Rabu, 27 Mei 2015

Membangun Lingkungan yang Mencerdaskan Anak dari dalam Rumah

Resume Kulwap IIP Mesir 1
Jum'at, 25 April 2015

Host: Bunda Hazqel
Co host: Husna Hayati
Admin: Aminah Nurfida

Tema: Membangun Lingkungan yang Mencerdaskan Anak dari dalam Rumah

Biodata narsum:
Nama :
Kiki Barkiah
Lahir :
Bandung, 29th yang lalu
Status :
Menikah dengan Aditya Irawan
Ibu dari Ali, Shafiyah, Shiddiq, Faruq, Fatih

Pendidikan terakhir :
Teknik elektro ITB

Aktivitas saat di Indonesia :
Pengusaha dari rumah

Aktivitas saat ini :
��Homeschooler 5 anak (SMP, SD, TK, Pre School dan bayi)
��Ketua yayasan al kindi batam (komunitas homeschool, rumah tahfidz, dan day care)
��Pengasuh group parenting FOCER (forum curhat emak rempong)
��Pengasuh dan penyiar program siaran Ibu Indonesia Berbagi di radiopengajian.com
��Hobby menulis status parenting di facebook

Motto :
Berjuang dan berusahalah, berikan yang terbaik untuk ummat meskipun kamu harus berkorban

Alamat :
San Jose, California
[06:31, 25/04/2015] Kiki Barkiah WA: Membangun Lingkungan yang mencerdaskan anak dari dalam rumah

Oleh Kiki Barkiah

Semua orang tua pasti bahagia jika memiliki anak-anak yang cerdas. Sayangnya sebagian diantara mereka menganggap bahwa salah satu jalan mencerdaskan anak adalah dengan menyekolahkan anak sedini mungkin. Padahal masa-masa pengikatan hubungan anak dan orang tua yang paling berharga dan menjadi modal besar bagi hubungan mereka di masa yang akan datang adalah kedekatan di masa -masa awal tumbuh kembang mereka. Sekolah memang salah satu sarana mencerdaskan anak, namun bukan berarti proses mencerdasakan anak tidak dapat dilakukan diluar bangku sekolah.

Saat ini berbagai produk-produk edukasi mulai berjamur di masyarakat dan menginspirasi para orang tua untuk mengisi waktu yang berkualitas dengan anak-anak mereka. Berbagai pengetahuan kognitif mulai diberikan sedini mungkin bahkan tak jarang para ibu berbayi disibukkan dengan membacakan kartu belajar kepada bayi-bayi mereka.

Dalam kehidupan nyata ternyata kecerdasan tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang. Lalu bagaimanakah proses pendidikan yang mencerdaskan? Sebelum kita membahas proses, tentunya kita harus dapat mendefinisikan kecerdasan yang kita ingin raih dari proses yang kita dilakukan. Menyimpulkan dari beberapa definisi cerdas yang ditulis para ahli, kecerdasan yang sebaiknya kita bangun dalam diri anak-anak diantaranya:
1. Kemampuan menyimpan informasi dalam memori
2. Kemampuan mengambil, menggabungkan, membandingkan, dan menggunakan informasi yang dimiliki untuk diterapkan dalam konteks baru dan keterampilan konseptual
3. Kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan
4. Kapasitas intelektual yang dibutuhkan untuk dapat bersikap dan berfikir secara rasional serta bertindak secara efektif dalam menghadapi lingkungannya
5. kemampuan untuk memecahkan masalah
6. kemampuan untuk menciptakan hal baru
7. kemampuan untuk menemukan atau menciptakan masalah baru yang menjadi peletak dasar munculnya pengetahuan baru

Dari point diatas dapat jelas terlihat bahwa yang lebih penting dalam sebuah proses belajar adalah bagaimana ilmu itu dapat berbuah amal. Bagi seorang muslim kecerdasan yang dibangun dengan definisi diatas belumlah sempurna. Dalam sebuah hadist disebutkan Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah)

Masya Allah, agama islam yang mulia telah secara sempurna mendefinisikan orang yang paling cerdas dari sebuah titik akhir kehidupan. Bertapa sayangnya jika orang-orang yang cerdas dalam definisi yang utarakan para ahli tidak berbuah pada kebahagiaan dalam kehidupan setelah kematian. Oleh karena itu prinsip penting yang harus dipegang oleh seorang muslim adalah apapun proses belajar yang kita lakukan harus berbuah pada upaya mempersiapkan kematian.

Dari definisi tersebut sangatlah nyata terlihat bahwa pengetahuan kognitif hanyalah salah satu bagian kecil dari proses pendidikan yang mencerdaskan. Maka amatlah disayangkan jika nilai-nilai yang baik dari anak-anak kita, prestasi gemilang dari anak-anak kita, banyaknya materi yang dihafal anak-anak kita, tidak menjadikan mereka memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan apalagi mengharapkan mereka dapat menciptakan hal baru yang bermanfaat bagi manusia. 

Apapun bentuk pendidikan yang kita pilih bagi anak-anak kita, baik itu pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal seperti melalui kursus dan pelatihan, ataupun pendidikan di dalam rumah yang kini terkenal dengan istilah home education dan homeschooling, upayakanlah agar proses itu menjadi proses pendidikan yang mencerdaskan. 

Sebagian besar orang tua tidak menyadari bahwa hal-hal yang terlihat sepele atau yang biasa terjadi didalam lingkungan rumah adalah proses pendidikan yang menentukan kecerdasan. Sebagian dari mereka berfikir bahwa membangun kecerdasan dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan edukasi yang bersifat memberi tambahan pengetahuan kognitif. Bahkan sayangnya mereka cenderung disibukkan dengan proses belajar membaca, menulis dan menghitung. Sehingga tidak jarang kita melihat anak-anak pintar yang berprestasi di sekolah masih manja dan tidak bisa memenuhi keperluan dirinya.

Hal yang jauh lebih penting dalam mempersiapkan anak-anak usia pra sekolah bukanlah kemampuan mereka dalam membaca, menulis dan berhitung namun  mempersiapkan mereka memiliki perilaku dan sikap yang baik dalam belajar sehingga terbangun kepribadian manusia pembelajar dalam diri mereka.

Sikap yang perlu dibangun untuk melahirkan anak-anak yang cerdas pada awal-awal usia kehidupan mereka yang jauh lebih penting daripada memberikan pengetahuan kognitif, diantaranya:

1. Anak dapat menunjukkan semangat dan rasa ingin tahu sebagai seorang pembelajar
2. Anak memiliki daya tahan dalam mengerjakan tugas sampai tuntas dan bersedia mencari bantuan ketika menghadapi masalah
3. Anak bersikap menyenangkan dan kooperatif dalam kegiatan belajar.
4. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan satu atau lebih anak-anak
5. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan orang dewasa yang dikenal
6. Anak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok
7. Anak dapat bermain dengan orang lain dengan cara yang baik
8. Anak bersedia bergiliran dan berbagi mainan
9. Anak dapat membersihkan dan merapihkan lingkungan setelah menggunakannya
10. Anak dapat mencari bantuan orang dewasa bila diperlukan untuk menyelesaikan konflik
11. Anak dapat menggunakan kata-kata dan cara yang baik untuk menyelesaikan konflik
12. Anak dapat mendengarkan dengan pemahaman terhadap arahahan, perintah dan percakapan
13. Anak khususnya usia pra sekolah dapat mengikuti satu sampai dua petunjuk
14. Anak dapat berbicara dengan cukup jelas untuk dipahami tanpa harus memberikan petunjuk kontekstual
15. Anak dapat bercerita berkaitan pengalaman disertai dengan pemahaman tentang urutan peristiwa
16. Anak memiliki minat terhadap kegiatan yang berhubungan dengan membaca
17. Anak mendengarkan dengan antusias saat dibacakan buku
18. Anak dapat menyampaikan kembali informasi yang didapat dari cerita
19. Anak dapat menunjukan urutaan cerita melalui gambar secara logis
20. Anak dapat bermain peran dengan benda-benda
21. anak dapat mengambil peran dalam permainan berpura-pura

Adapun berbagai pengetahuan kognitif yang dapat kita sampaikan kepada anak anak usia pra sekolah diantaranya:

Huruf
1. Mengenalkan huruf
2. Mengidentifikasi huruf besar
3. Mengidentifikasi huruf-huruf kecil

 Logika Matematika
1. Pola dan hubungan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran
2. pengelompokan benda
3. Mengenali pola sederhana dan menduplikasi pola

Konsep angka dan operasi
1. menghitung sampai 20
2. menghitung benda dalam kisaran jumlah 10
3. Mencocokan angka
4.Mengidentifikasi angka secara simbolik 0-10

Geometri dan hubungan spasial
1. Mengidentifikasi 4 bentuk- lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga
2. Menunjukkan konsep posisi / arah, konsep (atas / bawah, di atas /di bawah, didalam/ diluar, di belakang / di depan, di samping / di antara,  tinggi / rendah, kanan / kiri, nyala / mati, pertama / terakhir, jauh / dekat, maju/berhenti).
 
Pengukuran

1. Menunjukkan pemahaman dalam menggunakan kata-kata pembanding (besar / kecil, pendek / panjang, tinggi / pendek, lambat / cepat, sedikit / banyak, kosong / penuh, kurang / lebih.

Keterampilan motorik kasar

1. Dapat menggunakan dan mengendalikan sepeda roda tiga
2. Melompat di tempat dan mendarat dengan dua kaki
3. Dapat berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
4. Melompat dengan 1 kaki 2-3 kali lompatan
5 Melempar bola dengan arah
6. Menangkap bola  yang dilempar dengan tangan
7. Memanjat tangga bermain
8. Melompat dengan lancar selama 20 kaki
 
Keterampilan Motorik halus

1. Menumpuk  sampai 10 balok
2. Meronce manik manik besar
3. Melengkapi puzzle tujuh potongan
4. Membuat pancake, ular, dan bola dari plastisin
5. Memegang pensil dengan benar
6. Menyalin garis vertikal, garis horizontal, lingkaran, persegi, V, segitiga
7. Menulis nama depan
8. Menulis nama depan tanpa contoh
9. Memegang gunting dengan benar
10. Potongan dalam garis lurus di atas kertas konstruksi
11. Memotong persegi di atas kertas konstruksi
12. Memotong segitiga di atas kertas konstruksi
13. Memotong lingkaran  di atas kertas konstruksi
14. Menggunakan lem dan menempel tepat
15. Menggunakan lem dalam jumlah yang tepat saat mengerjakan tugas-tugas
 
Semua materi diatas sifatnya hanya  pengenalan. Mungkin ada beberapa anak yang mudah menwrima konsep tersebut tapi ada juga  yang membutuhkan waktu. Proses tersebut dapat terus kita lanjutkan sedemikian hingga diharapkan anak anak telah memiliki pencapaian berikut diakhir usia TK:

1. Anak dapat mengikuti aturan kelas
2. Anak dapat terpisah dari orang tua atau pengasuh dengan mudah
3. Anak  bersedia melakukan sesuatu secara bergiliran
4. Anak dapat memotong menggunakan gunting mengikuti garis
5. Anak telah menentukan tangan mana yang secara dominan
6. Anak memahami konsep-konsep waktu seperti kemarin, hari ini, dan besok
7. Anak dapat berbaris dengan tertib
8. Anak dapat menyetujui dan mengikuti petunjuk dengan mudah
9 Anak dapat berkonsentrasi selama 15 sampai 20 menit
10. Anak dapat memegang krayon dan pensil dengan benar
11. Bersedia berbagi mainan dan alat belajar 
12. Mengetahui 10 warna dasar: merah, kuning, biru, hijau, oranye, hitam, putih, dan pink, coklat, ungu
13. Anak dapat mengenali dan menulis huruf-huruf alfabet dalam bentuk huruf besar dan huruf kecil
14. Anak dapat mengetahui hubungan antara huruf dan suara yang mereka buat
15. Anak diharapkan dapat mengenali kata atau membaca kalimat sederhana
16. Anak dapat mengeja atau menulis nama lengkapanya
17 Anak dapat menceritakan kembali cerita yang telah dibaca dengan suara keras
18 anak dapat menyampaikan pendapat melalui menggambar, menulis, atau berbicara
19 Anak dapat mengidentifikasi dan menulis angka 0-20
20. Menghitung dengan satuan dan puluhan hingga 100
21. Menyelesaikan soal penjumlahan sampai dengan 10
21. Menyelesaikan soal pengurangan dengan angka 0-10
22. Mengetahui bentuk dasar seperti persegi, segitiga, segi empat, dan lingkaran
23. Mengetahui alamat dan nomor telepon nya untuk keperluan keamanan diri
24. Anak dapat berpartisipasi dalam kegiatan gerak tubuh (seperti senam atau tari) dalam kelompok
25. Anak dapat menggunakan berbagai bahan-bahan seni untuk pengalaman eksplorasi
 

Lalu bagaimana tentang kemampuan membaca? Mungkin banyak para orang tua yang merasa panik ketika anak-anak belum bisa membaca saat usia lulus TK. Dalam buku Miseducation Preschool at Risk, David Elkind justru merekomendasikan untuk mulai belajar membaca secara simbolik saat usia anak anak kehilangan gigi susu. Meskipun begitu pada beberapa anak yang mampu dan menunjukkan minat serta melakukan dengan senang, proses belajar membaca bisa dilakukan lebih awal. Hal yang jauh lebih penting dari mengajarkan skill membaca adalah:
1. proses menamkan kecintaan kepada buku dan ilmu
2. Melatih kemampuan anak dalam memahami isi bacaan.
3. Memperluas kosakata melalui kegiatan membaca
4. Memperluas wawasan melalui kegiatan membaca

Ketidskbijaksanaan dalam.mengajari anak-anak membaca justru dapat berakibat menghilangkan fitrah mereka sebagai manusia pembelajar. Fenomena saat ini banyak anak-anak yang mampu membaca tapi tidak mampu menangkap isi bacaan karena kekurang tepatan langkah awal dalam mengenalkan dunia membaca.

Dari pemaparan diatas ternyata proses menciptakan lingkungan yang mencerdaskan anak menjadi sangtlah sederhana. Orang tua yang ingin melakukan homeschooling di usia dini tidak perlu terlalu panik dalam menyusun kurikulum dan rencana pembelajaran. Dalam pendapat penulis yang dibutuhkan dalam usia awal-awal kehidupan mereka hanyalah sebagai berikut
1. Perbanyak menyusui secara langsung tanpa bantuan botol
2. Perbanyak diskusi tentang lingkungan sekitar
3. Perbanyak melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari
4. Perbanyak melatih mereka melakukan keperluan dirinya sendiri dan menyelsaikan masalah yang mereka hadapi
5. Perbanyak kegiatan membaca buku bersama mereka ean mendiskusikan isi bacaan
6. Perbanyak olahraga bersama mereka
7. Perbanyak melakukan kegiatan bermain aktif
8. Perbanyak cinta dan kasih sayang
9. Perbanyak membaca al quran sejak dalam kandungan
10. Perbanyak doa dan sedekah, insya Allah

Referensi
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Intelligence
http://www.greatschools.org/students/academic-skills/1207-kindergarten-benchmarks.gs
http://www.icanteachmychild.com/71-things-your-child-needs-to-know-before-kindergarten/
Miseducayion preschool at risk; David Elkind

✏ sesi tanya jawab ✏
1⃣Assalamualaikum
Sebenarnya berapa batasan umur yg tepat yg dimaksud dg umur pra sekolah tk dan sd? irda
1⃣ Allahualam tp kalo di california ada batasan hari lahir terakhir dimana anak wajib didaftarkan masuk kinder. Sepeeti misalnya yh berusia 5 tahun sebelum 2 sept. Nah dibawah usia tersebut biasany dikenal dgn usia pea sekolah. Disini ada preachool 3 tahun dan 4 tahun juga  ada transisional kindergarten untuk mereka yg sdh 5 tapi bulan lahirnya di akhir akhir sehingga gak bisa masuk kinder di tahun tsb✅

2⃣Selaku praktisi home schooling divluar negri, kurikulum apa yang teh kiki berikan utk anak2? Apakah teh kiki dan suami membuat kurikulum sendiri,mengikuti kurikulum di Indonesia atau Amerika atau lesson plan online?
Kemudian, apakah anak2 mempelajari semua pelajaran yang ada seperti di sekolah atau hal2 yang mereka sukai menurut passion anak2 sja? Fida.

2⃣Saya pakai kurikulum amerika dan ikut sekolah virtual tp dalam.pelaksanaannya krn ada anak yg kurang suka dgn lesson plan yg disediakan jadi djlapangan kurikulum itu saya modifikasi dengan metode yang lebih menantang bagi anak saya sehingga yg betuk betuk dilaksanakan sesuai dengan arahan hanya pada lesson plan yg harus dikumpulkan seperti portfolio dan assestment✅

3⃣Bagaimana menyikapi kalau sedang proses belajar mengajar di rumah, ada tamu yang datang. Atau kalau di indonesia teman anak anak datang mengajak bermain. Umi maryam
3⃣Tidak bisa mbak harus sepeeti orang bekerja. Tentikan waktu kapan kita bekerja untuk homeachooling dan kapan bisa  menerima tamu. Sampaikn sajja kami homeschooler✅

4⃣ untuk melaksanakan homeschooling.kira kira langkah awal dan persiapan apa saja yg harus di lakukan?ada beberapa pendapat yg mengatakan dengan homeschooling anak anak kurang bersosialisasi.bagaimana menurut ibu kiki dg ini?menurut ibu kiki nilai positif yg besar di dapatkan dwngan praktek homeschooling ini kira kira apa ya bu?(Saya ada kecendrungan dengan homeschooling cuman masih dalam tahap kaji mengkaji dulu segi negatid positifnya bu..jd saya lagi mengummpulkan info tentang homeschooling).makasih sebelumnya bu..retno
4⃣ kayaknya yg paling penting sebelum menjalankan hs adalah mengumpulkan niat dan alasan kenapa memilih HS, Krn hs itu berat. Kalo kita kuat niatnya insya Allah nanti pas lelah dan hampir mwnyerah akan kembali pada niat tsb. Lalu setelah itu kita pilih mau dibawa ke arah mana HS kita. Pelajari gaya belajar anak juga pelajari kemampuan diri kita dan gaya mengajar kita. Setelah itu tentukan kurikulum apa yang mau dipakai, beli buku yang cocok dengan gaya belajar anak lalu sering googling untuk bahan ajar. Untuk tahap awal bisa dimulai dengan semi hs, pura pura hs. Liat perkembangannya, apakah enjoy tidak kedua belah pihak.
Menurut saya kekurangan hs itu cuma satu, tidak bisa merasakan suasana keteraturan dan kekakuan sekolah. Tp fleksibilitas ini yg sebenernya menjadi kekuatan utama hs.
Soal sosialisai gak masalah karena sosialisasi itu gak harus dalam sekolah, ortu bisa menyediakannsaeanan sosialisaai lain bahkan bisa lintas usia. Yg lwbih pwnting justru mengajarkan adab dalam bersosialisasi sebelum twrjun pada sosialisasi apa adanya yang belum tentu memberi pwngaruh positif.
Nilai posirif dr hs itu banyak salah satu yang paling unggul adalah kita bisa memilih cara terbaik yang paling pas untuk kita dalam mencapai sebuah tujuan yang sama. Kelebihan jedua adalah waktu yang lwbih sibgkat memungkinkan kita untuk menggunakan sisa waktunya untuk mwmpwlajari hal hal yg ingin kita pelajari✅

5⃣Assalamu'alaikum teh.. Mohon di share pengalaman teteh mengajarkan anak bergaul dgn org asing (Fransisco). Sy ingin sekali anak bergaul atau paling tidak berbahasa arab (karena domisili sekarang di Mesir) agar paling tidak ada "atsar baik". Namun melihat kondisi anak yang terlihat agak antipati trhadap anak kecil Mesir.. Jadi sy bingung menerapkan keinginan ini.  _ulfia
5⃣Untuk bergaul mmg harus dilibatkan dalam sebuah sarana. Entah itu sekolah atau tempat kursus. Kalo anak anak masuk sekolah 3 bulan juga udah cepet bisa bahasa inggris. Krn dibantu video pembelajaran juga kan dlm english  tp sekarang anak anak hanya ikut sekolah akhir pekan. Cukup lah buat bergaul dan mengasah bahasa. Intinya hak bisa dikurung dirumah terus harus ada sarana interaksi walau kita hanya milih sekali seminggu✅

6⃣Teh kiki.. menanggapi jawaban dari pertanyaan nmr 2 jg, sekolah virtual yg menurut teh kiki bagus yg katagorinya seperti apa? Atau mungkin bisa direkomendasikan yg sudah teh kiki sekeluarga ikuti�� - Fida.
6⃣saya ikut connection academy. Ada yg katanya bagus calvert school tp mahal sekali biayanya. Saya gratis krn tinggal di indo. Saran saya beli buku saja, nanti kembangin dr buku. Lessonplan dr mereka yg sekuler belum tentu cocok kok sama keluarga muslim. Saya banyak modofikasi sendiri. Saya sih suka buku buku keluaran penerbit mc graw hill dan pearson✅

7⃣Boleh tau kapan mbak kiki menyiapkan lesson plan untuk anak2? Apakah setiap hari/minggu/bulan?
Sya pernah baca juga kalau teh kiki menyiapkan menu untuk seminggu sekaligus. Berarti mbak langsung masak besar dgn berbagai menu dlm sehari ya? Betul begitu? Nayra
7⃣saat ini saya sdg tidak menyiapkan lesson plan krn saya ikut sekolah virtual. Jd lesson plan sudah disajikan hanya saja sering saya modifikasi di lapangan menyesuaikan minat anak anak. Sebenernya mengikuti buku juga kalo bukunya bagus juga cukup. Ditambah kalo bukunya beragam jd bisa dikompilasi yang cocok. Kalo buat lesson plan dr awal berat ya.
Saya gak masak mingguan saya cuma bumbuin mingguan. Sudah di pack per porsi jd tinggal panggang atau goreng atau tumis✅

8⃣Teteh, menyambung jawaban tth no.2, kegiatan yang menantang itu seperti apa? adakah buku atau web yang direkomendasikan untuk dijadikan rujukan? Karena kadang2 saya kehilangan ide memunculkan kegiatan lain ketika anak bosan atau tidak tertarik dgn kegiatan yg kita sodorkan?
-Neng-
8⃣kalo kegiatan itu bisa di googling dgn keyword activity for kids, art and craft for kids, coockibg for kids, outdoor games for kids, science experiment for kids. Tp biasanya yg susah itu tenaga kita untuk ngejainnya hehe✅

9⃣Mengenai pembelajaran melalui multimedia (video edukatif), berapa lama waktu yang diperbolehkan teh? Karena saya pernah baca, menonton bagi anak itu kurang baik meskipun itu video edukatif? -Ummu Yusuf-
9⃣Untuk anak dibawah 2 tahun tidak disarankan menonton multimedia. Krn pergerakan gambar yang cepat dapat membahayakan otak. Kalo durasinya kira kira sekitar 30 menit setwlah itu kita bisa jeda dgn aktifitas lain. Kalo anak terus terusan via multimedia biasanya berkurang naluri untuk bereksplorasinya. Sehingga bereksplorasi bahkan bermain bebas tanpa diarahkan temanya itu penting untuk anak✅

��Ada beberapa point yg tth tulis mngenai kecerdasan anak dlm usia awal2 mereka, sbgi contoh diantaranya mampu berinteraksi dengan sesamanya, atau dengan orang yg lbih dewasa, berbagi mainan dengan orang lain.
Nah, yang saya tanyakan, ada fase2 dmn anak ga mau berinteraksi dengan orang yang belum dikenalnya, atau fase merasa seluruh mainan itu miliknya, atau merebut punya  . Apkah kita fahami bahwa hal itu lumrah karena masih anak2, jika fasenya sudah berlalu maka akan membaik? Atau perlu kita stimulus?
Maaf kepanjangan teh.. -Radhia-
��itu lumrah sekali, ada masa mereka blm mengerti kepemilikan dan konsep sharing. Ada masa mereka masih blm berani bertemu dgn org lain  solusinya cuma terus di coba dan diajarkan konsep berbagi. Walau butuh waktu untuk mereka mengerti. Seringnya kita memaksa anak besar untuk mengalah. Padahal anak yg lebih kecil lebih mudah luoa dan dialihkan sehingga jangan sampai kita mengabaikan hak anak yg besar dan tdk menghargai kepemilikannya . Mengatur sistem agar anak tidak beresiko berebutan juga menjadi solusi yg bijak ubtuk pengasuhan anak anak balita✅