Sabtu, 06 Juni 2015

[5/28, 22:17] Desy Na:
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
الحمد لله و كفى و الصلاة و السلام على النبي المصطفى

RESUME KULWAPP
28 Mei 2015

Narsum: Innu Virgiani
Momod: Ummu Hanif
Nonot: Desy Noor
Judul:

"Membentuk Perilaku Baik dan Menghilangkan Perilaku Buruk"

Puji syukur kita panjatkan kepada Rabb Yang Maha Santun penggenggam hati setiap insan manusia..
Shalawat dan salam untuk yang terkasih RasuluLLOH..semoga kelak kita menjadi ummat yang mendapat syafa'atnya..

PROLOG

Bismillaaah

Assalamu'alaikum Teman-teman semua, alhamdulillaah pada saat ini saya diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Teman-teman, untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman seputar tema bagaimana menanamkan karakter baik (membiasakan anak berperilaku baik) atau menghilangkan perilaku negatif pada anak.

Saat ini saya akan buka diskusi tentang ini dengan mengenalkan tahapan perkembangan bayi hingga usia balita.

Mengapa pentingnya pengenalan tahapan ini? Karena pengenalan karakter dan perilaku2 baik memang dimulai sejak awal bayi lahir =))

Berikut ini penjelasannya..

Menurut Erik Erikson(1963), ada 8 tahap perkembangan psikosial manusia. Sejak usia bayi hingga usia balita,  ada 3 tahap, yaitu:
1. Trust vs Mistrus
Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy).

Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT BAYI PERCAYA KEPADA LINGKUNGAN
Dalam Islam, fase ini adalah masa bayi (0 hingga 2 tahun)
Pada fase ini orang tua anak perlu untuk mengembangkan kasih sayang secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan dalam waktu bersamaan juga menstimulus/ mengembangkan kemampuan anak memberikan respon terhadap kita.
Caranya?
a. Caregiver SIAP untuk SELALU bersikap penuh kasih sayang, lembut dan sabar kepada anak.
b. Peka kebutuhan bayi. Tetap sabar, penuh kasih sayang, dan lembut dalam menstimulus fisik anak, menerima perasaan-perasaan bayi dan tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama.
c Tidak membandingkan-bandingkan perkembangan bayi karena tiap bayi punya perkembangan unik masing-masing.
d. Komunikatif dengan bayi.
e. Perbanyak sentuhan fisik yang penuh kasih sayang... pelukan, ciuman, usapan, belaian, dll...
f. Perbanyak juga kata-kata positif

TENTANG NARA SUMBER

Assalamu'alaikum teman2 semua, saya Innu Virgiani,

Psikolog Klinis lulusan UI, saat ini berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga

Admin Grup FB FOCER dan Bunda Belajar dan Bermain

Pernah bekerja di RSIJ Cempaka Putih sebelum akhirnya pindah ke Newark,  DE, USA, 3 tahun terakhir ini.

MATERI

Kita langsung ke materi ya sekarang
Nah, bagaimana jika perilaku negatif anak sudah terbentuk? Bagaimana cara menghilangkannya?

Pola pikir yang harus dipahami disini adalah, karakter anak masih akan terus berkembang pada masa-masa selanjutnya dan belum menjadi pribadi yang ajeg atau menetap, hingga mencapai usia 40 tahun nantinya. Oleh karena itu, orang tua harus terus bersemangat dan memberikan stimulus yang positif pada anak.

Untuk anak usia di bawah 5 tahun, perilaku negatif yang mereka lakukan, biasanya adalah berupa

1. Coba-coba, dalam rangka mengeksplorasi kemampuan diri mereka

Jika yang terjadi adalah yang pertama, yang perlu dilakukan adalah menyiapkan lingkungan yang aman bagi anak. Sejak awal menjelaskan pada anak apa yang boleh atau tidak. Ketika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, langsung distop dengan cara yang baik. Gunakan kalimat 'mantera' seperti

“Semua ada caranya”
“Semua ada waktunya”
“Semua ada tempatnya”

dengan penjelasan yang diberikan sesuai dengan usia mereka.

Setiap kali anak berlaku baik, beri pujian 'setinggi-tingginya'
Jika anak berlaku tidak baik, beri respon dengan nada biasa, misalnya 'Oh..'.. 'tidak, itu berbahaya'.. Jika anak melakukan berulang-ulang berarti anak masih ingin terus melihat reaksi kita... terus konsisten berlaku 'cool' untuk tidak memberikan ruang 'reward' bagi anak.

2. Coba-coba untuk meminta perhatian dari orang tua yang lalai atau cuek

Respon orang tua, membuat anak belajar.

Jika orang tua memberikan kasih sayang yang cukup, biasanya anak akan sangat mudah dikendalikan.

Jika orang tua cenderung mengabaikan, anak akan belajar 'ga ada gunanya menangis... kalau sedih ya tahan sendiri, alihkan ke hal lain karena menangis pun orang tuaku ngga akan peduli. Hal ini mungkin terkesan 'enak' untuk ortu karena anak akan 'sibuk' sendiri, tidak menganggunya.. Namun di kemudian hari akan menjadi bibit-bibit perilaku negatif atau antisosial yang sangat menyulitkan orang tua.

Jika orang tua tidak konsisten, misalnya 1 waktu perhatian, di waktu lain tidak, hal ini akan membuat anak belajar bahwa untuk mendapatkan perhatian orang tua, ia harus menangis dulu, merengek dulu atau melakukan hal lain yang membuat orang tua 'menyerah'.

3. Melihat contoh yang buruk dari lingkungan dan akhirnya menjadi kebiasaan
Jika hal ini merupakan hasil dari kelalaian orang tua yang mungkin awalnya tidak disadari, untuk mengubahnya benar-benar dibutuhkan penerimaan diri dari orang tua untuk memaafkan anaknya, juga terutama memaafkan dirinya karena tidak ada gunanya menyalahkan diri, menyalahkan masa lalu yang tidak akan terulang. Penting bagi orang tua untuk berempati (menempatkan diri pada posisi anak) ketika akan memberi respon. Minta maaf pada anak, memberikan sentuhan lembut dengan tulus dan mengajak anak untuk berubah bersama-sama. Untuk anak usia di bawah 5 tahun in syaa Allah hal ini masih cukup mudah dilakukan. Namun untuk usia di atas 8 tahun, butuh usaha yang lebih keras pada orang tua untuk membuat anak dapat bersikap baik. Wallohu a'lam.
3. Inisiatif vs Guilt ( Inisiatif vs rasa bersalah)
Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age).
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah penanaman semua nilai-nilai/karakter baik dalam berbagai situasi dengan cara yang baik pula

Caranya?
a. Dengan mengajarkan dan menjadi contoh (uswah/keteladanan) dalam mengerjakan amalan -amalan utama, yaitu bertauhid pada Allah, sholat tepat waktu, berbakti pada orang tua
b. Mengajarkan bagaimana memenuhi kebutuhan fisiologis diri dan menjaga diri
c. Mengajarkan anak-anak untuk mengenali 'fungsi' nya dalam lingkungan
d. Terus berikan kebebasan dan arahan pada anak untuk bereksperimen dalam lingkungannya,
e. Aturan terus berikan dengan konsisten.
Keterbatasan kognitif anak membuat anak tidak bisa langsung mencerna dan mengaplikasikan nilai2 baik yang kita ajarkan... benar-benara butuh kesbaran dan pengulangan-pengulangan..... agar mereka dapat 'deal' dengan aturan lingkungan.. dapat mulai mampu untuk mengontrol dan menguasai diri ketika ingin sesuatu..
2. Otonomy vs shame and doubt (Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu)
Tahap ini  berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood).
Dalam Islam, masa anak-anak (2-7 tahun atau disebut dengan fase thufulah)
Pada fase inilah merupakan fase penting memberikan pondasi dasar tauhid pada anak melalui cara aktif agar anak terdorong dan memiliki tauhid aktif dimana anak mau melakukan sesuatu yang baik semata menurut Allah.
Fase ini fase penting penanaman pondasi bagi anak. Tinggal cari cara nih bagaimana menerapkannya.
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT ANAK PERCAYA DIRI

Caranya?
a. Caregiver selalu berkata- kata positif, siap untuk menyemangati anak ketika melakukan sesuatu, memberikan pujian, bersyukur, berterimakasih untuk anak.. dan tentunya, penting bagi caregiver untuk punya stok perbendaharaan kata yang tepat untuk setiap situasi.
b. Menyiapkan rumah yang aman agar anak mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk bereksplorasi.
c. Berempati dan melatih anak2 untuk mengenali emosinya.. apakah ia sedang marah, kesal, senang, sedih, bahagia, dll
d. Sejak anak memasuki usia 2 tahun, fase ini adalah waktunya bagi ortu mengenalkan 'peraturan' tegas dan konsisten namun tetap dengan penuh kelembutan dan kasih sayang... karena masa-masa ini apalagi setelah fisik nya lebih sempurna, anak akan akan semakin giat mengeksplorasi ini itu dan kita akan mulai mengalami sendiri bagaimana tantrum pada anak =))
Mengapa sejak awal kita harus lembut?
Karena harapannya, sejak awal kita ingin memiliki anak yang berhati LEMBUT. sehingga kalau anak 'macem2' di usia ini dan ke depannya, kita ngga perlu ngomel2 luar biasa untuk mengingatkannya..
e. Orang tua terus berlatih untu berpikir positif..! tidak judging apalagi labelling.

Wa'alaikumussalam warahmatullaahi wabarakatuh ✅

TANYA - JAWAB

1⃣Bunda Eka:
Ank sy sekarang tk A usia juli nanti 5th..dikelas dr segi usia dia paling muda,sering tiap pulang sekolah cerita di tonjok,di dorong,dicakar sama temannya,selain itu sering keluar kata2 kurang sopan mencontoh film padahal dirumah td pernah nonton film tsb,sesekali dia jg praktek tonjok dll ke adiknya..bilangnya main robot2an dan srigala2an..sudah diberi pengertian kl hal tsb tidak baik namun ttp aja dilakukan,bagaimana cara mengatasi hal tsb?

1⃣Subhaanallah.. TK A bunda?

Pindah sekolah saja
Cari TK yang lebih baik lagi

Usia TK sudah dibully, bagaimana gurunya?
*kalau saya

Masalah mungkin belum selesai karena masih harus untuk membenahi perilaku anak.. Menetralisir perasaan2 anak, mininalisir perilaku negatif, menumbuhkan kepercayaan dirinya, berhubungan dg teman2 di sekolah dll

Hmm, atau mungkin  perlu kordinasi dg pihak sekolahnya?

Silakan bunda pertimbangkan....

Barokalloohu fiik ✅

2⃣Yani
Mba keponakan saya umur 7 tahun, setahun yg lalu dia deket sama saya dia semangat belajar, menghapal juz 30 tapi pas sekarang pas mau masuk ke SD dia jadi berubah jadi lebih seneng maen sama temen2 nya di komplek walaupun temen2 nya rta2 lebih tua
Kadang saya suka geram kesel gtu udh cape2 ngebentuk supaya dia rajin tp gra2 maen terus jadi malas. Gmna ya mba cara membentuk kembali pilaku baik buat ponakan saya ini?? Sekarang juga dia sering ngelawan kalau di suruh mandi atau sekolah sama saya atau nenek dan kakeknya
Dia tinggal sama nenek&,kakek jrg ketemu sma org tua nya.

2⃣Yang paling berpengaruh seharusnya orang tuanya..

Tapi tapi ya sudah...

Pada dasarnya Bunda perlu lebih tegas dan konsisten pada anak, dalam menerapkan disiplin

Anak ngeyel gapapa.. Trus berusaha negosiasi saja dan memanh harus cerdas dalam menggadapinya
Anak saat ini sepertinya mmg sedang senanng2nya bertemu teman2nya, punya lingkungan yang jauh berbeda dg rumah dll

Trus beri pengertian, pahami (empati) dan terapkan peraturan dg konsisten
Kerjasama dg orang tuanya juga

Bunda tidak perlu merasa kesal sudah capek2 membentuk anak dst

Karena memang mendidik anak butuh proses

Dan memang proses yang terjadi terus berkelanjutan dengan berbagai faktor yang mempengaruhi

Sehingga bunda dan anak perlu untuk siap selalu beradaptasi mengajadapi tantangan baru
Tantangan yang memang tidak mudah

Adaptasi memang tidak selalu mudah

Tapi semoga Allah mudahkan

Barokalloohu fiik✅

3⃣Bunda Ziya:
Bu..gmn y, mngajarkan rasa berbagi..biar ank ga pelit, misal lg main..sling pinjam..sesekali bs berbagi..tp skli liat tmn2nya pd pelit alias mengamankan mainanny msg2 jd ikutan. Trs gmn jg mngajarkan rasa menerima ketika tdk dberi pinjam mainan mslnya..? (Usia 2, 8 thn)

3⃣Usia 2.8 tahun masih sangat wajar anak2 tidak mau berbagi dan tidak perlu dipaksa
Anak bukan berarti pelit
Namun anak masih di dalam fase egosentris yang membuatnya masih sulit memahami tentang berbagi

Jika dipaksa justru malah akan sulit sekali diberikan
pemahaman

Jadi, berikan anak kesempatan untuk memilih, mainannya bolh dipinjamkan atau tidak

Jika tidak, katakan, baik nak.. Nanti kalau sudah puas baru pinjamkan ya.. Terimakasih anak bunda yang suka berbagi
Katakan pada temannya atau minta anak mengatakan (kalau anak mau), maaf aku masih mau main, nanti ya....

Begitu juga sebaliknya

Kalau anak ingin mainan temannya ingatkan:
Temanmu belum puas main.. Nanti kalau sudah puasdan teman mau meminjamkan ya.

Sampai batas usia brp hrsny sdh phm berbagi ?
Mulai paham 4-5 tahun
Sudah paham 6-7 tahun in syaa Allah
Semoga cukup dipahami, ya bunda ✅
☑Yani:
Mulai usia berapa diperkenalkanTentang berbagi?
Sejak lahir sudah bisa diperkenalkan..
Cuma untuk dipaksa, dilabel anak pelit, disuruh tanpa kerelaan anak?
Hanya berdasarkan keinginan ortu agar anaknya sesuai norma, mau berbgi, setia kawan, tidak sombong dll

Semua butuh proses.
Salah 1 Prinsip dasar parenting adalah penerimaan, dg empati, unconditional love (cinta tanpa syarat)

Itu yang perlu dipahami orang tua kapanpun dalam mendidik anak

Tiap anak tumbuh dalam proses perkembangan yang berkesinambungan.. Oleh karena itu, lihat kesiapan anak✅

4⃣Dewi:
Mohon penjelasannya ttg point 1.) >>> ada kalimat yg menyatakan sbg ortu hrs ttp "cool" apabila anak berulang melakukan perbuatan tdk baik krn ingin melihat reaksi kita, agar tdk ada ruang utk "reward". Mohon penjelasannya & tekniknya jg klo bs, hehe..

4⃣Cool: tidak panik, tidak bereaksi berlebihan, tidak mengeluarkan ekspresi yang meluap2

Tenang saja, berbicara dg nada rendah/ringan/ perlahan, seakan2 bukan masalah ketika menanggapi anak

Namun dg penekanan tertentu ketika waktunya mengarahkan/menasehati/memberikan masukan pada anak
Karena jika dilakukan sebaliknya, anak menangkap sebagai bentuk perhatian orang tua.. Berhasil menarik perhatian ortu sehingga perilaku tersebut justru diulang2

Teknik:
coba latihan ekspresi wajah datar, berbicara seperlunya 'oh begitu'

Tanya perasaan anak

Pahami jalan pikirannya

Lalu baru bernegosiasi.. Dg mengatakan perasaan dan pikiran bunda dan apa yg seharusnya anak lakukan

Contoh: anak corat coret tembok

Adik corat coret tembok?

Oh.. Senangkah corat coret? kenapa? Dg nada biasa

Soalnya....

Gambarmu bagus, tp sedihnya bunda kalau temboknya penuh coretan

Karena corat coret, menggambar, seharusnya di?

Arahkan anak untuk memahami kalau menggambar di kertas atau buku
Terimakasih anak yg tau membedakan tempat menggambar..

Semoga setelah ini menggambarnya dikertas atau buku ya...✅

☑Ummu Hanif:
Terkadang ketika mengajari sikecil 5 tahun hafalan untuk menahan marah,hanya ada  lelehan air mata ( sikecil lihaat ituu...)baikkah untuk perkembanganya mba innu?
Gapapa, in syaa Allah yang penting ngga terisak2 berlebihan

Dan memang konsisten, bundanya merasa sedih (bukan marah) karena perilakunya (lebih tepatnya)

Ingat untuk konsisten antara perasaan dan ekspresi perasaan ya bunda

Kalau sama suami cemburu, bilang cemburu, bukan marah

Kalau suami pulang malam cemas, bilang cemas bukan marah

Kalau pengn dibelikan makanan, tapi ngga dibelikan bilang kecewa, bukan marah
Apalagi dg anak2, agar mereka benar2 paham ttg emosi dan mampu berempati in syaa Allah ✅

5⃣ Bunda Nila:
Anak saya usia hampir 3tahun, sering merengek dan menangis untuk minta sesuatu. saya dan suami selalu berkata begini tiap anak mulai merengek, " mbak, bilangnya yang bagus, ummi/abi gak suka kalo kayak gitu. nanti ummi/abi ambilkan kalo bilang yg bagus". anak biasanya habis itu jd kalem. tapi merengek dan menangis ini masih seriiiing sekali diulangi lagi sm anak. apa cara yang kami lakukan salah? bagaimana cara yang seharusnya?

5⃣Polanya:
Sampaikan perasaan
Lalu pikiran (logis)
Lalu arahkan

Sedihnya ayah bunda, mba merengek terus

Ayah bunda tidak suka mba begitu

Mba bisa mengatakan baik2, ayah, mba mau ini dong... (Nada datar, tidak marah, tidak juga membujuk.. Kalo membujuk, sama saja dg merengek pada anak ☺️

In syaa Allah pasti ayah bunda ambilkan
Kalau anak merengek tinggalkan dulu

Beri waktu sekitar 3 menit, diamkan saja
Setelah tenang baru beri pemahaman lagi

Semoga ayah bunda trus sabar..

Semoga cukup jelas ya bunda =)) barokalloohu fiikum ✅

6⃣ Bunda Reni:
Bagaimana menyikapi dgn bijak anak kita yg berteman dgn tmn yg akhlaknya kadang kurang bagus, suka berbohong, bicara kasar, melempar barang atau menendang...anak saya alhamdulillaah masih bisa memilah ini baik dan buruk, tp saya takut lama2 kebawa sifat itu tanpa sadar...karena bukan anak sendiri jadi saya ndak punya banyak waktu untuk mendidiknya, memarahi jg nanti bisa disalahpahami (umur 6 th dan 3 tahun...)

6⃣Yang penting trus jalin kedekatan dan hubungan baik dg anak

Yang paling berpengruh pada anak adalah ortunya

Jika penanaman nilai oke, hubungan dg ortu juga trus baik in syaa Allah tidak masalah

Anak2 juga belajar dari lingkungan tyata di dunia ini  ada yang baik ada yg tidak baik

Ada yg dapat diikuti ada yang tidak boleh diikuti

Semakin paham contoh3 perilaku baik dan buruk, benar dan salah

Semuanya diambil hikmah, manfatnya bund
Jadikan ladang ilmu pengetahuan

Fokus pada kebaikan2 dan terus semangati anak

JANGAN fokus pada kekhawatian dan kecemasan

Fokus oada hal2 yg bisa dilakukan
Dan trus doakan anak

Barokalloohu fiik ✅

7⃣Bunda Miya:
Bgmn mengatasi anak yg pemalu di sekolah, usia 4,5th.. ga mau b'interaksi, seringnya cemberut. Pdhl klo di rmh ekspresif.. mhn bantuannya bunda Inu,  makasi

7⃣Tiap anak beda, tidak perlu dipaksa untuk bersikap seperti dirinya di rumah
Karena anak2 juga butuh adaptasi dg masa adaptasi yg tentunya berbeda setiap anak =))
Tidak perlu dipaksa

Jawaban saya pada dasarnya hampir sama sg mengatasi anak yang belum mau berbagi

Jangan dilabel pemalu.. Tapi anak masih butuh adaptasi dan sedang belajar mengenali lingkungan
Yang penting trus tunbuhkan kepercayaan diri anak

Tanamkan betapa teman dan gurunya baik, sayang padanya

Kalau sekolahnya aman

Dan ayah bunda sangat bangga atas kemajuannya di sekolah selama ini

Fokus pada kelebihan anak dan mensupportnya ya bunda

Bukan memaksa

Semangaat ✅

☑Bunda Hani Yuniani:
Ada batasan waktu utk adaptasi inikah?

Tidak ada
Sesuai kesiapan anak
Ada yang hanya 2 pekan, 4 bulan, 2 tahun

(Pengalaman saya ketika menjadi kepala sekolah bbrp tahun lalu)

Dan memang tidak dapat dipaksa ✅

☑Yani:
Kalau anaknya gak mau sekolah gara2 malu pengennya sama ibunyaaa terus gmna tuh?

Kalau sudah 5 tahun sudah bisa diajak diskusi bunda..
Tanyakan apa yang dirasakan di sekolah

Pendapat ttg guru, teman dl

Tunjukkan bukti2 konkrit dlsb
Apa yg membuat malu dlsb
Pintar2nya ortu menggali dan memahami perasaan dan kondisi anak
Setelah itu baru ambil keputusan apa yg bisa dilakukan
Komunikasikan dg sekolahnya. ✅

8⃣Bunda Temmy:
Bagaimana memperkenalkan tentang aturan dengan baik tanpa terkesan seram pada anak.. anak saya 4 dan 7 tahun... terkadang suka berlebihan bercanda.. sehingga membuat aturan yg dibuat terlupakan/dilupakan...
Contoh aturan yg terlupakan krn bercanda berlebihan:
Bila sudah waktunya shalat sudah dikomunikasikan untuk langsung sholat.. tetapi ada saja kelucuan yg mereka buat bersama.. sehingga suka lupa kalau niatnya td mau sholat.. padahal sudah wudhu.. sampai harus selalu diingatkan.
Selain itu...
Membawa makanan ketempat tidur..
Sudah dikomunikasikan... tetapi mereka makan sambil bercanda lupa lagi dengan aturan yg dibuat..
Terkadang bingung ... mereka enjoy tapi jd tdk taat aturan..
Harus selalu diingatkan.

8⃣ Intinya masalah2 yang kecil tidak perlu dibesar2kan dan dianggap masalah besar

Selama pada akhirnya anak2 masih terkontrol dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan

Dan anak2 memang masih perlu diingatkan

Yang perlu dilakukan mungkin lebih kepada cara memberi tahu anak

Karena anak2 tidak 'mempan' hanya dengan diingatkan dg kata2

Tapi perlu digerakkan
Caranya?

Alihkan perhatian anak
Atau beri pilihan
Atau beri jeda waktu

Contoh sholat:
Lagi becanda

Eh nak, bunda mau cerita nih mau dengerin ngga?

Baru arahkan ke sholat

Atau beri pilihan:

sayang, mau sholat pake sajadah yang ini atau itu?

Atau jeda waktu

Mau sholat 3 menit lagi atau 5 menit lagi?

Yg penting konsisten pada keputusan yg sudah diambil

Sama2 bunda, semangat ✅

EPILOG

Alhamdulillaah..
Semoga pertemuan kali ini bermanfaaat

Intinya, pada dasarnya anak akan siap untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu yang baik

1. Ia merasa diterima, aman , dicintai lingkungan

2. Percaya diri bahwa dirinya mampu

3. Mendapatkan bekal yang memadai yang membuatnya bersemangat dan semakin mampu dan PD untuk melakukan sesuatu tersebut

Bisa juga bunda bayangkan diri bunda.. Karena kemungkinan besar diri kita pun bgitu
Trus melakukan penerimaan, memaafkan kesalahan anak dan diri kita (karena kita juga manusia, masih terus beradaptasi dan belajar sebagai ibu)

Tiap waktu adalah adaptasi

Hamil, butuh adaptasi
Melahirkan butuh adaptasi
Anak 1 tahun kita aaptasi lagi
Anak remaja kita adaptasi lagi
Anak menikah, adaptasi lagi

Dst dst

Trus mohon pada Allah untuk diberikan sabar dan syukur tidak terbatas sehingga kita dapat menanamkan perilaku baik pada anak2 kita, membantu anak menghilangkan perilaku negatifnya.. Menjadi ibu yang baik, dan semoga Allah menerimanua sbg amal baik yang berbentuk ibadah pada Nya
Aamiin
Terimakasih, wajazakumullooh khoiron,

Semangat, Bundaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar