Jumat, 19 November 2010

Pengujian Penulisan Tipe-Tipe Pesan Bisnis Persuasif

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pesan persuasif merupakan pesan yang digunakan oleh instansi, lembaga atau perusahaan dalam memperkenalkan produknya dan untuk meyakinkan dan mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait organisasi. Baik secara tertulis maupun lisan dalam bentuk presentasi bisnis menjadi aktivitas yang harus dilakukan perusahaan secara terencana dan matang.
Dewasa ini, penggunaan pesan persuasif banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga yang terjadi adalah pembohongan publik bahkan terjadi persaingan yang tidak sehat antar perusahaan. Hal ini harus dihindari agar pesan persuasif itu bersih kembali sesuai dengan etika yang ada.
Penulis menjelaskan “Pengujian Tipe-tipe Penulisan Pesan Bisnis Persuasif” untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dari pesan persuasif. Tujuan analisis pesan persuasif adalah untuk melakukan pengidentifikasian dan pemerikasaan terhadap pesan ditinjau dari sudut isi, tujuan, dukungan dan konteks sosial suatu iklan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menemukan hambatan terutama dalam pemecahan kasus.

1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam makalah ini adalah :
2 Pengujian penulisan melalui tiga langkah proses penulisan pesan persuasif.
3 Tiga kategori utama dalam pesan bisnis persuasif.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengujian Pesan Melalui Tiga Langkah Proses Penulisan Pesan Persuasif
Sama halnya dengan penulisan pesan yang lain, pesan persuasive pun melalui tiga langkah proses penulisan.
2.1.1 Perencanaan Pesan Persuasif
Tidak seperti pesan rutin positif, pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung tidak merespon terhadap penawaran. Pesan persuasif biasanya lebih panjang, mengandalkan pada alasan, argumentasi yang logis dan amat tergantung pada perencanaan strategis. Hal ini agar penyampaian pesan lebih detail sehingga pesan yang sifatnya informasional saja tidak cukup. Dalam pesan persuasif perlu diperhatikan dalam hal tujuannya, audiensnya, kredibilitasnya dan etikanya.
a. Analisa Tujuan
Menentukan tujuan pesan persuasif harus jelas karena menulis pesan sejenis ini mempunyai tantangan tersendiri, yaitu bagaimana meyakinkan audiens atas apa yang disampaikan. Menurut Aam Bastaman dalam www.stekpi.com/skin/kombis/BabV-1.pdf ada dua masalah yang dihadapi dalam permintaan persuasif, yaitu :
• Permintaan ini sering tidak menawarkan yang berwujud sebagai imbalan.
• Penerima yang sibuk akan sulit diyakinkan
• Banyak permintaan yang saling bersaing, yang datang dari individu atau organisasi lain. [sic!]

b. Analisa Audiens
Sebelum membuat pesan persuasif, harus memahami audiensnya. Dalam buku Excellence in Business Communication dinyatakan
“Perhatikan beberapa pertanyaan penting, antara lain :
• Who is my audience?
• What are their needs?
• What do I want them to do?
• How might they resist?
• Are their alternative position I need to examine?
• What does the decision maker consider to be the most important issue?
• How might the organization’s culture influence strategy?...”(Bovee & Thill. 2005)
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dicari jawabannya untuk mempelajari kebutuhan audiens. Karena kebutuhan setiap orang berbeda, jadi setiap orang akan memberikan respon yang berbeda pula terhadap pesan yang kita sampaikan.
Ada beberapa teori yang menjelaskan kebutuhan manusia, salah satunya seperti dalam teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow dalam Bovee & Thill yang menyebutkan hal-hal mendasar kebutuhan manusia:
• Self Actualization
Dalam hal ini adalah kreatifitas, kebenaran diri sendiri, kebijaksanaan, dan pekerjaan.
• Penghargaan dan Pengakuan
Harga diri, keunikan, rasa hormat dan komunitas.
• Sosial
Kasih sayang, persahabatan, Groups ties
• Keselamatan dan keamanan
Kepercayaan diri, keseimbangan, perlindungan dari musuh
• Survival (Physiological)
Udara, makanan, air, tidur, perlindungan.
Dari teori tersebut dapat dijadikan pertimbangan juga dalam menganilis audiens agar kebutuhan audiens tersebut dipenuhi.
Selain hal di atas, perbedaan budaya pun dapat mempengaruhi usaha persuasive, tanpa mempertimbangkan perbedaan budaya akan mengalami kesulitan dalam menggapai tantangan pekerjaan yang berat, yang merusak kepercayaan dan usaha persuasive.
c. Analisa kepercayaan
Dalam buku Excellence in Business Communication dinyatakan
“Berikut ini adalah beberapa tips yang akan membantu untuk menimbulkan kepercayaan dari audiens :
- Dukung pesan dengan fakta-fakta. Tampilkan kesaksian, dokumen, garansi, statistik dan hasil penelitian yang objektif dan relevan dengan apa yang dikatakan.
- Sebutkan sumber. Katakan kepada audiens dari mana datangnya informasi tersebut dan siapa saja yang menyetujuinya.
- Menjadi seorang ahli. Tunjukkan pengetahuan Anda tentang isi pesan yang disampaikan, yakinkan bahwa audiens mendapatkan informasi yang berkualitas sehingga audiens terpengaruh untuk memberikan feedback sesuai yang diharapkan.
- Utamakan kepercayaan, sikap dan pengalaman masa lalu.
- Bersikap antusias. Berikan rangsangan kepada audiens dengan kebahagiaan yang akan audiens peroleh dari subjek pesan yang disampaikan.
- Bersikap objektif. Pahami dan akui semua sisi informasi, sehingga Anda tampil jujur dengan alasan-alasan yang masuk akal.
- Sampaikan pesan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
- Jadilah seorang yang dapat di percaya audiens.
- Bersikaplah tanpa pamrih.” (Bovee & Thill. 2005)

d. Berusaha menetapkan etika yang tinggi.
Dalam buku Komunikasi Bisnis dinyatakan
“Seorang pembisnis yang baik harus bisa membujuk dengan jujur dan beretika. Memberikan informasi yang akurat, promosikan dengan penuh pengertian dan berikan kebebasan memilih bagi audiens. Pembisnis yang beretika, menjelaskan keuntungan dari sebuah ide, organisasi, produk atau tidakan, sehingga audiensnya dapat menerima dengan baik apa yang mereka butuhkan dari pesan yang ditawarkan.” Bastaman (1993: 5.2.5)





2.1.2 Penulisan Pesan Persuasif
Dalam membuat suatu permintaan persuasif perlu perhatian khusus terhadap manfaat yang didapat baik secara langsung atau tak langsung dalam memenuhi permintaan tersebut.
Menurut buku Komunikasi Bisnis
“....Manfaat langsung (direct benefits) permintaan persuasif meliputi pengurangan beban kerja seorang supervisor atau memberikan premi kepada seorang yang memberikan tanggapan atas survei. Manfaat tak langsung (indirect benefits) permintaan persuasif meliputi peningkatan atau perbaikan moral karyawan, meningkatkan gengsi atau tantangan untuk membuat kontribusi yang berarti bagi perusahaan.” Susanto (2006:132)
2.1.3 Melengkapi Pesan Persuasif
Langkah ketiga ini adalah langkah yang paling menentukan kesuksesan dalam menyampaikan pesan persuasif. Ketika mengevaluasi isi pesan, cobalah untuk menilai alasan secara objektif dan serius. Hubungkan antara tujuan organisasi dengan kebutuhan audiens.
2.2 Tiga kategori Utama dalam Pesan Bisnis Persuasif
2.2.1 Pesan persuasif untuk tindakan
Hal yang paling penting untuk diingat ketika menyiapkan pesan presentasi untuk melakukan suatu tindakan ayau penyesuaian adalah mempertahankan permintaan Anda tetap dalam batas.
Untuk merencanakan pesan-pesan persuasif sebaiknya menggunakan perencanaan organisasional AIDA. Pada kalimat pembuka mulailah dengan kalimat yang mampu mengundang perhatian pembaca. Selanjutnya pada bagian pertengahan gunakan kalimat yang mampu menarik minat dan harapan pembaca sesuai dengan fakta yang ada, manfaat bantuan dan pengalaman yang mampu mendorong minat audiens. Apabila sudah betul-betul yakin bahwa pesan tersebut relevan dengan pembaca, maka akhiri tulisan dengan suatu permintaan atau tindakan spesifik.
2.2.2 Pesan Aduan Persuasif dan Permintaan untuk Penyesuaian.
Pesan persuasif jenis ini disebut juga surat keluhan, sasarannya adalah membujuk seseorang untuk melakukan penyesuaian bagi kepentingan Anda. Untuk mencapai tujuan tersebut, peru ditunjukkan perbedaan antara yang sebenarnya diharapakn dengan apa yang sebenarnya diterima.
Kebanyakan surat aduan dimulai dengan penyampaian pesan-pesan rutin. Namun, Anda juga dapat menulis surat aduan persuasif dengan menambahkan bukti tambahan dengan menggunakan teknik yang lebih menarik perhatian pembaca. Buatlah surat aduan dengan lengkap, spesifik, bernada percaya diri dan positif. Claim seperti ini dapat terjadi dalam hubungan antara perusahaan dengan pemasok. Kadang-kadang bisa terjadi barang yang dipesan tidak seseuai dengan spesifikasi yang diminta, baik volume, jenis, kualitas ataupun karakteristik.
2.2.3 peringatan yang mendesak
Adakalanya perusahaan harus membuat surat peringatan kepada pelanggan, misalnya mengenai kewajiban pembayaran atau tunggakan kredit. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat surat peringatan antara lain:
a. Surat peringatan dapat ditandatangani oleh pejabat perusahaan.
b. Dalam surat dapat disebutkan konsekuensi negatif kalau tidak mengindahkan surat peringatan.
c. Harus tetap membuka kesempatan kepada pelanggan untuk membayar tanpa kehilangan muka.




BAB III
ANALISIS DAN EVALUASI

3.1 Analisis
Pesan-pesan persuasive yang beredar pada umumnya tidak sesuai dengan proses penulisan yang baik. Seperti halnya iklan yang dibuat oleh perusahaan provider kartu seluler. Dalam penulisan iklan tersebut tersampaikan promosi tentang produknya yaitu kartu GSM, pada iklan tersebut hampir sesuai dengan kaidah penulisan pesan bisnis persusif yang melalui tiga langkah penulisan. Pengorganisasiannya pun sudah sesuai dengan konsep AIDA (Attention, Interest, Desire, Action).
3.2 Evaluasi
3.2.1 Pengujian Pesan Melalui Tiga Langkah Proses Penulisan Pesan Persuasif
o Perencanaan Pesan Persuasif
- Analisa Tujuan
Dari segi tujuan iklan ini sangat jelas karena bertujuan untuk meyakinkan orang untuk mencoba sesuatu yang baru dan telah sesuai dengan tujuan persuasive yaitu untuk mengajak orang lain melakukan sesuatu yaitu membeli produk dan menggunakannya. Jadi dari segi tujuannya sudah jelas.
- Analisa Audiens
Dalam menganalisa audiens harus dapat menjawab pertanyaan yang harus diajukan sebelum menulis pesan persuasive antara lain :
a. Siapa penerima pesan?
Jawab: penrima pesan adalah seluruh konsumen pengguna telepon seluler di Indonesia.
b. What are their needs?
Jawab: kebutuhan mereka adalah untuk mendapatkan layanan berkomunikasi dengan harga murah dan mendapatkan tambahan kepuasan yang semakin bertambah bila menggunakan produk tersebut.
c. What do I want them to do?
Jawab: yang diharapkan dari pembuatan iklan tersebut adalah agar pelanggan dapat membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan serta mendapatkan kepuasan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis.
d. How might they resist?
Jawab: kemungkinan menolak ada. Hal itu kemungkinan sangat besar terjadi apabila konsumen jeli membaca iklan secara menyeluruh tetepi hal itu kemungkinan kecil apabila konsumen tidak jeli dalam membaca iklan tersebut.
e. Are their alternative position I need to examine?
Jawab: iklan itu tidak hanya dipasang di satu media saja tetapi dapat juga dipasang di media cetak lainnya atau di media elektronik.
f. What does the decision maker consider to be the most important issue?
Jawab: tampilan iklan yang menarik akan membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.
g. How might the organization’s culture influence strategy?
Jawab: sangat besar sebagai contoh ketika suatu organisasi menampilkan ketentuan-ketentuan lain dari iklan tersebut.
Dalam menganilis audiens karena sasaran dari iklan ini adalah seluruh pengguna telepon seluler di Indonesia, maka seluruh lapisan masyarakat dapat tersentuh dengan latar belakang budaya, serta adapt istiadat yang berbeda. Dalam pertimbangan budaya, karena cakupannya nasional, jadi menggunakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional di Indonesia. Lain halnya ketika iklan tersebut sasarannya adalah masyarakat di suatu daerah misalnya Jawa Barat maka bisa saja iklan tersebut ada campuran daerahnya, misalkan bahasa, tampilan dan gaya penyampainnya.

BAB IV
SIMPULAN
Dalam pengujian tipe-tipe pesan bisnis persuasif terlebih dahulu harus diketahui terlebih dahulu adalah tiga langkah proses penulisan pesan bisnis persuasif dan tipe-tipe pesan persuasifnya. Dalam langkah proses penulisan pesan persuasif melalui tiga tahap yaitu planning, organizing dan competting.
Dalam mempersiapkan pesan persuasif yang harus dilakukan adalah menganalisan tujuan, menganalisa audiens, analisa kepercayaan dan berusaha menetapkan etika yang tinggi.
Dalam penulisan pesan persuasif diperlukan perhatian khusus terhadap manfaat yang didapat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan tersebut.
Dalam melengkapi pesan persuasif adlah hal yang menentukan kesuksesan dalam menyampaikan pesan persuasif. Ketika mengevaluasi pesan, cobalah untuk menilai alasan secara objektif dan serius. Hubungkan antara tujuan organisasi dengan kebutuhan audiens.
Tiga kategori utama dalam pesan bisnis persuasif antara lain persuasif request untuk tindakan, pesan aduan persuasif dan permintaan untuk penyesuaian dan peringatan yang mendesak.

BAB V
SARAN
Demi menciptakan suatu pesan persuasive yang efektif perlu adanya pengidentifikasian dan pemeriksaan pesan tersebut. Hal ini dapat ditinjau dari sudut isi, tujuan, dukungan dan konteks social suatu iklan. Untuk itu, penulis memberikan saran kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut :
1. Organisasi pengolah pesan persuasive agar lebih memperhatikan langkah-langkah proses penulisan pesan persuasive.
2. Pengguna pesan persuasive (konsumen) agar lebih jeli dan berhati-hati terhadap rayuan iklan yang beredar di masyarakat.
Begitu halnya dengan setiap perusahaan ataupun organisasi pasti menginginkan sebuah keuntungan yang mereka dapatkan dalam hal ini karena yang menjadi kasus adalah perusahaan provider yang menjual produknya berupa kartu GSM maka dalam penyusunan iklan untuk menarik minat pembaca di bolehkan untuk mengekspresikan kreatifitas pembuat iklan secara bebas namun tetap harus menjaga etika dan aturan-aturan yang telah kami paparkan di atas.
Dengan bertambahnya perusahaan baru tetap di perlukan persaingan yang sehat agar konsumen tidak terbohongi dan citra perusahaan di mata masyarakatpun tetap baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bastaman, Aam. 2009. Komunikasi Bisnis. http: // www.stekpi.ac.id /skin /kombis/bab%20V%20-2.pdf. [23 April 2009]

Bovee and Thill. 2005. Excellence in Business Communication. Pearson: Mc. Graw-Hill.

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar