Jumat, 15 Mei 2015

MENIKAH, BUKAN SEKEDAR CINTA

by : bendri jaisyurrahman
(twitter : @ajobendri)

1. Pernikahan itu bukan sekedar mengenai cinta tapi yg utama adalah komitmen

2. Betapa banyak pernikahan yang rusak karena yang diperbarui hanyalah cinta bukan komitmen

3. Pernikahan akan makin berkah jika komitmen makin menguat meski cinta menurun bahkan lenyap

4. Cinta itu wilayah rasa. Sementara komitmen wilayah logika. Rasa boleh berkurang namun logika harus selalu menguat dalam pernikahan

5. Logika memahami bahwa pernikahan adalah taqdir. Dan menjalaninya dengan syukur dan sabar adalah Ibadah

6. Komitmen kita dalam pernikahan diukur sejauh mana komitmen kita dengan Allah. Sebab akad nikah dan syahadah sama-sama dikenal sebagai
'ikatan yg kokoh'

7. Allah pengikat jiwa antar pasutri. Sehingga rayuan mesra kepada
istri pun tak bisa menjaga keutuhan pernikahan jika hubungan kepada Allah tak dipelihara

8. Penyelesaian utama pada saat konflik pernikahan adalah penyelesaian komitmen bukan cinta. Sebab cinta tak bisa dipaksakan. Tapi komitmen bisa dikuatkan

9. Perbaikan komitmen pernikahan yakni menyadari bahwa akad nikah adalah janji kepada Allah untuk memuliakan istri dan anak. Kelak akan ditagih

10. Bertahan dalam sebuah pernikahan meski tanpa cinta tapi karena komitmen saat akad menunjukkan integritas lelaki sholih

11. Penguatan komitmen pernikahan dimulai dari penguatan syahadah dengan ibadah kepada pemilik hati yakni Allah SWT

12. Sebab pernikahan bukan sekedar pelampiasan cinta dan syahwat. Tapi implementasi dari syahadah yakni ibadah.

13. Pernikahan yg tak ada aktivitas ibadah di dalamnya, lebih tepat
disebut perkawinan. Kambing, kerbau dan sejenisnya juga bisa
melakukannya

14. Itulah kenapa jika sekedar utk 'kawin' maka pernikahan tdk butuh komitmen tapi obat kuat dan minuman suplemen

15. Dalam pernikahan yg tidak didasari komitmen namun mengagungkan cinta maka tampilan fisik itu paling utama.

16. Wajar, Rosulullah menjadikan faktor agama sebagai yg utama dalam merencanakan pernikahan. Sebab hanya orang-orang beragama yg siap berkomitmen

17. Maka saat konflik rumah tangga melanda, tak perlu cari seribu satu cara untuk tumbuhkan cinta. Fokuslah kepada penguatan aqidah sebaga fondasi perbaruan komitmen

18. Cinta akan terajak dan makin tumbuh tatkala komitmen makin
menguat. Sebab cinta adalah makhluk Allah yang hadir atas perintah
dariNya

19. Jika ‘terpaksa’ berpisah adalah konsekuensi dari aqidah. Bukan karena cinta yang pupus sudah. Sebab takkan berkumpul dalam sebuah rumah antara ahlul ibadah dan ahlul ma’siyah

20. Semoga rumah tangga kita senantiasa diikat karena Allah bukan atas paras cantik dan sebab kemewahan dunia..

Rabu, 13 Mei 2015

Mengajarkan sifat Rasululloh SAW: Fathonah

����������������������
Bismillaahirrohmaanirrohiim

Bunda-bunda solihat...

In Sya Alloh hari ini, tema diskusi kita adalah

��"Mengajarkan sifat Rasululloh SAW: Fathonah"��

Sebelum berdiskusi, berikut adalah salah satu kisah Rasulullah SAW

����������������������

Pemugaran Ka'Bah

����������������������

Pada saat Nabi Muhammad SAW muda,sebelum menjadi Rasul, terjadi sebuah banjir besar di Mekah. Banjir itu menyebabkan dinding Ka'bah yang memang sudah lapuk jadi retak dan terancam runtuh.
Akhirnya diputuskanlah untuk mengadakan pemugaran Ka'bah.
Oleh Quraisy, pengerjaan sudut-sudut ka'bah dibagi 4 bagian. Setiap kabilah masing-masing mendapat satu sudut yang harus dirombak kembali. Pemugaran Ka'bah ini sebenarnya lebih menyerupai perbaikan hasil karya Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Pondasi ditinggikan, dindingnya pun ditinggikan, lantainya diuruk sehingga tinggi dan pintunya disejajarkan dengan lantai dalam Ka'bah serta diberi tangga untuk masuk. Pada saat ini pula, Ka'bah mulai diberi atap.
Pembangunan berjalan lancar sampai tiba saatnya batu hitam, hajar Aswad, hendak ditempatkan kembali ke tempatnya semula di sudut timur. Karena ini merupakan upacara suci penuh kehormatan, berebutlah tiap kabilah untuk melaksanakannya. Kabilah satu merasa lebih berhak terhadap lainnya, sehingga suasana menjadi panas.
Di tengah keadaan itu, muncul Abu Umayyah bin Al Mughirah. Dia adalah orang tua yang dihormati dan dipatuhi. Dia pun mengajukan sebuah usul yang disetujui oleh semua pihak,"Serahkanlah putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa."
Orang-orang pun menoleh dan menanti. Siapakan yang kiranya akan datang pertama?

Ternyata, beliau adalah Muhammad. Orang-orang pun bersorak lega.

Muhammad saat itu belum berumur 30 tahun. Orang-orang Quraisy pun menceritakan persoalan yang nereka hadapi. Muhammad, memandang merek dengan matanya yang teduh dan bijaksana. Berpikir sejenak, lalu berkata, "Tolong bawakan sehelai kain."
kain pun segera diberikan. Muhammad mengambil dan menghamparkan kain itu. Dia lalu mendekati Hajar Aswad. Diangkatnya batu hitam itu dan diletakkan ditengah-tengah kain.
"Hendaknya setiap kabilah memegang ujung kain ini," kata beliau lagi.
Kemudian, para ketua kabilah memegang ujung kain dan bersama-sama mengangkat Hajar Aswad. Di tempat Hajar Aswad semula berada, Muhammad mengangkat dan meletakkannya kembali.
Semua pihak merasa amat puas dengan keputusan Muhammad.
Demikianlah salah satu kisah yang menggambarkan sifat Fathonah (kecerdasan) dan kebijaksanaan Rasululloh SAW sejak beliau muda.

Ralika
Tim Tema Diskusi HSMN
HSMN.TimTemaDiskusi@gmail.com

Sumber:
Eka Wardhana. Muhammad Teladanku. Sygma Publishing. Bandung. 2013.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

��FB: Seminar MAMS (HS Muslim Nusantara)

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

��FB Fanpage: Homeschooling Muslim Nusantara

��FB Fanpage: Seminar Menuntun Anak Menyongsong Surga

��������������������

Apakah Bunda memiliki kisah yang lain?
Adakah tips-tips khusus untuk mendorong buah hati meneladani sifat Rasulullah SAW ini?
Apakah ada pengalaman tertentu?

Mari kita mulai diskusi kita hari ini tentang sifat fathonah Rasululloh SAW... yuuuk..saling berbagi hikmah dan manfaat yang Alloh beri...

PEMICU 2: TEMA DISKUSI IMAN KEPADA NABI DAN RASUL

������������������������
������PEMICU 2: TEMA DISKUSI IMAN KEPADA NABI DAN RASUL������

Bismillaah...

Setelah kita membahas 4 poin sebagai beberapa 'catatan penting dalam menceritakan Kisah Nabi dan Rasul pada Anak', maka berikut adalah poin-poin berikutnya yang akan kita bahas kemudian...

Semoga bermanfaat...

������������������������

Catatan Penting dalam Menceritakan Kisah Nabi dan Rasul pada Anak...

������Bagian kedua-habis������

������������������������

5⃣ Variasikan Metode

Kakak menggeser sofa dan meja sedemikian rupa dan mengajak mas azzam sambil berteriak-berteriak: “ayo naik, sebentar lagi banjir”. Ini pura-puranya kapal nabi Nuh, sambil mengangkut naik mainan binatang dan boneka ke atas sofa. Metode bercerita tidak melulu dengan kata-kata, menggunakan simulasi, permainan, boneka tangan, air, pergi ke tempat yang pembuatan patung (thematic outing) juga bisa jadi metode yang baik dan asyik agar anak lebih memahami cerita nabi dan Rasul tersebut. Tentu saja metode yang bervariasi ini akan lebih berkesan, diingat dan menyenangkan bagi mereka. Be creative!

������������������������
6⃣Bertahap dan Lakukan Pengulangan

Memahami 25 kisah nabi secara sekaligus tentu bukan hal yang mudah bagi anak-anak. Orang tua dan guru perlu mengatakan bahwa “cerita ini belum lengkap semua, masih ada kelanjutannya”. Penyampaian (episode) kisah perlu menyesuaikan dengan usia dan pemahaman anak, misalnya, saat menceritakan kisah Nabi Musa AS yang melakukan kesalahan dengan membunuh seorang lelaki, kisah homoseksual kaum sodom, kisah wanita-wanita yang sampai terluka jarinya karena ketampanan nabi Yusuf AS, relatif lebih tepat disampaikan saat usia anak menjelang baligh/SD bukan TK. Karena kisah ini memerlukan pemahaman yang lebih tinggi tentang konsep-konsep hubungan antar manusia, emosi, ketertarikan secara seksual dan sebagainya. Namun hal ini bukan berarti tidak menyampaikannya sama sekali, karena pada saat yang lebih tepat anak perlu diajarkan bahwa tabiat manusia memang bermacam-macam, bahwa manusia; bahkan nabi sekalipun pernah berbuat salah—terutama jika mereka mengikuti hawa nafsunya. Namun yang terpenting anak mengetahui bahwa mencegah diri dari kesalahan dan bertaubat adalah lebih utama. Selain itu anak harus memiliki kesadaran bahwa manusia dengan berbagai watak, tabiat dan perilaku buruk itu adalah realitas kehidupan, dan justru mereka perlu mendapatkan dakwah agar kembali ke jalan kebenaran.

������������������������
7⃣Lakukan konfirmasi untuk mengecek pemahaman

Untuk mengecek pemahaman anak, kita bisa mengkonfirmasi dengan kuis, pertanyaan, perbandingan, asosiasi/kemiripan dan cara lainnya. Ini penting dilakukan agar anak memiliki pemahaman yang benar dan memastikan mereka mendapat ‘ibrahnya’.

������������������������
8⃣Rangsang Rasa Ingin Tahu dan Keinginan Belajar yang lebih tinggi

Penting merangsang minat anak untuk tidak hanya menjadi pendengar, tapi pembelajar.

“Kakak pengen bisa membaca sendiri buku tentang Nabi yang umi pegang ini?”

“Iya aku pengen bisa baca huruf -hurufnya, nanti aku yang ceritakan sama azzam deh”. Nah kita bisa dapat momentum bahwa bisa membaca itu asyik, memberikan ‘kesadaran aksara’ sehingga suatu saat mereka akan minta: “mi, aku mau belajar baca”. Ingat bahwa menumbuhkan minat membaca harus lebih dulu ditumbuhkan sebelum mengajarkan keterampilan membaca. Anak yang bisa membaca dini belum tentu senang membaca. Menceritakan kisah- kisah dengan cara yang menarik, membiasakan anak membuka dan bertanya tentang buku-buku bergambar adalah cara-cara yang baik untuk merangsang minat baca anak.

������������������������
9⃣ Ajak mereka mencintai Al-Quran sebagai referensi utama

Orang tua dan guru punya tanggungjawab untuk menceritakan kisah Nabi dan Rasul dengan benar/shahih. Salah satu cara efektif untuk mengajarkan kisah nabi dan Rasul dengan Benar adalah dengan merujuk langsung pada Al Qur’an. Mengajak anak menghafal Qur’an, akrab dengan Quran sejak dini banyak sekali manfaatnya.

Kita bisa mengatakan ” cerita Nabi Musa AS ada di surat Al-Baqarah, artinya sapi betina”.

“Oya? di Al-Quran ada surat yang cerita Sapi mi?”, tanya kakak.

“Ada, ada yang cerita tentang sapi, gajah, semut, Unta…banyak”.

“Aku mau hafalan surat sapi, apa itu … Al-Baqarah, coba tunjukkan mi, yang mana … aku mau baca”.

Dengan demikian, kalaupun sempat ‘terjadi kesalahan bercerita’ pada waktu mereka anak-anak, kelak ketika mereka bisa membaca dan mencintai Qur’an mereka akan mendapatkan pemahaman yang shahih karena mengeceknya langsung pada sumber rujukan utama. Wallahu allam.

Sumber:
1.Ninin Kholida M, S.Psi, M.Kes. http://www.dakwatuna.com/2014/02/02/45753/catatan-penting-dalam-menceritakan-kisah-nabi-dan-rasul-pada-anak/#axzz3ZPFFrJRU

Tim Ralika
Tim Tema Diskusi HSMN
HSMN.Timtemadiskusi@gmail.com

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

�� FB Seminar MAMS (HS Muslim Nusantara)

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

������������������������

Nah... dari poin dibagian kedua artikel ini, membahas 5 catatan penting ketika kita ingin berkisah tentang Kisah Nabi-Nabi kepada buah hati kita...

Yuuk kita share pengalaman kita�� dan kita diskusikan lagi...

Jika ada yang hendak men-share kisah nabi juga boleh yaaa...

Kisah Utsman Bin Affan

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Bunda-bunda solihat....
Tema kita hari ini, Rabu, 6 Mei 2015 adalah

��Kisah Utsman Bin Affan��

Sebelum kita memulai diskusi, mari kita simak sekelumit kisah Ustman Bin Affan berikut ini

������������������������

Utsman Bin Affan

������������������������

Utsman dilahirkan 6 tahun setelah tahun gajah. Jadi beliau lebih muda 6 tahun dari Rasululloh SAW.

Utsman adalah saudagar pakaian. Karena ia Jujur dan dermawan, perdagangannya maju pesat. Sifat pemalu telah tampak sejak kecil, sehingga Utsman remaja tidak pernah tergelincir dalam kehidupan maksiat seperti teman-temannya. Perasaannya halus dan lemah kembut, karena itu ia berusaha untuk tidak menyakiti hati orang atau melakukan kekerasan.

Abu Bakar, laki-laki dewasa pertama yang memeluk Islam, adalah sahabat Utsman. Mereka sama-sama tidak menyukai kebiasaan buruk masyarakat. Abu Bakar pun mengajak para sahabatnya yaitu diantaranya Zubair bin Awwam, Thalhah Bin Ubaidillah, dan Utsman Bin Affan masuk Islam. Utsman masuk Islam di masa awal kenabian, sehingga termasuk kelompok Assabiquunal Awwaluun.

Utsman Bin Affan menikah dengan putri Rasululloh SAW, Ruqayyah. Untuk memenuhi perintah Alloh dan melindungi istrinya, maka Utsman termasuk Muslimin yang hijrah ke Habasyah. Hijrah pertama dan kedua ke Habasyah diikuti Utsman. Begitu juga ketika hijrah ke Madinah.

Rasululloh SAW mengangkatnya menjadi salah seorang sekertaris dan kadang juga sebagai penulis wahyu.

Pada saat Rasulullah SAW dan kaum Muslimin hendak menghadapi perang Badar, tiba-tiba Ruqayyah sakit keras. Rasululloh SAW mengizinkan Utsman tidak berangkat berperang, untuk menjaga istrinya. Namun Ruqayyah akhirnya wafat dan dimakamkan bertepatan dengan datangnya berita gembira tentang kemenangan kaum Muslimin di Badar.

Mengetahui betapa sayangnya Utsman keoada keluarga Rasululloh SAW, beliau SAW pun kemudian menikahkan Utsman dengan putrinya, Ummu Kultsum, adik dari Ruqayyah. Namun kebahagiaan Utsman tidak lama, karena Ummu Kultsum pun wafat. Melihat Utsman begitu sedih, Rasululloh SAW pun menghiburnya dengan bersabda, "Andaikata ada putri kami yang ketiga, niscaya kami nikahkan ia dengan anda."
Karena menikah dengan Ruqayyah dan Ummu Kultsum itulah, kaum Muslimin pun memberi Utsman gelar "Dzun Nurain" (Si Pemilik Dua Cahaya).
Setelah menikah dengan dua cahaya hatinya itu, Utsman menikah dengan beberapa muslimah lain dan memiliki 15 anak lelaki dan perempuan dari semua pernikahan itu.

Setelah Badar, Utsman banyak mengikuti perang bersama Rasululloh SAW.

������������������������
Menjadi Khalifah Ketiga (masa pemerintahan 23 - 35 H / 644 - 656 M)

Khalifah ketiga setelah Abu Bakar, dan Umar Bin Khattab. Sangat banyak kebaikan yang dilakukan Utsman Bin Affan untuk sesama sehingga beliau digelari "Ghaniyyun Syakir" (orang kaya yang bersyukur). Pada masanya, Utsman mengganti para gubernur taklukan Islam yang ingin memisahkan diri. Dia juga memperbanyak Al Qur'an yang telah dibukukan menjadi tujuh buah dan mengirimkannya ke Syam, Yaman, Bahrain, Basrah dan Kufah. Inilah jasa terbesar Utsman Bin Affan.

Utsman wafat pada usia 82 tahun, saat sedang membaca Al Qur'an, ditikam pedang Humran Bin Sudan.

Di susun oleh RaLiKa
Tim tema diskusi HSMN
Masukan dan saran tentang tema diskusi mohon dikirim ke
HSMN.Timtemadiskusi@gmail.com

Sumber:
(1) Eka Wardhana, Kisah Para Sahabat Nabi, Rumah Pensil Publishing, 2012
(2) Eka Wardhana dan Tim sygma, Muhammad Teladanku, Sygma Publishing, 2013

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

��FB : Seminar MAMS (HS Muslim Nusantara)

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

������������������������

Demikian sepenggal kisah Utsman Bin Affan. Begitu banyak sifat baik yang dicontohkan Utsman, semoga bisa menjadi salah satu inspirasi untuk anak-anak kita...

Mari kita mulai diskusi hari ini...

"Kapan seorang anak perempuan diperintahkan memakai hijab?"

Kajian Rutin Parenting Nabawiyah
Ust. Budi Ashari, Lc.
Masjid Darussalam GTA, 6 Mei 2015

Pembahasan tema "Kapan seorang anak perempuan diperintahkan memakai hijab?"

Tema hijab adalah tema besar dalam Islam karena tema ini adalah tema kehormatan, kemuliaan, dan kesucian umat yang besar.
Jika kita saksikan relief peninggalan peradaban yang bukan berasal dari Islam, maka kita akan saksikan bahwa sebagian besar gambar yang ditampilkan ialah yang mempertontonkan ketelanjangan. Hal ini jauh berbeda dengan Islam yang peradabannya memanusiakan manusia.

Dr. Khalid menyampaikan dalam mukadimah pembahasan ini:
Termasuk hal yang dapat kita saksikan di kaum muslimah saat ini bahwa orangtua mereka mewajibkan untuk memakai hijab. Muslimah itu berada dalam keadaan dipaksa memakai hijab (konteks Dr. Khalid dalam kalimat ini di jazirah Arab). Bahkan sebagian muslimah memandang hijab itu dengan ketidaksukaan. Jika sudah tidak suka, pasti mereka akan meninggalkannya saat ada kesempatan, misalnya saat mereka bepergian ke tempat yang jauh.

Sejak dahulu, salah satu target iblis ialah menelanjangi manusia, sebagaimana yang mereka lakukan pada Adam dan Hawa.

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al-A'raf: 27)

Oleh karena itu, kita saksikan bagaimana setan memperdayai manusia dengan membisikkan bahwa berhijab itu menyebabkan rambut rusak, kutuan, menutupi mahkota terindah kaum hawa, dan seterusnya.

Ketaatan wanita dalam perintah memakai hijab akan terus mendekatkannya kepada Allah dan menjadikannya mengharap ridho Allah. Dan seorang wanita mukmin akan menjalankan perintah ini dengan antusias dan penuh kecintaan. Inilah yang disebut ibadah, yaitu saat ketundukan dan kecintaan bergabung menjadi satu.

Anak perempuan harus dilatih berhijab sejak kecil.
Syaikh Ali Ash-Shobuni berkata,
"Setiap orangtua muslim diminta untuk membiasakan putrinya memakai hijab syari di usia 10 agar tidak sulit untuk memerintahkannya di kemudian hari." (Usia 10 ini diqiyaskan dari perintah dalam hadist yang telah kita bahas sebelumnya).
Dr. Khalid berkomentar, "Sesuai pemahaman saya, jika diqiyaskan dengan hadist tersebut, maka seharusnya di usia 7. Usia 10 itu usia saat seorang anak dipukul jika tidak menggunakan hijab (usia evaluasi). Dan usia 10 itu usia yang sangat terlambat untuk mendidik anak-anak beribadah."

Para ulama Syafi'iyah berkata,
"Anak perempuan itu dihijabkan ketika sudah diminati sehingga berbeda-beda usianya. Perbedaan ini bisa dinilai dari tingginya, kesehatannya, kecantikannya, atau dari lingkungan ia tinggal. Ia diperintahkan untuk berhijab meski belum baligh. Jika anak tersebut sudah mulai disukai namun belum diberikan hijab, maka berdosalah orangtuanya. Sebagian anak tersebut ada yang sudah diminati di usia 10, ada juga yang di usia 7."

Bagaimana cara melatih seorang anak perempuan untuk memakai hijab?
Hendaknya, anak-anak mulai diarahkan untuk menutup aurat di usia 3-4 tahun. Anak di usia ini jangan dibiasakan buang air kecil sembarangan atau berlarian tanpa menutup aurat.
Anak perempuan juga dilatih untuk menutupi tubuhnya (kecuali rambut, wajah, leher, tangan, dan telapak kakinya) di depan mahramnya. Dan anak perempuan dilatih untuk menutupi tubuh mulai betisnya, tangannya, dan dadanya. Dilatih pula untuk memakai celana panjang, bahkan saat tidur. Orangtua juga menampakkan wajah ketidaksenangan jika perintah ini dilanggar.

Sejak usia 5 tahun, anak perempuan dilatih untuk tidak memasuki perkumpulan pria yang bukan mahramnya. Mereka juga dimotivasi untuk memakai hijab saat keluar rumah. Anak di usia ini akan otomatis terdorong mengikuti ibu dan saudara perempuannya.

Pada usia 7, barulah anak mulai diperintahkan untuk memakai hijab. Jika anak melanggar, berikanlah hukuman tanpa pukulan.

Jika di usia 10 belum juga berhijab, maka hukumlah dengan pukulan.

Terkait masalah penggunaan hijab, lihat pembahasannya di ilmu fikih. Berhati-hatilah jangan sampai berada di dua kutub, yang terlalu meremehkan, atau terlalu ekstrim.

Tanya jawab:

1. Bolehkah saling memeluk antara saudara?
Selama pelukan dengan sesama mahram itu masih normal, maka tidak apa-apa. Rasulullah pun memeluk dan mencium Fathimah, padahal ketika itu Fathimah sudah memiliki anak.

2. Salah satu tolok ukur keshalihan ialah pakaiannya. Tidak benar kalimat-kalimat semisal, "Jangan ukur seseorang dari cara berpakaiannya." atau "Hatinya dulu yang dijilbabkan, baru kepalanya."
Pembahasan tentang keshalihan hati ada bab tersendiri. Penampilan kita menunjukkan siapa kita.

3. Bagaimana dengan orangtua yang memandikan anaknya?
Orangtualah yang mengurusi anaknya, termasuk mengajarinya adab di kamar mandi. Usahakan jangan sampai orang lain, termasuk saudaranya, yang menemani anak saat berada di kamar mandi.

4. Pembicaraan tentang pakaian bukan hanya antara kita dengan Allah, namun juga hubungan kita dengan manusia.
Di agama lain pun, yang diajarkan ialah cara berpakaian yang sopan. Misalnya, Bunda Maria dan para biarawati.
Hal yang mengherankan dan menjadi pertanyaan, benarkah pakaian adat daerah-daerah di Indonesia? Pakaian ini merujuk ke adat di tahun berapa?

5. Latihan ibadah dalam Islam biasanya selalu dimulai dari latihan gerakan fisik, meskipun hatinya belum khusyuk. Proses khusyuknya hati terus meningkat seiring bertambahnya usia dan ilmu mereka. Misalnya ibadah shalat, atau puasa. Begitu pula dengan berhijab.
Berhijablah dahulu! Barulah Allah memperbaiki hati anda, In syaa Allah.

6. Tema ghadhul bashar merupakan bagian dari perintah memisahkan tempat tidur di usia 10.

�� https://nukilanhikmah.wordpress.com/2015/05/06/kapan-seorang-anak-perempuan-diperintahkan-memakai-hijab/

Seorang Ibu Boleh Marah

By Santy Musa,S.Psi

Suatu kali dalam sebuah pertemuan ibu-ibu, seseorang nyeletuk, “Dengan anak harus lembut ya, Bu. Jangan sampai di tempat umum terlihat lembut tapi di rumah anak-anak diteriakin. Di depan umum saat anak berulah bilang ‘Sayang, jangan dong’, di rumah boro-boro dipanggil ‘Sayang’, yang ada dimarahin.”

Mendengar itu dada saya langsung terasa sesak. Help Me!

Iyes! Pada satu titik, keadaan itu terasa “gue banget”. Artinya, kadang saya begitu. Tapi, kenapa seolah kata-kata itu menusuk? Saya tidak akan serta merta mengatakan, “Iya ya. Seharusnya saya tidak begitu. Saya harus lebih baik dalam menjadi seorang ibu.” Lalu timbul rasa bersalah, timbul rasa sedih belum menjadi ibu yang baik. Lalu bersusah payah menahan gejolak di dada dan berhari-hari menjadi drama queen dengan peran “ibu yang tak sempurna”. Ya! Semua itu terjadi tak lama setelah “instropeksi diri”. Salahkah kalau kita instropeksi diri? Tidak. Masalahnya, yang perlu instropeksi diri bukan hanya saya!

Orang Lain Pun Perlu Instropeksi Diri

Saya cenderung akan menyuruh ibu yang bicara di atas tadi untuk menyunting kembali redaksional yang dipilih. Saya membayangkan, berapa banyak ibu yang akan terluka mendengar kata-kata itu?

Beban seorang ibu tidaklah semudah dengan mengatakan “di luar begini di rumah kok gitu”. Pernahkah membayangkan saat dengan muka berseri seorang ibu mendandani anak-anaknya, dijejer di kursi cantik, lalu jepret! Foto manis ter-upload di medsos. Dikomentari sama sanak saudara, sahabat, rekan rumpi, tetangga sebelah, sampai teman SD. Padahal siapa tahu satu jam yang lalu ia berteriak marah sama anak manis itu bahkan sampai mencubit pantatnya?

Lalu apa yang terjadi? Saat membaca komen, hatinyatersentuh. Sesungguhnya ia sangat mencintai anak-anak manis itu. Lalu saat mereka tertidur di pangkuannya, ia menciuminya penuh penyesalan. Ia meminta maaf pada anak-anaknya dalam kebisuan dengan air mata meleleh-leleh. Ia berjanji dalam diri sendiri untuk tidak mengulanginya lagi. Itu sudah bagus, percayalah!

Seorang Ibu Bisa Lelah

Berapa banyak ibu-ibu yang kelelahan dan ingin mendapat kedamaian daripada celaan? Apa yang salah dengan “teriakan kepada anak”? Tidak ada ibu yang sempurna.

Tidak semua ibu memiliki kemewahan seperti beberapa pembantu atau baby sitter yang mereka miliki. Memiliki bermacam fasilitas yang memudahkan mereka untuk tidak merasa kelelahan lahir dan batin.

Tidak semua ibu memiliki keluarga yang harmonis yang mampu membuat mereka menjadi pejuang tangguh yang tanpa cela.

Tidak semua ibu bla … bla … bla …

No excuse, dong! Atasi dulu masalah mereka. Tetap selamatkan anak-anak!

Betul. Itu mulia. Kita akan memiliki banyak cara untuk menyelamatkan anak-anak. Tapi sudahkah berpikir bagaimana kita akan menyelamatkan seorang ibu?

Ada banyak cara seorang ibu untuk mengerti bahwa mereka kurang sempurna, bahwa mereka harus belajar untuk menjadi ibu yang lebih lagi. Percayalah saat seorang ibu sudah rela menepikan hobinya berumpul bersama teman-temannya di warung kopi eksekutif dimana mereka melakukannya untuk bersenang-senang alih-alih me-time, saat mereka rela memakai tabungannya untuk membeli kebutuhan anak-anaknya daripada sekedar mewujudkan incaran sebuah tas bermerek Eropa demi gengsi, saat mereka menangis sedih tidak bisa datang ke salon karena harus menemani anak-anaknya. Jangankan hal-hal mewah seperti itu, mau ke kamar mandi saja susah! Harus bawa anak masuk ke dalam. Percayalah, saat itu terjadi, mereka adalah ibu-ibu yang baik yang bisa saja berteriak kepada anak-anaknya.

Jangan Dengarkan Orang Yang Hobi Menghakimi

Makanya, punya anak jangan banyak-banyak. Satu saja susah. OMG! Itu pilihan Anda, Mom. Tapi jangan menambah beban dalam menakar orang lain ya.

So natural! Seorang ibu memiliki emosi: marah, sedih, senang, kecewa, bahagia, dll. Terkadang, orang lainlah yang perlu memperbaiki dirinya. Bukan hanya seorang ibu yang ditunjuk-tunjuk!

Orang berbusa-busa menjelaskan bagaimana sebuah teriakan bisa mematikan berjuta sel di otak anak, betapa teriakan bisa menumbuhkan kecemasan pada perkembangan emosional anak. Jangan lupakan, bahwa kecemasan seorang ibu juga bisa memengaruhi pertumbuhan emosional anak-anak. Saat mereka belajar bahwa ibu mereka bereaksi terhadap suatu masalah dengan perilaku kecemasan. Sayangnya, kecemasan ini justru datang karena ia sangat ingin menjadi ibu yang sempurna bagi anaknya. Ia merasa gagal. Ia tidak menyadari bahwa di dunia ini cermin tidak hanya ada di tangannya.

Apakah kita harus ikut berada dalam situasi yang menekan orang lain?

Insting Seorang Ibu Adalah “Menjadi Ibu yang Baik”

Saya sendiri pernah merasakan bahwa emosi saya lebih tertata saat saya berada di tempat umum. Saya merasa tidak sendirian. Saya merasa lebih rileks saat anak saya merengek ataupun rewel. Saya lebih bisa tenang menghadapi anak-anak dan merasa itu adalah sebuah kedamaian. Saya punya sisi yang keibuan. Justru jika seorang ibu memarahi anaknya di tempat umum, bukankah itu aneh? Jangan pernah hakimi mereka. Barangkali mereka justru telah memperlihatkan sisi depresifnya. Jika tidak dapat membantu, lebih baik kita diam.

Saya justru berpikir, dengan insting keibuannya, banyak wanita tahu dirinya salah atau benar. Banyak wanita yang setidaknya memiliki alarm alami untuk sekedar bertanya: saya benar atau tidak ya? Itulah titik dia ingin menjadi sempurna. Di situlah terletak kesadaran untuk membaca atau berdiskusi dengan sesama teman tentang bagaimana menjadi seorang ibu yang baik, bagaimana agar anak berkepribadian kuat, dan “bagaimana” lainnya yang mampu menyelamatkan anak-anak dari pengasuhan yang salah.

Kesadaran inilah celah pengetahuan. Saat seorang ibu siap menerima pengetahuan (baik dengan teori maupun pengalaman), saat itulah nilai-nilai berkembang dalam dirinya. Sampai lelah kita berteriak, “sebaiknya begini, sebaiknya begitu,” hanya akan melelahkan bagi kita semua. Yang berteriak tentang idealisme merasa frustrasi, yang diteriaki juga merasa gagal. Menanggung perasaan cemas. Siapa yang menjamin perilaku cemas akan membuat seorang nyaman? Tidak. Dia akan lebih sering berteriak karena panik.

Seorang ibu selalu ingin menjadi yang terbaik, meskipun tidak sempurna. So, jangan jadikan rasa bersalah akibat ekspresi marah sebagai label bahwa Anda bukan seorang ibu yang baik, Bunda. Teruslah berproses dengan mendengarkan insting keibuan yang telah diberikan Allah.

Profil Penulis:
Santy Musa, S.Psi adalah seorang ibu rumah tangga dan penulis lepas yang menyukai dunia wanita dan hal-hal yang berhubungan dengan eksistensialisme. Telah menerbitkan beberapa buku dan menjadikan kegiatan menulis sebagai penjaga pikiran.

Keharmonisan sebagai warisan terindah untuk anak

���� Resume Diskusi Grup HSMN 11����

�� pemateri : Ihsan (Canun)
�� momod   : Adinda
��nonot   : Dewi
�� tema : Keharmonisan sebagai warisan terindah untuk anak

������ prolog ������

Bismillah
Assalamualaikum wr wb :)
Ibu2, mohon maaf atas keterlambatan dan keterpendingan jadwal yg smula 2 hari lalu jd hari ini
Perkenalkan,  nama sy ikhsanun kamil pratama,  biasa dipanggil kang canun.  Aktivitas harian sy sbagai konselor pernikahan,  dan sering mengadakan pelatihan pernikahan harmonis dan family coaching (bimbingan keluarga)  di bbrp instansi
Kasusny memang nano2 rasanya.  Nmun dr beragam kasus yg sy tangani,  sy ternyata mendapatkan sbuah pola permasalahn umum,  dan bagaimana cara menanganinya
Ternyata ibu2, permasalahan yg terjadi seringkali krn byk pasutri yg tidak melakuk hal2 yg sederhana yg akan sy share.  Atau,  kalaupun tau formulany,  tp tidak tau bagaimana aplikasinya d dunia nyata
Krn itu hari ini mah,  kita ngobrolny yg ringan2 aj y bu :)
Yg pnting bs dipraktekin,  sepakat?
Nah,  hal yg paling seriing dikeluhkan adalah masalah ini:

Kang,  gmn sih cara yakinin/menyadarkan pasangan ttg pentingnya miliki quality time sama anak?
Atau ini:

Kang,  sy teh udh ikut kelas parenting ksana ksini.  Sy udh terapkan anak sy biar dibatasi main games,  tp pasangan justru yg menghancurkan aturan baru yg sy buat...
Knp hal ini byk terjadi?  Biasanya,  pasangan yg tak terlalu peduli dgn anak,  hubungan dgn pasanganny krg baik
Biasany,  pasangan yg sering perang dingin atau berantem tp dipendam,  seringkali yg jd korban dr emosi pertengkaran ortuny adalah anakny
Dgn kata lain,  pernikahan yg sekedar bertahan demi anak,  yg ortu pikir itu baik,  ternyata berdampak tak baik utk tumbuh kembang anak
Jika kita betul2 peduli anak,  betul2 sayang akan anak, maka keharmonisan pernikahan adalah hal yg perlu utk Anda perjuangkan
Tahukah Anda? Anak belajar banyak dari pernikahan orangtuanya...

Jika suami istri tak kompak dan lembek, maka anak akan memiliki pendirian yang lemah.

Jika Istri melarang sang anak untuk menonton televisi, dan menyuruh belajar, sedang suami memperbolehkan sang anak untuk belajar sambil nonton TV, maka ketidakkompakan orangtuanya akan membuatnya berpihak pada satu pihak, dan bisa saja menjadi opportunis

Jika suami istri sering berselisih dalam konflik rumahtangga, dan 'menyelesaikannya' dengan pertengkaran, itu akan menjadi pembelajaran bagi anak untuk gunakan kekerasan jika menyelesaikan masalah...

Jika suami istri tidak ramah satu sama lain, anak akan belajar untuk menjadi cuek...

Jika suami istri sering mengumpat satu sama lain, maka anak akan belajar menjadi rendah diri...

Jika suami istri saling menggurui, saling berperan menjadi bos, maka anak akan menjauh dari orangtuanya...

Jika suami istri tegas dan kompak dalam kebaikan, maka anak akan memiliki pendirian yang kuat, mampu bedakan mana benar mana salah...

Jika suami istri saling support dalam hadapi masalah kehidupan, maka anak akan belajar menghargai diri sendiri...

Jika suami istri membangun lingkungan yang bersahabat, maka muncul RESPECT dari anak, tak perlu diminta....

Jika suami istri ringan mulut untuk mengucapkan TERIMA KASIH, maka anak akan belajar menghargai manusia lain...

Jika suami istri ringan mulut untuk mengucapkan MAAF atas ketidaknyamanan yang dirasakan pasangan, anak pun akan belajar bahwa dirinya TIDAK SELALU benar...

Jika suami istri saling terbuka akan keluhan pasangannya dan tiada 'rahasia antara kita', maka anak pun senang untuk terbuka dengan orangtuanya...
Terbuka tentang lawan jenis yang mulai disukai...
Terbuka tentang kapan pertama kali mimpi basah...
Terbuka tentang keinginannya untuk mencicipi rokok...
Terbuka tentang keinginan untuk sesekali bolos...
Sehingga kita bisa lakukan pencegahan dan proteksi anak dari bisikan setan yang lebih jauh lagi...

Maka sebetulnya...
Pernikahan harmonis Anda adalah bekal bagi anak anda...
Pernikahan harmonis Anda adalah kunci bagi pola parenting Anda...
Pernikahan harmonis Anda adalah warisan yang sangat berharga bagi masa depan anak Anda...

Mari ciptakan dan berikan warisan terindah itu untuk anak-anak kita...

Sulit? Memang betul, itulah tandanya bahwa pernikahan harmonis Anda sesungguhnya sangat berharga. :)
Nah utk membangun pernikahan harmonis,  ada hal yg perlu anda perhatikan,  bahwa....
Smua org,  smua manusia miliki dua kbutuhan dasar,  yaitu kebutuhan fisik  sperti makan minum tidur krndaraan rumah,  etc.  Yg bs dipenuhi dgn uang.  Krn inilah salah satu alasanny kita bekerja dan cari nafkah kn?  :)
Tentu saja,  kbutuhan ini tak bs didelegasikan.  Sy gbs mjnta kpd anda 'bu,  sy pny anak istri utk hidup,  tlg penuhi kbutuhannya.  Carikan uang utk mereka y buu.  Pliiis'
Nah,  manusia tnyata tak hny pny kbutuhan fisik, nmun jg kbutuhan emosi dan spiritual
Sperti,  kbutuhan dicintai,  kbutuhan berbicara dan didengarkan,  kbutuhan diakui,  kbutuhan diapresiasi,  kbutuhan dituntun,  etc
Bgaimana jika tidak terpenuhi?  Mnurut anda,  org yg gila dan org yg bunuh diri,  sblm menjadi gila dan sblm bunuh diri,  mrk adlh org yg byk bicara atau byk diam?
Krn itu,  kbutuhan emosional ini adlh kbutuhan dasar manusia,  yg perlu dipenuhi oleh pasanganny sndiri
G mungkin kbutuhan ini didelegasikan kan?  G mungkin sy bilang k suami anda

'pak,  tlg bahagiakan anak istri saya!'.

Jelas sy yg gila kalau sy mendelegasikan kbutuhan ini
Namun sayang
Byk pernikahan yg hny skdar prnuhi kbutuhan fisik saja.  Rumah mewah,  makan malam semeja,  tp msg2 sibuk sm gadgetny sndiri2
Rumah mewah,  ruang kluarga dilengkapi televisi dan multimedia termutakhir,  nmun tak terjalin kedekatan emosi krn jarang diskusi dan curhat antar sesama anggota keluarga.  Shingga,  ruang keluarga telah tersulap menjadi ruang multimedia
Dgn kata lain,  byk suami,  istri,  anak.  They both live on the same house,  but they are homeless
Krbutuhan fisiknya (house)  terpenuhi,  bhkn tak jrg berlebihan,  namun kbutuhan emosinya (home)  tak terpenuhi
Pdhl,  jika istri tak bs jd home bagi suaminy,  sangat mungkin home bagi suami adlh pos ronda,  kantorny,  game online d gadgetny,  atau bhkan yg terburuk,  wanita idaman lain di luar sana...
Jika ortu tak bs jd home bagi anakny,  sangat mungkin home bagi anak adlh pembantu,  teman2 geng di sekolah yg mengenali porno,  seks bebas,  rokok,  narkoba.  Naudzubillah...
Dan dr kecil,  dr tk smpai kuliah,  kita sudah mengorbankan waktu,  uang,  tenaga,  dan pikiran utk memenuhi kompetensi karier,  kompetensi memenuhi house
Nmun bagaimana dgn kbutuhan home?  Sudahkah kita mengetahuiny scara detil dan pny kompetensi itu?
Pdhl,  jika kita menjadi home bagi pasangan dan anak kita,  sesungguhnya kita sedang melindungi mrk dr kenakalan2 yg mungkin utk mrk lakukan
Dgn kata lain,  membangun home berarti kita swdang menjalankan pesan Ilahi,  utk melindungo keluarga dari api neraka.  Wallahualam✅

������ Tanya Jawab������

❓ 1⃣Bagaimana menciptakan keharmonisan keluarga jika kepala keluarga kerjanya dengan roster (maksudnya berada di lokasi 1 bulan dan cuti 1 bulan) karena suami kerja di tambang migas.. sehingga jarang ketemu istri dan anak anak

1⃣  Prinsip dasar menciptakan keharmonisan keluarga adalah membangun suasana persahabatan yg sangat2 karib
Bagaimana membangun suasana persahabatan ini?  Tentu dgn komunikasi yg intens,  becanda bareng,  tertawa bareng,  bermain brrsama,  curhat,  etc...
Layakny dahulu kita pny sahabat karib,  sahabat sehidup semati gt bu wkt sekolah dl
Nah,  prinsip membangun keharmonisan itu disini.  Dgn kata lain,  modal membangun home adalah kebersamaan
Dan yg namany membangun kebersamaan pernikahan dan keluarga,  kualitas komunikasi face to face tatap muka adlh kualitas TERTINGGI dan TAK BISA digantikan dgn telpon,  sms,  video call,  chatting,  dan lain2
Namun,  bukan berarti sy bilang bhwa telpon sms dll itu sm skali tak ada pengaruh.  Bkn begitu.  Pengaruhny memang ada,  nmun takkan bs gantikan pertemuan fisik
Krn itu,  solusi jangka pendek adlh dgn memanfaatkn teknologi,  jalin komunikasi yg baik SETIAP HARInya...  Usahakan
Solusi jangka panjang,  anda perlu kembali merumuskan kembali tujuan anda berdua menikah itu untuk apa.  Tujuan bekerja untuk apa.  House memang krwajiban,  nmun home pun kewajiban.  Bukankah kewajiban shaum d bln ramadhan tak menghapus  kewajiban kita utk sholat fardhu?
Utk solusi jangka panjang,  sy bs bntu ibu di program famiky coaching sy atau program2 pelatihan sy y bu :) ✅

2⃣ Bunda linda
Aslm. Bagaimana caranya membangun keharmonisan kluarga jika ortu(ayah ibu) pulang kerja malem?idealnya istri bs menjadi home suami n anak2nya?

2⃣ Wslm.  Kondisiny mirip dgn yg di atas y.  Ini kondisi ttg keseimbang karier keluarga.  Jangka pendek bs dgn pemanfaatan teknologi komunikasi.  Jangka panjang,  Anda perlu membicarakan kembali apa tujuan menikah,  apa tujuan pny anak,  apa tujuan bekerja.  Krn suami istri sejatiny adlh dua org yg bekerja sama satu sama lain utk menjalani khidupan.  Ibarat pernikahan yg mengarungi gelombang kehidupan,  perlu ada arah pulau yg dituju,  serta prmbagian peran siapa nakhoda,  siapa navigator.  Pernikahan tanpa arah dan tanpa pembagian peran seringkali sebabkan kelelahan tak berujung dan penyesalan akan peran2 yg saat ini dijalani
Pd prinsipny,  sering2lah menjalin heart to heart communication :)

Dsni sy g bicara ttg resign,  atau apapun y.  Byk kasus karier-kluarga yg sy tangani,  tak perlu resign jg terbentuk kok keharmonisan.  Resign atau bkn,  itu adalah pilihan msg2 keluarga.  Skali lg,  sy bkn tekankan resign,  tp jalani keduanya dgn seimvang  ✅

❓3⃣  Bunda Adinda

kang canun kalau romantis menurut laki2 itu gmna ya? Kalau buat saya sebenarnya dikasih bunga dari pinggir jalan aja udah klepek2. Nyampe skrg saya blum
berhasil membuat kejutan buat suami.

3⃣ Bu dinda.  Romantis buat suami itu carany beda2 bu.  Krn ini suami anda,  maka sy cm bs jawab,  sy tidak tahu krn sy g kenal suami anda :)

That's your homework after all :)

Tp kalau mau digeneralisasikan, area otak pria ttg seka 2.5x lipat lebih luas dan lebih byk ketimbang wanita.  Byk suprise tuh yg bs dilakukan.  Misal pake lingerie yg gmn gt.  Suprisenya pake itu bs,  hhehe
Koreksi: ttg seks ✅

❓ 4⃣  Bunda Dessy
ada 3 pertanyaan
1. Bagaimanakah suami "mengajari" istri supaya jd pasangan yg romantis?
Dan sebaliknya, bgm istri "mengajari" suaminya utk romantis juga?
2. Romantis tuh apa sih, kang?
3. Jika romantis adl sodara kandung memuji, bgm jika (sepertinya) emang ga da yg bisa di pujikan...atas suami/ istri?

4⃣ 1. & 2. Ibu2, sy mau tny pd ibu2 smua.  Siapa yg mau tau cara mendapatkan pasangan yg mengerti 100% diri kita?  Kbtulan,  sy pny formulanya :)
Jd gini ibu2, cara mendapatkan pasangan yg mengerti 100% diri anda adalah..........

Menikah dengan DIRI SENDIRI...

Hhahaha,  hal ini slalu sy tanyakan k sluruh peserta sminar sy,  dan jawabanny slalu mau

Pdhl,  ibu2. Mungkin g sih?
Anda sm suami isi kepala sama ato beda?
Pola pikir sama ato beda?
Kebiasaan sama ato beda?

Bhkn,  stelah anda menikah slama 50 tahun skalipun,  isi kepala anda jd nyatu atau tetap beda??
Bayangkan!

2 org yg berbeda satu sama lain,  bertemu dlm wadah bernama pernikahan,  potensi konflikny tinggo atau tinggi sekali?
Dgn kt lain,  harmonis bukanlah kondisi tiada konflik sama sekali.  Namu  harmonus adlh mereka yg mampu menangani perbedaan yg ada dengan cara DEWASA
Mrk yg bs me-manage ketidakcocokan yg ada,  itulah harmonis versi saya...
Maka ibu2, wajar g jika suami tidak mengerti apa mau kita?
Wajarkah jika kita menuntut suami untuk mengerti diri kita tanpa kita berbicara sepatah kata pun?
Maka sejatinya,  suami istri yg berbeda satu sama lain ini,  setiap harinya PERLU untuk mengenal pasangannya sendiri...
Tak ada sesuatu yg tiba2, smuanya ada prosesnya.  Jika ada suami/istri yg merasa bhwa pasangannya berubah secara tiba2, itu sbuah pertanda bahwa dirinya selama ini tidak ada proses untuk mengenali pasangan itu...
Smoga bs menjawab 4.1 dan 4.2 ya :)

3. Otak pria dan otak
wanita itu beda.
Istirahat versi pria dan wanita itu beda.
Istirahat versi pria itu klo abis pulang kantor nyampe rumah lgsg tidur

Sedang istirahat versi wanita itu,  dia perlu curhat dl

'iih papah tau gak sih itu anak kita lagi rewel2nya cobaa.  Masa dia maen2in bedak mama lah samoe kamar kotooor'

Krn kbutuhan bicara wanita 2x lipat lbih byk drpd pria.  Abis curhat,  hati plong  baru deh bobo...

Buat pria,  dgrin curhat saat lg capek itu sama aja kyk dilempari sampah.  Sedang bagi wanita,  pria yg lgsg tidur itu sama aja bagaikan dicuekin...
Pria kalau bermasalah,  pgnny menyendiri.  Wanita kalau bermasalah pgnny curhat.

Sedang pria kalau diberi masalah,  fokusny adalah memberi solusi sbagai tanda cinta.  Sedang wanita yg abis curhat,  dikasih solusi bagaikan tidak didengar.  Betul?
Jd jgn sampai kita menganggap,  tiadanya pujian it means tidak romantis lg.  Bahasa cinta msg2 org berbeda2. Anda boleh search d google '5 love language' utk mempelajarinya ✅

❓5⃣ Bunda Ayu
Assalamu'alaikum bgmn cara kt sebagai istri menghadapi suami yg kurang sabar dlm menghadapi anak dn cendrung tempramen ringan tangan kepada anak misal anak salah sedikit di cubit atw di pukul walau hanya sekedar menggertak dn pelan. Dn apa solusinya menghadapi anak yg caper jika ada orang asing di rumah tamu misalnya?

5⃣ Anak yg caper dpn tamu itu sedang bereksperimen dlm ekspresikan keinginannya.  Maka biarkan dirinya berekspresi selama tidak membahayakn diriny,  dan tak ganggu org lain.  Tindak tegas (bkn keras y) dgn penyampaian lembut jika mulai mengganggu org lain. 
Suami yg krg sabar,  suami yg tempramen biasany terbentuk krn byk emosi yg terpendam dlm dirinya. kbutuhan homenya blm terpenuhi dgn baik oleh pasanganny.  Krn itu,  penuhi kbutuhan home suami Anda y ��  ✅

������  Kesimpulan ������

Begitu banyak istri yang baik-baik…
Namun menceramahi atau mencereweti suami saat lelah pulang kerja…
Maksudnya sih baik, untuk menjadikan suami sebagai tempat curhat…
Menjadikan suami sebagai tempat terpercaya ia mengeluarkan isi hati…
Namun, ia tak tahu bahwa ‘istirahatnya’ suami adalah ‘ditinggalkan sendirian’ dulu sejenak…
Akibatnya, timbul keretakan dalam pernikahan…
Jika terjadi berhari-hari selama bertahun-tahun?
Hmmm...
Menjadi istri yang baik saja TIDAK CUKUP

Begitu banyak suami yang baik-baik…
Ketika istrinya marah akibat kesalahannya, lalu berteriak ‘JAHAT! Tinggalin aku sendiri!!!’, maka sang suami betul-betul meninggalkannya…
Maksudnya sih baik, untuk memberikan istri waktu luang agar bisa menenangkan diri…
Namun ia tak tahu bahwa sebetulnya itu adalah isyarat dari istri, ‘apakah suamiku akan memperjuangkanku lebih lagi?’…
bahwaa ketika istri bermasalah, cara mendamaikannya adalah merayunya terus menerus, bukan meninggalkannya…
Akibatnya, timbul keretakan dalam pernikahan…
Jika terjadi berhari-hari selama bertahun-tahun?
Hmmm….
Menjadi suami yang baik saja TIDAK CUKUP

Begitu banyak suami yang baik-baik…
Pergi pagi pulang petang mencari nafkah…
demi anak istri tercinta….
Karier melesat gaji meningkat, menghabiskan waktu berjam-jam di luar….
Merasa sudah berjuang demi keluarga…
Merasa sudah melakukan yang terbaik demi keluarga…
Merasa sudah memenuhi SEGALA kebutuhan anak istri…
Padahal tanpa sadar, ia lupa bahwa anak istrinya adalah manusia…
yang tak hanya memiliki kebutuhan materi, namun juga kebutuhan EMOSI…
Karena tidak tahu, karena tidak sadar, menyusuplah seseorang ‘dari luar sana’…
yang menawarkan bahwa pemenuhan kebutuhan emosi anak istrinya bisa dipenuhi olehnya….
Jika orang ini adalah lawan jenis, apa yang terjadi?
Hmm…
Menjadi suami yang baik saja TIDAK CUKUP

Begitu banyak istri yang baik-baik…
Ketika ada masalah, justru ditekan…
Ketika ada rasa tidak nyaman, justru dipendam…
Maksudnya sih baik, agar suami tidak terganggu…
Namun, ia tidak tahu…
Bahwa emosi layaknya per, jika ditekan terus menerus, lama-lama…..?
Itulah yang sering terjadi pada orang yang ‘diam’, orang yang ‘kalem’…
yang akan ada masa dimana ia akan ‘meledak’
Jika istri yang baik ini selalu ada gejala ‘meledak’ tiap 3 bulan, apa yang terjadi?
Hmmm…
menjadi istri yang baik saja TIDAK CUKUP

Banyak suami baik, banyak istri baik…
sekilas terlihat dari luar, baik-baik saja hubungannya…
Namun beritanya sering mengagetkan, 
kok tiba-tiba cerai?
kok tiba-tiba pisah rumah?
yang bisa kita lihat hanya yang ‘tiba-tiba’…
tapi kita tak tahu, apakah pernikahannya ‘terlihat harmonis’ atau ‘BETUL-BETUL HARMONIS’

untuk menjemput pernikahan harmonis, ternyata menjadi baik saja TIDAK CUKUP
‘Ah kalau gitu mending jadi orang jahat saja’. Bukan! Bukan itu…
Menjadi orang baik, adalah modal dasar yang sangat dibutuhkan untuk menjemput pernikahan harmonis…
Namun TIDAK CUKUP…
Menjemput pernikahan harmonis perlu dilengkapi dengan ILMU…

Menjadi orang baik tanpa ilmu, hanya akan membuat lelah ‘menjadi orang baik’ karena tidak tahu caranya…
Tidak tahu bagaimana mengelola emosi dan mengeskpresikannya pada waktu dan tempat yang tepat…
Tidak tahu bagaimana cara menyampaikan ‘nasihat’ tanpa penolakan dari pasangan…
Tidak tahu bagaimana cara meng-install akhlak kepada anak istri…
Tidak tahu bagaimana bentuk bahasa cintanya…
Semuanya hanya akan membuat sang orang baik menjadi LELAH untuk menjadi baik..

Maka, menjemput pernikahan harmonis, cukupkah hanya menjadi orang baik saja?
Ternyata TIDAK CUKUP. Perlu anda lengkapi dengan perbekalan ILMU & SKILL pernikahan yang memadai

Selamat menjemput keharmonisan keluarga anda ��

Sila likes fanspage FB
Romantic-Couple Canun Fufu

InsyaAllah senantiasa berbagi tips pernikahan harmonis dsana✅

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

Selasa, 12 Mei 2015

Keharmonisan sebagai warisan terindah untuk anak

���� Resume Diskusi Grup HSMN 11����

�� pemateri : Ihsan (Canun)
�� momod   : Adinda
��nonot   : Dewi
�� tema : Keharmonisan sebagai warisan terindah untuk anak

������ prolog ������

Bismillah
Assalamualaikum wr wb :)
Ibu2, mohon maaf atas keterlambatan dan keterpendingan jadwal yg smula 2 hari lalu jd hari ini
Perkenalkan,  nama sy ikhsanun kamil pratama,  biasa dipanggil kang canun.  Aktivitas harian sy sbagai konselor pernikahan,  dan sering mengadakan pelatihan pernikahan harmonis dan family coaching (bimbingan keluarga)  di bbrp instansi
Kasusny memang nano2 rasanya.  Nmun dr beragam kasus yg sy tangani,  sy ternyata mendapatkan sbuah pola permasalahn umum,  dan bagaimana cara menanganinya
Ternyata ibu2, permasalahan yg terjadi seringkali krn byk pasutri yg tidak melakuk hal2 yg sederhana yg akan sy share.  Atau,  kalaupun tau formulany,  tp tidak tau bagaimana aplikasinya d dunia nyata
Krn itu hari ini mah,  kita ngobrolny yg ringan2 aj y bu :)
Yg pnting bs dipraktekin,  sepakat?
Nah,  hal yg paling seriing dikeluhkan adalah masalah ini:

Kang,  gmn sih cara yakinin/menyadarkan pasangan ttg pentingnya miliki quality time sama anak?
Atau ini:

Kang,  sy teh udh ikut kelas parenting ksana ksini.  Sy udh terapkan anak sy biar dibatasi main games,  tp pasangan justru yg menghancurkan aturan baru yg sy buat...
Knp hal ini byk terjadi?  Biasanya,  pasangan yg tak terlalu peduli dgn anak,  hubungan dgn pasanganny krg baik
Biasany,  pasangan yg sering perang dingin atau berantem tp dipendam,  seringkali yg jd korban dr emosi pertengkaran ortuny adalah anakny
Dgn kata lain,  pernikahan yg sekedar bertahan demi anak,  yg ortu pikir itu baik,  ternyata berdampak tak baik utk tumbuh kembang anak
Jika kita betul2 peduli anak,  betul2 sayang akan anak, maka keharmonisan pernikahan adalah hal yg perlu utk Anda perjuangkan
Tahukah Anda? Anak belajar banyak dari pernikahan orangtuanya...

Jika suami istri tak kompak dan lembek, maka anak akan memiliki pendirian yang lemah.

Jika Istri melarang sang anak untuk menonton televisi, dan menyuruh belajar, sedang suami memperbolehkan sang anak untuk belajar sambil nonton TV, maka ketidakkompakan orangtuanya akan membuatnya berpihak pada satu pihak, dan bisa saja menjadi opportunis

Jika suami istri sering berselisih dalam konflik rumahtangga, dan 'menyelesaikannya' dengan pertengkaran, itu akan menjadi pembelajaran bagi anak untuk gunakan kekerasan jika menyelesaikan masalah...

Jika suami istri tidak ramah satu sama lain, anak akan belajar untuk menjadi cuek...

Jika suami istri sering mengumpat satu sama lain, maka anak akan belajar menjadi rendah diri...

Jika suami istri saling menggurui, saling berperan menjadi bos, maka anak akan menjauh dari orangtuanya...

Jika suami istri tegas dan kompak dalam kebaikan, maka anak akan memiliki pendirian yang kuat, mampu bedakan mana benar mana salah...

Jika suami istri saling support dalam hadapi masalah kehidupan, maka anak akan belajar menghargai diri sendiri...

Jika suami istri membangun lingkungan yang bersahabat, maka muncul RESPECT dari anak, tak perlu diminta....

Jika suami istri ringan mulut untuk mengucapkan TERIMA KASIH, maka anak akan belajar menghargai manusia lain...

Jika suami istri ringan mulut untuk mengucapkan MAAF atas ketidaknyamanan yang dirasakan pasangan, anak pun akan belajar bahwa dirinya TIDAK SELALU benar...

Jika suami istri saling terbuka akan keluhan pasangannya dan tiada 'rahasia antara kita', maka anak pun senang untuk terbuka dengan orangtuanya...
Terbuka tentang lawan jenis yang mulai disukai...
Terbuka tentang kapan pertama kali mimpi basah...
Terbuka tentang keinginannya untuk mencicipi rokok...
Terbuka tentang keinginan untuk sesekali bolos...
Sehingga kita bisa lakukan pencegahan dan proteksi anak dari bisikan setan yang lebih jauh lagi...

Maka sebetulnya...
Pernikahan harmonis Anda adalah bekal bagi anak anda...
Pernikahan harmonis Anda adalah kunci bagi pola parenting Anda...
Pernikahan harmonis Anda adalah warisan yang sangat berharga bagi masa depan anak Anda...

Mari ciptakan dan berikan warisan terindah itu untuk anak-anak kita...

Sulit? Memang betul, itulah tandanya bahwa pernikahan harmonis Anda sesungguhnya sangat berharga. :)
Nah utk membangun pernikahan harmonis,  ada hal yg perlu anda perhatikan,  bahwa....
Smua org,  smua manusia miliki dua kbutuhan dasar,  yaitu kebutuhan fisik  sperti makan minum tidur krndaraan rumah,  etc.  Yg bs dipenuhi dgn uang.  Krn inilah salah satu alasanny kita bekerja dan cari nafkah kn?  :)
Tentu saja,  kbutuhan ini tak bs didelegasikan.  Sy gbs mjnta kpd anda 'bu,  sy pny anak istri utk hidup,  tlg penuhi kbutuhannya.  Carikan uang utk mereka y buu.  Pliiis'
Nah,  manusia tnyata tak hny pny kbutuhan fisik, nmun jg kbutuhan emosi dan spiritual
Sperti,  kbutuhan dicintai,  kbutuhan berbicara dan didengarkan,  kbutuhan diakui,  kbutuhan diapresiasi,  kbutuhan dituntun,  etc
Bgaimana jika tidak terpenuhi?  Mnurut anda,  org yg gila dan org yg bunuh diri,  sblm menjadi gila dan sblm bunuh diri,  mrk adlh org yg byk bicara atau byk diam?
Krn itu,  kbutuhan emosional ini adlh kbutuhan dasar manusia,  yg perlu dipenuhi oleh pasanganny sndiri
G mungkin kbutuhan ini didelegasikan kan?  G mungkin sy bilang k suami anda

'pak,  tlg bahagiakan anak istri saya!'.

Jelas sy yg gila kalau sy mendelegasikan kbutuhan ini
Namun sayang
Byk pernikahan yg hny skdar prnuhi kbutuhan fisik saja.  Rumah mewah,  makan malam semeja,  tp msg2 sibuk sm gadgetny sndiri2
Rumah mewah,  ruang kluarga dilengkapi televisi dan multimedia termutakhir,  nmun tak terjalin kedekatan emosi krn jarang diskusi dan curhat antar sesama anggota keluarga.  Shingga,  ruang keluarga telah tersulap menjadi ruang multimedia
Dgn kata lain,  byk suami,  istri,  anak.  They both live on the same house,  but they are homeless
Krbutuhan fisiknya (house)  terpenuhi,  bhkn tak jrg berlebihan,  namun kbutuhan emosinya (home)  tak terpenuhi
Pdhl,  jika istri tak bs jd home bagi suaminy,  sangat mungkin home bagi suami adlh pos ronda,  kantorny,  game online d gadgetny,  atau bhkan yg terburuk,  wanita idaman lain di luar sana...
Jika ortu tak bs jd home bagi anakny,  sangat mungkin home bagi anak adlh pembantu,  teman2 geng di sekolah yg mengenali porno,  seks bebas,  rokok,  narkoba.  Naudzubillah...
Dan dr kecil,  dr tk smpai kuliah,  kita sudah mengorbankan waktu,  uang,  tenaga,  dan pikiran utk memenuhi kompetensi karier,  kompetensi memenuhi house
Nmun bagaimana dgn kbutuhan home?  Sudahkah kita mengetahuiny scara detil dan pny kompetensi itu?
Pdhl,  jika kita menjadi home bagi pasangan dan anak kita,  sesungguhnya kita sedang melindungi mrk dr kenakalan2 yg mungkin utk mrk lakukan
Dgn kata lain,  membangun home berarti kita swdang menjalankan pesan Ilahi,  utk melindungo keluarga dari api neraka.  Wallahualam✅

������ Tanya Jawab������

❓ 1⃣Bagaimana menciptakan keharmonisan keluarga jika kepala keluarga kerjanya dengan roster (maksudnya berada di lokasi 1 bulan dan cuti 1 bulan) karena suami kerja di tambang migas.. sehingga jarang ketemu istri dan anak anak

1⃣  Prinsip dasar menciptakan keharmonisan keluarga adalah membangun suasana persahabatan yg sangat2 karib
Bagaimana membangun suasana persahabatan ini?  Tentu dgn komunikasi yg intens,  becanda bareng,  tertawa bareng,  bermain brrsama,  curhat,  etc...
Layakny dahulu kita pny sahabat karib,  sahabat sehidup semati gt bu wkt sekolah dl
Nah,  prinsip membangun keharmonisan itu disini.  Dgn kata lain,  modal membangun home adalah kebersamaan
Dan yg namany membangun kebersamaan pernikahan dan keluarga,  kualitas komunikasi face to face tatap muka adlh kualitas TERTINGGI dan TAK BISA digantikan dgn telpon,  sms,  video call,  chatting,  dan lain2
Namun,  bukan berarti sy bilang bhwa telpon sms dll itu sm skali tak ada pengaruh.  Bkn begitu.  Pengaruhny memang ada,  nmun takkan bs gantikan pertemuan fisik
Krn itu,  solusi jangka pendek adlh dgn memanfaatkn teknologi,  jalin komunikasi yg baik SETIAP HARInya...  Usahakan
Solusi jangka panjang,  anda perlu kembali merumuskan kembali tujuan anda berdua menikah itu untuk apa.  Tujuan bekerja untuk apa.  House memang krwajiban,  nmun home pun kewajiban.  Bukankah kewajiban shaum d bln ramadhan tak menghapus  kewajiban kita utk sholat fardhu?
Utk solusi jangka panjang,  sy bs bntu ibu di program famiky coaching sy atau program2 pelatihan sy y bu :) ✅

2⃣ Bunda linda
Aslm. Bagaimana caranya membangun keharmonisan kluarga jika ortu(ayah ibu) pulang kerja malem?idealnya istri bs menjadi home suami n anak2nya?

2⃣ Wslm.  Kondisiny mirip dgn yg di atas y.  Ini kondisi ttg keseimbang karier keluarga.  Jangka pendek bs dgn pemanfaatan teknologi komunikasi.  Jangka panjang,  Anda perlu membicarakan kembali apa tujuan menikah,  apa tujuan pny anak,  apa tujuan bekerja.  Krn suami istri sejatiny adlh dua org yg bekerja sama satu sama lain utk menjalani khidupan.  Ibarat pernikahan yg mengarungi gelombang kehidupan,  perlu ada arah pulau yg dituju,  serta prmbagian peran siapa nakhoda,  siapa navigator.  Pernikahan tanpa arah dan tanpa pembagian peran seringkali sebabkan kelelahan tak berujung dan penyesalan akan peran2 yg saat ini dijalani
Pd prinsipny,  sering2lah menjalin heart to heart communication :)

Dsni sy g bicara ttg resign,  atau apapun y.  Byk kasus karier-kluarga yg sy tangani,  tak perlu resign jg terbentuk kok keharmonisan.  Resign atau bkn,  itu adalah pilihan msg2 keluarga.  Skali lg,  sy bkn tekankan resign,  tp jalani keduanya dgn seimvang  ✅

❓3⃣  Bunda Adinda

kang canun kalau romantis menurut laki2 itu gmna ya? Kalau buat saya sebenarnya dikasih bunga dari pinggir jalan aja udah klepek2. Nyampe skrg saya blum
berhasil membuat kejutan buat suami.

3⃣ Bu dinda.  Romantis buat suami itu carany beda2 bu.  Krn ini suami anda,  maka sy cm bs jawab,  sy tidak tahu krn sy g kenal suami anda :)

That's your homework after all :)

Tp kalau mau digeneralisasikan, area otak pria ttg seka 2.5x lipat lebih luas dan lebih byk ketimbang wanita.  Byk suprise tuh yg bs dilakukan.  Misal pake lingerie yg gmn gt.  Suprisenya pake itu bs,  hhehe
Koreksi: ttg seks ✅

❓ 4⃣  Bunda Dessy
ada 3 pertanyaan
1. Bagaimanakah suami "mengajari" istri supaya jd pasangan yg romantis?
Dan sebaliknya, bgm istri "mengajari" suaminya utk romantis juga?
2. Romantis tuh apa sih, kang?
3. Jika romantis adl sodara kandung memuji, bgm jika (sepertinya) emang ga da yg bisa di pujikan...atas suami/ istri?

4⃣ 1. & 2. Ibu2, sy mau tny pd ibu2 smua.  Siapa yg mau tau cara mendapatkan pasangan yg mengerti 100% diri kita?  Kbtulan,  sy pny formulanya :)
Jd gini ibu2, cara mendapatkan pasangan yg mengerti 100% diri anda adalah..........

Menikah dengan DIRI SENDIRI...

Hhahaha,  hal ini slalu sy tanyakan k sluruh peserta sminar sy,  dan jawabanny slalu mau

Pdhl,  ibu2. Mungkin g sih?
Anda sm suami isi kepala sama ato beda?
Pola pikir sama ato beda?
Kebiasaan sama ato beda?

Bhkn,  stelah anda menikah slama 50 tahun skalipun,  isi kepala anda jd nyatu atau tetap beda??
Bayangkan!

2 org yg berbeda satu sama lain,  bertemu dlm wadah bernama pernikahan,  potensi konflikny tinggo atau tinggi sekali?
Dgn kt lain,  harmonis bukanlah kondisi tiada konflik sama sekali.  Namu  harmonus adlh mereka yg mampu menangani perbedaan yg ada dengan cara DEWASA
Mrk yg bs me-manage ketidakcocokan yg ada,  itulah harmonis versi saya...
Maka ibu2, wajar g jika suami tidak mengerti apa mau kita?
Wajarkah jika kita menuntut suami untuk mengerti diri kita tanpa kita berbicara sepatah kata pun?
Maka sejatinya,  suami istri yg berbeda satu sama lain ini,  setiap harinya PERLU untuk mengenal pasangannya sendiri...
Tak ada sesuatu yg tiba2, smuanya ada prosesnya.  Jika ada suami/istri yg merasa bhwa pasangannya berubah secara tiba2, itu sbuah pertanda bahwa dirinya selama ini tidak ada proses untuk mengenali pasangan itu...
Smoga bs menjawab 4.1 dan 4.2 ya :)

3. Otak pria dan otak
wanita itu beda.
Istirahat versi pria dan wanita itu beda.
Istirahat versi pria itu klo abis pulang kantor nyampe rumah lgsg tidur

Sedang istirahat versi wanita itu,  dia perlu curhat dl

'iih papah tau gak sih itu anak kita lagi rewel2nya cobaa.  Masa dia maen2in bedak mama lah samoe kamar kotooor'

Krn kbutuhan bicara wanita 2x lipat lbih byk drpd pria.  Abis curhat,  hati plong  baru deh bobo...

Buat pria,  dgrin curhat saat lg capek itu sama aja kyk dilempari sampah.  Sedang bagi wanita,  pria yg lgsg tidur itu sama aja bagaikan dicuekin...
Pria kalau bermasalah,  pgnny menyendiri.  Wanita kalau bermasalah pgnny curhat.

Sedang pria kalau diberi masalah,  fokusny adalah memberi solusi sbagai tanda cinta.  Sedang wanita yg abis curhat,  dikasih solusi bagaikan tidak didengar.  Betul?
Jd jgn sampai kita menganggap,  tiadanya pujian it means tidak romantis lg.  Bahasa cinta msg2 org berbeda2. Anda boleh search d google '5 love language' utk mempelajarinya ✅

❓5⃣ Bunda Ayu
Assalamu'alaikum bgmn cara kt sebagai istri menghadapi suami yg kurang sabar dlm menghadapi anak dn cendrung tempramen ringan tangan kepada anak misal anak salah sedikit di cubit atw di pukul walau hanya sekedar menggertak dn pelan. Dn apa solusinya menghadapi anak yg caper jika ada orang asing di rumah tamu misalnya?

5⃣ Anak yg caper dpn tamu itu sedang bereksperimen dlm ekspresikan keinginannya.  Maka biarkan dirinya berekspresi selama tidak membahayakn diriny,  dan tak ganggu org lain.  Tindak tegas (bkn keras y) dgn penyampaian lembut jika mulai mengganggu org lain. 
Suami yg krg sabar,  suami yg tempramen biasany terbentuk krn byk emosi yg terpendam dlm dirinya. kbutuhan homenya blm terpenuhi dgn baik oleh pasanganny.  Krn itu,  penuhi kbutuhan home suami Anda y ��  ✅

������  Kesimpulan ������

Begitu banyak istri yang baik-baik…
Namun menceramahi atau mencereweti suami saat lelah pulang kerja…
Maksudnya sih baik, untuk menjadikan suami sebagai tempat curhat…
Menjadikan suami sebagai tempat terpercaya ia mengeluarkan isi hati…
Namun, ia tak tahu bahwa ‘istirahatnya’ suami adalah ‘ditinggalkan sendirian’ dulu sejenak…
Akibatnya, timbul keretakan dalam pernikahan…
Jika terjadi berhari-hari selama bertahun-tahun?
Hmmm...
Menjadi istri yang baik saja TIDAK CUKUP

Begitu banyak suami yang baik-baik…
Ketika istrinya marah akibat kesalahannya, lalu berteriak ‘JAHAT! Tinggalin aku sendiri!!!’, maka sang suami betul-betul meninggalkannya…
Maksudnya sih baik, untuk memberikan istri waktu luang agar bisa menenangkan diri…
Namun ia tak tahu bahwa sebetulnya itu adalah isyarat dari istri, ‘apakah suamiku akan memperjuangkanku lebih lagi?’…
bahwaa ketika istri bermasalah, cara mendamaikannya adalah merayunya terus menerus, bukan meninggalkannya…
Akibatnya, timbul keretakan dalam pernikahan…
Jika terjadi berhari-hari selama bertahun-tahun?
Hmmm….
Menjadi suami yang baik saja TIDAK CUKUP

Begitu banyak suami yang baik-baik…
Pergi pagi pulang petang mencari nafkah…
demi anak istri tercinta….
Karier melesat gaji meningkat, menghabiskan waktu berjam-jam di luar….
Merasa sudah berjuang demi keluarga…
Merasa sudah melakukan yang terbaik demi keluarga…
Merasa sudah memenuhi SEGALA kebutuhan anak istri…
Padahal tanpa sadar, ia lupa bahwa anak istrinya adalah manusia…
yang tak hanya memiliki kebutuhan materi, namun juga kebutuhan EMOSI…
Karena tidak tahu, karena tidak sadar, menyusuplah seseorang ‘dari luar sana’…
yang menawarkan bahwa pemenuhan kebutuhan emosi anak istrinya bisa dipenuhi olehnya….
Jika orang ini adalah lawan jenis, apa yang terjadi?
Hmm…
Menjadi suami yang baik saja TIDAK CUKUP

Begitu banyak istri yang baik-baik…
Ketika ada masalah, justru ditekan…
Ketika ada rasa tidak nyaman, justru dipendam…
Maksudnya sih baik, agar suami tidak terganggu…
Namun, ia tidak tahu…
Bahwa emosi layaknya per, jika ditekan terus menerus, lama-lama…..?
Itulah yang sering terjadi pada orang yang ‘diam’, orang yang ‘kalem’…
yang akan ada masa dimana ia akan ‘meledak’
Jika istri yang baik ini selalu ada gejala ‘meledak’ tiap 3 bulan, apa yang terjadi?
Hmmm…
menjadi istri yang baik saja TIDAK CUKUP

Banyak suami baik, banyak istri baik…
sekilas terlihat dari luar, baik-baik saja hubungannya…
Namun beritanya sering mengagetkan, 
kok tiba-tiba cerai?
kok tiba-tiba pisah rumah?
yang bisa kita lihat hanya yang ‘tiba-tiba’…
tapi kita tak tahu, apakah pernikahannya ‘terlihat harmonis’ atau ‘BETUL-BETUL HARMONIS’

untuk menjemput pernikahan harmonis, ternyata menjadi baik saja TIDAK CUKUP
‘Ah kalau gitu mending jadi orang jahat saja’. Bukan! Bukan itu…
Menjadi orang baik, adalah modal dasar yang sangat dibutuhkan untuk menjemput pernikahan harmonis…
Namun TIDAK CUKUP…
Menjemput pernikahan harmonis perlu dilengkapi dengan ILMU…

Menjadi orang baik tanpa ilmu, hanya akan membuat lelah ‘menjadi orang baik’ karena tidak tahu caranya…
Tidak tahu bagaimana mengelola emosi dan mengeskpresikannya pada waktu dan tempat yang tepat…
Tidak tahu bagaimana cara menyampaikan ‘nasihat’ tanpa penolakan dari pasangan…
Tidak tahu bagaimana cara meng-install akhlak kepada anak istri…
Tidak tahu bagaimana bentuk bahasa cintanya…
Semuanya hanya akan membuat sang orang baik menjadi LELAH untuk menjadi baik..

Maka, menjemput pernikahan harmonis, cukupkah hanya menjadi orang baik saja?
Ternyata TIDAK CUKUP. Perlu anda lengkapi dengan perbekalan ILMU & SKILL pernikahan yang memadai

Selamat menjemput keharmonisan keluarga anda ��

Sila likes fanspage FB
Romantic-Couple Canun Fufu

InsyaAllah senantiasa berbagi tips pernikahan harmonis dsana✅

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

�� instagram: @hsmuslimnusantara

�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

Minggu, 10 Mei 2015

KEMBALIKAN ANAK LELAKIKU

Ketika lahir, anak lelakiku gelap benar kulitnya, Lalu kubilang pada ayahnya:“Subhanallah, dia benar-benar mirip denganmu ya!”
Suamiku menjawab:“Bukankah sesuai keinginanmu? Kau yang bilang kalau anak lelaki ingin seperti aku.”

Aku mengangguk. Suamiku kembali bekerja seperti biasa.
Ketika bayi kecilku berulang tahun pertama, aku mengusulkan perayaannya dengan mengkhatamkan Al Quran di rumah Lalu kubilang pada suamiku:
“Supaya ia menjadi penghafal Kitabullah ya,Yah.”

Suamiku menatap padaku seraya pelan berkata: “Oh ya. Ide bagus itu.”

Bayi kami itu, kami beri nama Ahmad, mengikuti panggilan Rasulnya. Tidak berapa lama, ia sudah pandai memanggil-manggil kami berdua: Ammaa. Apppaa. Lalu ia menunjuk pada dirinya seraya berkata: Ammat! Maksudnya ia Ahmad. Kami berdua sangat bahagia dengan kehadirannya.

Ahmad tumbuh jadi anak cerdas, persis seperti papanya. Pelajaran matematika sederhana sangat mudah dikuasainya. Ah, papanya memang jago matematika. Ia kebanggaan keluarganya. Sekarang pun sedang S3 di bidang Matematika.
Ketika Ahmad ulang tahun kelima, kami mengundang keluarga. Berdandan rapi kami semua. Tibalah saat Ahmad menjadi bosan dan agak mengesalkan. Tiba-tiba ia minta naik ke punggung papanya. Entah apa yang menyebabkan papanya begitu berang, mungkin menganggap Ahmad sudah sekolah, sudah terlalu besar untuk main kuda-kudaan, atau lantaran banyak tamu dan ia kelelahan. Badan Ahmad terhempas ditolak papanya, wajahnya merah, tangisnya pecah, Muhammad terluka hatinya di hari ulang tahunnya kelima.

Sejak hari itu, Ahamad jadi pendiam. Murung ke sekolah, menyendiri di rumah. Ia tak lagi suka bertanya, dan ia menjadi amat mudah marah. Aku coba mendekati suamiku, dan menyampaikan alasanku. Ia sedang menyelesaikan papernya dan tak mau diganggu oleh urusan seremeh itu, katanya.

Tahun demi tahun berlalu. Tak terasa Ahmad telah selesai S1. Pemuda gagah, pandai dan pendiam telah membawakan aku seorang mantu dan seorang cucu. Ketika lahir, cucuku itu, istrinya berseru sambil tertawa-tawa lucu:
“Subhanallah! Kulitnya gelap, Mas, persis seperti kulitmu!” Ahmad menoleh dengan kaku, tampak ia tersinggung dan merasa malu. “Salahmu. Kamu yang ingin sendiri, kan. Kalau lelaki ingin seperti aku!”

Di tanganku, terajut ruang dan waktu. Terasa ada yang pedih di hatiku. Ada yang mencemaskan aku. Cucuku pulang ke rumah, bulan berlalu. Kami, nenek dan kakeknya, datang bertamu.

Ahmad kecil sedang digendong ayahnya. Menangis ia. Tiba-tiba Ahmad anakku menyergah sambil berteriak menghentak, “Ah, gimana sih, kok nggak dikasih pampers anak ini!” Dengan kasar disorongkannya bayi mungil itu.

Suamiku membaca korannya, tak tergerak oleh suasana. Ahmad, papa bayi ini, segera membersihkan dirinya di kamar mandi. Aku, wanita tua, ruang dan waktu kurajut dalam pedih duka seorang istri dan seorang ibu. Aku tak sanggup lagi menahan gelora di dada ini.

Pecahlah tangisku serasa sudah berabad aku menyimpannya. Aku rebut koran di tangan suamiku dan kukatakan padanya: “Dulu kau hempaskan Ahmad di lantai itu! Ulang tahun ke lima, kau ingat? Kau tolak ia merangkak di punggungmu! Dan ketika aku minta kau perbaiki, kau bilang kau sibuk sekali. Kau dengar? Kau dengar anakmu tadi? Dia tidak suka dipipisi. Dia asing dengan anaknya sendiri!”

Allahumma Shalii ala Muhammad. Allahumma Shalli alaihi wassalaam. Aku ingin anakku menirumu, wahai Nabi. Engkau membopong cucu-cucumu di punggungmu, engkau bermain berkejaran dengan mereka Engkau bahkan menengok seorang anak yang burung peliharaannya mati. Dan engkau pula yang berkata ketika seorang ibu merenggut bayinya dari gendonganmu, “Bekas najis ini bisa kuseka, tetapi apakah kau bisa menggantikan saraf halus yang putus di kepalanya?”

Aku memandang suamiku yang terpaku.

Aku memandang anakku yang tegak diam bagai karang tajam. Kupandangi keduanya, berlinangan air mata. Aku tak boleh berputus asa dari Rahmat-Mu, ya Allah, bukankah begitu? Lalu kuambil tangan suamiku, meski kaku, kubimbing ia mendekat kepada Ahmad. Kubawa tangannya menyisir kepala anaknya, yang berpuluh tahun tak merasakan sentuhan tangan seorang ayah yang didamba.
Dada Ahmad berguncang menerima belaian. Kukatakan di hadapan mereka berdua, “Lakukanlah ini, permintaan seorang yang akan dijemput ajal yang tak mampu mewariskan apa-apa: kecuali Cinta.

Lakukanlah, demi setiap anak lelaki yang akan lahir dan menurunkan keturunan demi keturunan. Lakukanlah, untuk sebuah perubahan besar di rumah tangga kita! Juga di permukaan dunia. Tak akan pernah ada perdamaian selama anak laki-laki tak diajarkan rasa kasih dan sayang, ucapan kemesraan, sentuhan dan belaian, bukan hanya pelajaran untuk menjadi jantan seperti yang kalian pahami. Kegagahan tanpa perasaan. Dua laki-laki dewasa mengambang air di mata mereka. Dua laki-laki dewasa dan seorang wanita tua terpaku di tempatnya.

Memang tak mudah untuk berubah. Tapi harus dimulai. Aku serahkan bayi Ahmad ke pelukan suamiku. Aku bilang: “Tak ada kata terlambat untuk mulai, Sayang.”

Dua laki-laki dewasa itu kini belajar kembali. Menggendong bersama, bergantian menggantikan popoknya, pura-pura merancang hari depan si bayi sambil tertawa-tawa berdua, membuka kisah-kisah lama mereka yang penuh kabut rahasia, dan menemukan betapa sesungguhnya di antara keduanya Allah menitipkan perasaan saling membutuhkan yang tak pernah terungkapkan dengan kata, atau sentuhan. Kini tawa mereka memenuhi rongga dadaku yang sesak oleh bahagia, syukur pada-Mu

Ya Allah! Engkaulah penolong satu-satunya ketika semua jalan tampak buntu.
Engkaulah cahaya di ujung keputusasaanku.
Tiga laki-laki dalam hidupku aku titipkan mereka di tangan-Mu.

Kelak, jika aku boleh bertemu dengannya, Nabiku, aku ingin sekali berkata: Ya, Nabi. aku telah mencoba sepenuh daya tenaga untuk mengajak mereka semua menirumu! Amin, Alhamdulillah.

Itu Sepenggal Kisah Nyata Kehidupan Bunda Neno Warisman utk para Ayah Indonesia dalam buku "Izinkan Aku Bertutur"