Jumat, 19 November 2010

Pengaruh BI Rate Terhadap Tingkat Perbankan Nasional

BAB I
LANDASAN TOERI
1.1 Pengertian Tingkat Bunga
Tingkat Bunga / Interest Rate adalah harga untuk meminjam uang. Harga adalah hasil dari proses permintaan (demand) dan penawaran (supply) dalam suatu pasar. Naik/turunnya harga dipengaruhi oleh naik turunnya permintaan dan/atau penawaran. Pasar tidak harus selalu ada dalam bentuk fisik bangunan. Dua orang yg bertransasksi di tengah hutan bisa disebut pasar karena dalam transaksi tersebut terjadi proses permintaan dan penawaran.
Permintaan dan penawaran terhadap tingkat bunga dipengaruhi oleh preferensi waktu (time preference) yaitu tingkat preferensi kepuasan yang diperoleh dalam menggunakan uang di waktu sekarang daripada di waktu yang akan datang. Selain time preference, anggapan bahwa uang adalah suatu barang komoditas yang dalam proses jual-beli harus menghasilkan keuntungan merupakan alasan yang dipakai oleh para penggemar bunga untuk menerapkan tingkat bunga dalam kehidupan mereka.
Dalam suatu pasar yang masih murni tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Semakin banyak orang yang menabung, semakin rendah tingkat bunga . Demikian juga sebaliknya, berkurangnya tabungan membuat tingkat bunga naik. Jadi tingkat bunga akan selalu naik turun mengikuti jumlah tabungan sebagai refleksi dari time preference. Efek apabila dalam pasar tersebut terdapat bank yang menerapkan sistem fractional reserve banking.
Sederhananya, bank memiliki fungsi sebagai intermediari/perantara antara pihak yang ingin menyimpan uang dengan pihak yang memerlukan uang. Keuntungan yang diperoleh bank salah satunya berupa selisih antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman. Dalam kondisi normal, penambahan jumlah simpanan di bank menunjukkan bahwa time preference sedang rendah sehingga tingkat bunga pun rendah. Hal ini dilihat oleh pengusaha sebagai sinyal bahwa banyak uang menganggur yang dapat mereka pergunakan untuk berusaha di bidang2 yang belum digarap. Tetapi bila simpanan di bank menurun berarti time preference sedang tinggi dan mengakibatkan tingkat bunga naik.
Oleh karena time preference selalu berubah-ubah, maka tingkat bunga pun akan selalu naik turun. Hal ini tidak disukai oleh pengusaha karena tidak memberikan kepastian tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari hasil usahanya nanti. Untuk memberikan kepastian, maka pemerintah melalui bank sentral sesuai dengan tugas dan fungsinya menetapkan besaran tingkat bunga.
Salah satu tugas dan fungsi bank sentral adalah menetapkan tingkat bunga. Tujuannya adalah bila ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka bank sentral menurunkan tingkat bunga sehingga tercipta lapangan kerja dan bertambahnya kemakmuran rakyat, namun bila pertumbuhan tsb terlalu cepat maka bank sentral menaikkan tingkat bunga untuk menghindari permintaan uang yg berlebihan, inflasi dan kenaikan harga. Karena harga adalah hasil dari proses permintaan dan penawaran sedangkan tingkat bunga adalah harga dari sebuah pinjaman maka untuk menurunkan tingkat bunga pemerintah dari sisi permintaan harus mengurangi hutangnya atau dari sisi penawaran mencari tambahan dana untuk dipinjamkan dengan cara menaikkan pajak atau menambah jumlah uang beredar.
Sebagian besar pemerintahan modern adalah pemerintahan yang gemar berhutang, sehingga sulit bagi pemerintahan tersebut untuk menurunkan tingkat bunga dengan cara menurunkan tingkat hutang pemerintah. Jalan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan pajak atau jumlah uang beredar. Menaikkan pajak bukan kebijakan yang popular bagi pemerintahan manapun. Melalui bank sentral dan sistem perbankan yang menggunakan fractional reserve banking, memungkinkan bagi pemerintah untuk menambah uang yang beredar dalam jumlah yang cukup untuk menurunkan tingkat bunga.
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha (Sukirno, 1998).

1.2 BI Rate
1.2.1 Definisi
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
1.2.2 Penetapan BI Rate
Adapun jadwal penetapan dan penentuan BI Rate adalah:
• Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan.
• Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya
• Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi.
• Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar