Jumat, 08 Mei 2015

Kisah Utsman Bin Affan

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Bunda-bunda solihat....
Tema kita hari ini, Rabu, 6 Mei 2015 adalah

��Kisah Utsman Bin Affan��

Sebelum kita memulai diskusi, mari kita simak sekelumit kisah Ustman Bin Affan berikut ini

������������������������

Utsman Bin Affan

������������������������

Utsman dilahirkan 6 tahun setelah tahun gajah. Jadi beliau lebih muda 6 tahun dari Rasululloh SAW.

Utsman adalah saudagar pakaian. Karena ia Jujur dan dermawan, perdagangannya maju pesat. Sifat pemalu telah tampak sejak kecil, sehingga Utsman remaja tidak pernah tergelincir dalam kehidupan maksiat seperti teman-temannya. Perasaannya halus dan lemah kembut, karena itu ia berusaha untuk tidak menyakiti hati orang atau melakukan kekerasan.

Abu Bakar, laki-laki dewasa pertama yang memeluk Islam, adalah sahabat Utsman. Mereka sama-sama tidak menyukai kebiasaan buruk masyarakat. Abu Bakar pun mengajak para sahabatnya yaitu diantaranya Zubair bin Awwam, Thalhah Bin Ubaidillah, dan Utsman Bin Affan masuk Islam. Utsman masuk Islam di masa awal kenabian, sehingga termasuk kelompok Assabiquunal Awwaluun.

Utsman Bin Affan menikah dengan putri Rasululloh SAW, Ruqayyah. Untuk memenuhi perintah Alloh dan melindungi istrinya, maka Utsman termasuk Muslimin yang hijrah ke Habasyah. Hijrah pertama dan kedua ke Habasyah diikuti Utsman. Begitu juga ketika hijrah ke Madinah.

Rasululloh SAW mengangkatnya menjadi salah seorang sekertaris dan kadang juga sebagai penulis wahyu.

Pada saat Rasulullah SAW dan kaum Muslimin hendak menghadapi perang Badar, tiba-tiba Ruqayyah sakit keras. Rasululloh SAW mengizinkan Utsman tidak berangkat berperang, untuk menjaga istrinya. Namun Ruqayyah akhirnya wafat dan dimakamkan bertepatan dengan datangnya berita gembira tentang kemenangan kaum Muslimin di Badar.

Mengetahui betapa sayangnya Utsman keoada keluarga Rasululloh SAW, beliau SAW pun kemudian menikahkan Utsman dengan putrinya, Ummu Kultsum, adik dari Ruqayyah. Namun kebahagiaan Utsman tidak lama, karena Ummu Kultsum pun wafat. Melihat Utsman begitu sedih, Rasululloh SAW pun menghiburnya dengan bersabda, "Andaikata ada putri kami yang ketiga, niscaya kami nikahkan ia dengan anda."
Karena menikah dengan Ruqayyah dan Ummu Kultsum itulah, kaum Muslimin pun memberi Utsman gelar "Dzun Nurain" (Si Pemilik Dua Cahaya).
Setelah menikah dengan dua cahaya hatinya itu, Utsman menikah dengan beberapa muslimah lain dan memiliki 15 anak lelaki dan perempuan dari semua pernikahan itu.

Setelah Badar, Utsman banyak mengikuti perang bersama Rasululloh SAW.

������������������������
Menjadi Khalifah Ketiga (masa pemerintahan 23 - 35 H / 644 - 656 M)

Khalifah ketiga setelah Abu Bakar, dan Umar Bin Khattab. Sangat banyak kebaikan yang dilakukan Utsman Bin Affan untuk sesama sehingga beliau digelari "Ghaniyyun Syakir" (orang kaya yang bersyukur). Pada masanya, Utsman mengganti para gubernur taklukan Islam yang ingin memisahkan diri. Dia juga memperbanyak Al Qur'an yang telah dibukukan menjadi tujuh buah dan mengirimkannya ke Syam, Yaman, Bahrain, Basrah dan Kufah. Inilah jasa terbesar Utsman Bin Affan.

Utsman wafat pada usia 82 tahun, saat sedang membaca Al Qur'an, ditikam pedang Humran Bin Sudan.

Di susun oleh RaLiKa
Tim tema diskusi HSMN
Masukan dan saran tentang tema diskusi mohon dikirim ke
HSMN.Timtemadiskusi@gmail.com

Sumber:
(1) Eka Wardhana, Kisah Para Sahabat Nabi, Rumah Pensil Publishing, 2012
(2) Eka Wardhana dan Tim sygma, Muhammad Teladanku, Sygma Publishing, 2013

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

��FB : Seminar MAMS (HS Muslim Nusantara)

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

������������������������

Demikian sepenggal kisah Utsman Bin Affan. Begitu banyak sifat baik yang dicontohkan Utsman, semoga bisa menjadi salah satu inspirasi untuk anak-anak kita...

Mari kita mulai diskusi hari ini...

Kamis, 07 Mei 2015

HS dan Talent Mapping

Resume Diskusi HSMN Group 11
Pemateri: Cikgu adrian
Waktu: Senin, 20 April 2015
Moderator: Mba yani, mba miya
Notulis: Adinda

Sekilas tentang pemateri
Perkenalkan saya , Adrian , kawan-kawan saya memanggil saya Cikgu.
Pendidikan : Fisika ITB (setahun) , lalu pindah ke Teknik Gas & Petrokimia (T. Kimia) UI
Kegiatan :
1. Konsultan Pendidikan, khususnya Pelatihan Guru dan Strategi Belajar
2. Konsultan HS
3. Trainer Talent Mapping
4. Pengajar Matematika
5. Ketua Bidang Pelatihan di Asosiasi Lembaga Filantropi Indonesia (ALFI)

Nama Istri : Sulistyowati
Pendidikan : Sastra Arab UI dan Ma'had Al Mannar
Kegiatan :
1. Ibu Rumah tangga
2. Koordinator Pusat Puteri Gading,  Thifan Tsufuk

HS yang kami jalani,  sebenarnya sederhana saja,  menggabungkan konsep pendidikan sekolahalam (didirikan bang Lendo Novo)  dengan mengutamakan pembinaan keimanan (akidah/tauhid) dan pembinaan akhlak (karakter) di pendidikan dasarnya,  termasuk didalamnya  Al Quran dan sunnah Rasulullah saw serta belajar bersama alam (alam takambang jadi guru).

Disamping itu kami juga menerapkan konsep Talent Mapping dalam memfasilitasi talenta anak-anak dengan fokus kepada KEKUATAN (Bakat Surplus), sehingga tidak terlalu pusing dengan KELEMAHAN (Bakat defisit)nya, krn kami menyadari bahwa sebagai manusia yg bersosialisasi,  manusia bisa bekerjasama dalam menutupi kelemahannnya dengan manusia lain yg mempunyai bakat surplus dibidang yg ia tidak kuasai.

Seperti kita ketahui bersama,  konsep TM yg merupakan 'turunan' dari ilmu Psikologi Positif,  yg awalnya dikembangkan oleh Gallup Organization USA,  dengan meniliti 2 juta responden,  sehingga diperoleh data-data ttg tema bakat yg ribuan banyaknya. Lalu oleh Donald Clifton,  dikelompokkan menjadi 34 tema bakat. Di Indonesia Ir.Rama Royani (Abah Rama) alumni ITB angkatan 1964 yg sudah lebih dari 30 tahun menggeluti dunia kerja dan terutama HRD, berinisiatif menterjemahkan teori dan penelitian tersebut dengan membuatkan 'tools' untuk mengetahui TM seseorang,  yg bahkan sekarang didunia kerja digunakan untuk job analysis,  strenght based human resources management dsb

Sedangkan untuk akademis kami persiapkan ananda utk UN ( dan ujian PTN ) sekitar 6-12 bulan saja.

Selain itu kami juga memberikan pembelajaran dalam bentuk refreshing,  jalan-jalan dsb, yg ibu dan bapak semua juga pasti sudah lakukan. ✅

Pertanyaan - pertanyaan
0⃣1⃣ Mba Adinda
Cikgu saya penasaran untuk persiapan UN yang hanya 6-12 bulan, bisa diceritakan sistemnya?

Jawab
Bu Adinda,  soal UN itu cukup pelajari dan latih soal sesuai dengan SKL (standard kompetensi lulusan) yg merupakan kisi-kisi soal yg akan dikeluarkan di tahun berjalan. Sedangkan sumber soal UN yg kami pakai selama ini a.l. :
1. Soal UN 3-5 tahun terakhir, dari 2 penerbit dari 2 kita berbeda.
2. Soal try out resmi dari diknas setempat
3. Soal latihan UN berdasar SKL yg biasanya diberikan di sekolah oleh guru-guru

Nah bu,  jadi kalau fokus anak ibu diajarkan dengan 3 sumber tersebut dan dilatih diselingi try out mandiri atau try out ikut sebuah event,  insya Allah dengan pengalaman yg kami alami,  alhamdulillah memberi hasil yg bagus ✅

0⃣2⃣ mba nurul
Cikgu,Inshaa Allah mulai semester depan ank2 saya mulai hs. Apakah harus lapor ke diknass?krn kmrn ada info jika anak2 hs harus melapor ke diknas,ank2 saya kelas 5&4 semester besok. Terima kasih

Jawab
Mbak Nurul,  silakan baca Permendikbud no. 129 tahun 2014, di permen tsb pada pasal 6 dijelaskan hal tsb. Permendikbud tsb bisa ibu browsing di Google. Atau seingat saya bu Ida Nur'ani (Founder HSMN) punya. ✅

0⃣3⃣ mba gita
Assalamualaikum pak cikgu
Saya gita. Mau bertanya..

Di konsep Talent Mapping kita fokuskan utk menggali kekuatan anak2 dan tdk memusingkan kekurangannya.

Pertanyaan saya, kalau anak mau masuk universitas atau sewaktu2 kita mau hijrah sma/smp/formal kan ada semacam ujian penyamarataan. Nah di sana anak kita dituntut utk memenuhi standar nilai mata2 pelajaran tertentu. Bagaimana jika anak kita lemah di sains sementara selama HS ia lebih banyak belajar art/ilmu sosial? Bukankah mau tidak mau kita hrs mengkatrol kekurangannya agar anak bs lulus ujian & memenuhi standar nilai?

Oia, apakah anak HS diwajibkan mengikuti UN juga tiap kenaikan jenjang misal dr SD-SMP, SMP-SMU dsb?

Jazakallah khayran katsiran

Jawab
Bu Gita,  sebenarnya untuk masuk PTN tidak harus UN bu, bisa dengan UNPK = Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (paket C).

Namun jika anak ibu ingin dimasukan sekolah formal, tentu akan dilakukan kepada anak ibu tes kelayakan dan penempatan yg sesuai jurusannya,  jadi kalau dulu di HS banyak belajar IPS,  maka masuk SMAnya juga memilih jurusan IPS,  jangan IPA bu. ✅

0⃣4⃣ mba eka
Assalamualaikum.. Pak cikgu
Saya eka rata, saya mau bertanya..persiapan apa saja y harus disiapkan untuk memulai hs

Jawab
Mbak Eka,  memulai HS harus disepakati benar oleh kedua orangtuanya,  dan anak ibu diajak bicara krn anak ibu jangan diperlakukan sebagai objek pendidikan,  tapi jadikan anak ibu subjek, krn anak ibu yg akan menjalani. Jadi jangan ada pemaksaan thd pemilihan metode HS.

Nah,  kalau orangtua memilih metode HS,  maka orangtua berkewajiban terutama dalam pendidikan Keimanan dan pendidikan Akhlak, ditambah ilmu-ilmu lain,  spt Al Quran dan As Sunnah,  Talenta dsb,  maka orangtua harus mau belajar banyak hal juga. Namun semua itu akan menjadi ringan jika orangtua mau bekerjasama dengan orangtua lain dalam sebuah komunitas.
Mbak Eka,  memulai HS harus disepakati benar oleh kedua orangtuanya,  dan anak ibu diajak bicara krn anak ibu jangan diperlakukan sebagai objek pendidikan,  tapi jadikan anak ibu subjek, krn anak ibu yg akan menjalani. Jadi jangan ada pemaksaan thd pemilihan metode HS.

Nah,  kalau orangtua memilih metode HS,  maka orangtua berkewajiban terutama dalam pendidikan Keimanan dan pendidikan Akhlak, ditambah ilmu-ilmu lain,  spt Al Quran dan As Sunnah,  Talenta dsb,  maka orangtua harus mau belajar banyak hal juga. Namun semua itu akan menjadi ringan jika orangtua mau bekerjasama dengan orangtua lain dalam sebuah komunitas.
Namun prinsipnya apakah memilih sekolah formal atau HS, pendidikan itu TANGGUNGJAWAB orangtua,  sekaligus HAK anak yg diamanahkan اللّٰه سبحانه و تعالى kepada orangtua. ✅

0⃣5⃣ mba rina
Cik Gu,  gmn caranya utk bisa ikut talent mapping?  Apakah anaknya saja atau sama ortunya.
0⃣6⃣
Assalamualaikum,,
Bagaimana teknis membuat talent maping untuk anak yang pasif, jadi krg terlihat talent nya apa.. ?
Makasi Cikgu

Jawab
bu Rina dan bu Miya,  pemahaman tentang TM memang sebaiknya diketahui orangtua agar bisa membantu anak untuk menemukan bakat dan minatnya. Sedangkan tes TM pada UMUMnya itu bisa dan akurat dilakukan kepada yg telah berusia 15-16 tahun. Namun semuanya itu tergantung sudah sebanyak apa anak mempunyai wawasan,  informasi,  pengetahuan,  pengalaman dari mencoba,  membaca dsb,  sehingga kenapa kami sangat mengingatkan kepada orangtua untuk memberikan ruang, waktu dan kesempatan yg seluasnya kepada anak-anak untuk apa yg kami sebut "3 BANYAK", yaitu : BANYAK interaksi,  dengan BANYAK orang (baik karakter dan profesi),  dalam BANYAK aktifitas.
Nah, anak yg 3 BANYAK-nya dijalankan dengan baik,  sudah ada beberapa bukti bahwa ternyata mereka ketika usia 9 tahunan bisa dan akurat di tes TM, namun sebaliknya ada seorang berusia 20 tahunan,  ditemukan tidak bisa dan tidak akurat ketika dilakukan tes TM kepadanya,  dan ternyata setelah ditelusuri diketahui bahwa orang tsb amat minim 3 BANYAKnya bahkan cenderung asosial alias kuper. ✅

7⃣ Bunda Rina
Cik gu,  dimana bisa dilakukan tes TM?

Jawab
Bu Rina,  seperti grup HSMN sebelumnya,  nanti form tes TM dan panduannya akan saya share ke email ibu yg ditunjuk grup ini, ingatkan ya bu. ✅

... bersambung

"Kapan seorang anak perempuan diperintahkan memakai hijab?"

Kajian Rutin Parenting Nabawiyah
Ust. Budi Ashari, Lc.
Masjid Darussalam GTA, 6 Mei 2015

Pembahasan tema "Kapan seorang anak perempuan diperintahkan memakai hijab?"

Tema hijab adalah tema besar dalam Islam karena tema ini adalah tema kehormatan, kemuliaan, dan kesucian umat yang besar.
Jika kita saksikan relief peninggalan peradaban yang bukan berasal dari Islam, maka kita akan saksikan bahwa sebagian besar gambar yang ditampilkan ialah yang mempertontonkan ketelanjangan. Hal ini jauh berbeda dengan Islam yang peradabannya memanusiakan manusia.

Dr. Khalid menyampaikan dalam mukadimah pembahasan ini:
Termasuk hal yang dapat kita saksikan di kaum muslimah saat ini bahwa orangtua mereka mewajibkan untuk memakai hijab. Muslimah itu berada dalam keadaan dipaksa memakai hijab (konteks Dr. Khalid dalam kalimat ini di jazirah Arab). Bahkan sebagian muslimah memandang hijab itu dengan ketidaksukaan. Jika sudah tidak suka, pasti mereka akan meninggalkannya saat ada kesempatan, misalnya saat mereka bepergian ke tempat yang jauh.

Sejak dahulu, salah satu target iblis ialah menelanjangi manusia, sebagaimana yang mereka lakukan pada Adam dan Hawa.

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al-A'raf: 27)

Oleh karena itu, kita saksikan bagaimana setan memperdayai manusia dengan membisikkan bahwa berhijab itu menyebabkan rambut rusak, kutuan, menutupi mahkota terindah kaum hawa, dan seterusnya.

Ketaatan wanita dalam perintah memakai hijab akan terus mendekatkannya kepada Allah dan menjadikannya mengharap ridho Allah. Dan seorang wanita mukmin akan menjalankan perintah ini dengan antusias dan penuh kecintaan. Inilah yang disebut ibadah, yaitu saat ketundukan dan kecintaan bergabung menjadi satu.

Anak perempuan harus dilatih berhijab sejak kecil.
Syaikh Ali Ash-Shobuni berkata,
"Setiap orangtua muslim diminta untuk membiasakan putrinya memakai hijab syari di usia 10 agar tidak sulit untuk memerintahkannya di kemudian hari." (Usia 10 ini diqiyaskan dari perintah dalam hadist yang telah kita bahas sebelumnya).
Dr. Khalid berkomentar, "Sesuai pemahaman saya, jika diqiyaskan dengan hadist tersebut, maka seharusnya di usia 7. Usia 10 itu usia saat seorang anak dipukul jika tidak menggunakan hijab (usia evaluasi). Dan usia 10 itu usia yang sangat terlambat untuk mendidik anak-anak beribadah."

Para ulama Syafi'iyah berkata,
"Anak perempuan itu dihijabkan ketika sudah diminati sehingga berbeda-beda usianya. Perbedaan ini bisa dinilai dari tingginya, kesehatannya, kecantikannya, atau dari lingkungan ia tinggal. Ia diperintahkan untuk berhijab meski belum baligh. Jika anak tersebut sudah mulai disukai namun belum diberikan hijab, maka berdosalah orangtuanya. Sebagian anak tersebut ada yang sudah diminati di usia 10, ada juga yang di usia 7."

Bagaimana cara melatih seorang anak perempuan untuk memakai hijab?
Hendaknya, anak-anak mulai diarahkan untuk menutup aurat di usia 3-4 tahun. Anak di usia ini jangan dibiasakan buang air kecil sembarangan atau berlarian tanpa menutup aurat.
Anak perempuan juga dilatih untuk menutupi tubuhnya (kecuali rambut, wajah, leher, tangan, dan telapak kakinya) di depan mahramnya. Dan anak perempuan dilatih untuk menutupi tubuh mulai betisnya, tangannya, dan dadanya. Dilatih pula untuk memakai celana panjang, bahkan saat tidur. Orangtua juga menampakkan wajah ketidaksenangan jika perintah ini dilanggar.

Sejak usia 5 tahun, anak perempuan dilatih untuk tidak memasuki perkumpulan pria yang bukan mahramnya. Mereka juga dimotivasi untuk memakai hijab saat keluar rumah. Anak di usia ini akan otomatis terdorong mengikuti ibu dan saudara perempuannya.

Pada usia 7, barulah anak mulai diperintahkan untuk memakai hijab. Jika anak melanggar, berikanlah hukuman tanpa pukulan.

Jika di usia 10 belum juga berhijab, maka hukumlah dengan pukulan.

Terkait masalah penggunaan hijab, lihat pembahasannya di ilmu fikih. Berhati-hatilah jangan sampai berada di dua kutub, yang terlalu meremehkan, atau terlalu ekstrim.

Tanya jawab:

1. Bolehkah saling memeluk antara saudara?
Selama pelukan dengan sesama mahram itu masih normal, maka tidak apa-apa. Rasulullah pun memeluk dan mencium Fathimah, padahal ketika itu Fathimah sudah memiliki anak.

2. Salah satu tolok ukur keshalihan ialah pakaiannya. Tidak benar kalimat-kalimat semisal, "Jangan ukur seseorang dari cara berpakaiannya." atau "Hatinya dulu yang dijilbabkan, baru kepalanya."
Pembahasan tentang keshalihan hati ada bab tersendiri. Penampilan kita menunjukkan siapa kita.

3. Bagaimana dengan orangtua yang memandikan anaknya?
Orangtualah yang mengurusi anaknya, termasuk mengajarinya adab di kamar mandi. Usahakan jangan sampai orang lain, termasuk saudaranya, yang menemani anak saat berada di kamar mandi.

4. Pembicaraan tentang pakaian bukan hanya antara kita dengan Allah, namun juga hubungan kita dengan manusia.
Di agama lain pun, yang diajarkan ialah cara berpakaian yang sopan. Misalnya, Bunda Maria dan para biarawati.
Hal yang mengherankan dan menjadi pertanyaan, benarkah pakaian adat daerah-daerah di Indonesia? Pakaian ini merujuk ke adat di tahun berapa?

5. Latihan ibadah dalam Islam biasanya selalu dimulai dari latihan gerakan fisik, meskipun hatinya belum khusyuk. Proses khusyuknya hati terus meningkat seiring bertambahnya usia dan ilmu mereka. Misalnya ibadah shalat, atau puasa. Begitu pula dengan berhijab.
Berhijablah dahulu! Barulah Allah memperbaiki hati anda, In syaa Allah.

6. Tema ghadhul bashar merupakan bagian dari perintah memisahkan tempat tidur di usia 10.

�� https://nukilanhikmah.wordpress.com/2015/05/06/kapan-seorang-anak-perempuan-diperintahkan-memakai-hijab/