill. 2005. Excellence in Business Communication. Pearson: Mc. Graw-Hill.
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga

CONTOH KONSEP MERANCANG LAPORAN PENELITIAN METODE PENGELOMPOKAN

Topik: Kemampuan Mahasiswa POLBAN Menghadapi Perubahan Lingkungan Sosial Budaya di Kampus

Tujuan :

- Menemukan cara yang tepat agar mahasiswa mampu beradaptasi dengan baik.

- Mengatasi kendala – kendala yang dihadapi mahasiswa dalam proses adaptasi di lingkungan social budaya baru.

- Mengetahui dampak – dampak yang timbul jika tidak ada kesesuaian dalam proses adaptasi, interaksi, dan sosialisasi.

Teknik pengumpulan data :

• Angket

• Observasi

• Studi litelatur

Sumber data :

a. Mahasiswa POLBAN kelas 1KPA dan 1KPB angkatan 2008

b. Dokumen

Yang harus ada:

a. Pengertian sosialisasi.

b. Pengertian nilai sosial.

c. Pengertian perubahan sosial budaya.

d. Masalah yang dialami dalam bersosialisasi dengan mahasiswa.

e. Hambatan dalam interaksi.

f. Pengertian budaya.

g. Solusi.

Pengelompokkan:

1. A: a, b, c, f

2. B: d, e, g