Sabtu, 02 Mei 2015

peran ibu dlm mendidik anak perempuan

Resume Diskusi Grup Admin HSMN 30 April 2015

�� Narsum : Ust. Bendri Jaisyurrahman
��Tema : peran ibu dlm mendidik anak perempuan
⌚ hari kamis, jam 19.30-21.00
�� moderator :
Sari (admin grup 10&13) dan Tia admin grup ?��)
�� notulen : bunda fitri (admin wil. Sumatera)

�� Profile Narsum ��

Nama : Bendri Jaisyurrahman
Alamat : Jl. Lubang Buaya Gg. Baru RT 011/03 No 45 Kelurahan Bambu Apus Kec. Cipayung Jakarta Timur
Telepon : 0856 1260 778
E-mail : ajoben81@yahoo.com
twitter : @ajobendri
Status : Menikah (1 istri 4 anak)
Motto : Senyum, Semangat dan Tulus serta Yakinlah ALLAH mencintaimu meski kamu tak harapkan cintaNYA

��Pendidikan :
1. Mahad Al Hikmah Jakarta
2. FISIP UI
3. Mahad Utsman bin Affan

�� Pengalaman :
1⃣ Konselor Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati
2⃣ Pembimbing Program Pemilihan Dai Cilik (PILDACIL) LATIVI
3⃣ Pembimbing Program Menuju Bintang Ramadhan TVONE
4⃣ Narasumber dalam Program Magic Daddy Radio D-FM 104,7 FM
5⃣ Narasumber dalam program Untukmu Ibu Indonesia TVRI
6⃣ Direktur Pelaksana Rumah Sholeh
7⃣ Kontributor cahayasiroh.com
8⃣ Narasumber tetap di Radio Dakta 107 FM dalam program AYAH hebat
9⃣ Narasumber dalam Program Curhat AyahBunda di Spacetoon
�� Narasumber dalam Program Ruang Keluarga di DAAI TV
1⃣1⃣ Pembimbing Rumah Karantina PILDACIL ANTV 2011
1⃣2⃣ Dosen di Universitas Islam Negeri Jakarta, PGTK Ar Risalah dan STAI Bani Saleh
1⃣3⃣ Konsultan dan Supervisor program drama anak dan keluarga TVRI
1⃣4⃣ Juri Hafidz Quran 2014 Trans7

�� Aktivitas saat ini :
��Muballigh
��Konselor Anak, Keluarga dan Pernikahan
��Manajer Operasional YAYASAN LANGKAH KITA
�� Pembina SAHAJA (Sahabat Anak dan Remaja) dan Q-Gen (Quranic Generation)
��Kontributor dan Penggagas Lembaga SAHABAT AYAH
��Pengajar di Ar Rahman Pre Wedding Academy
��Pengurus MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) cab. DKI Jakarta
��Penggerak Aliansi Cinta Keluarga Indonesia
��Pengasuh Majelis AYAH
��Direktur Kokoh Keluarga Indonesia

Mendidik Anak Wanita (bagian 1)

Pendidikan mengenai anak wanita pada dasarnya adalah pendidikan seksualitas (tarbiyah jinsiyah) di dalam Islam. Hal ini terkait bahwa pendidikan seksualitas di dalam Islam mengatur tentang bagaimana seorang wanita menjadi wanita seutuhnya baik secara biologis, psikologis maupun fisiologis yang nampak dari bagaimana ia berbicara, berjalan, bersikap saat marah dan aktivitas lainnya

Itulah kenapa pendidikan anak wanita dan lelaki tidak boleh sama. Sebab lelaki itu tidak sama dengan perempuan (ali imran : 36). Jika kita menyamakannya kemungkinannya ada dua : salah satunya yakni laki atau perempuan itu rusak. Atau dua duanya yg rusak. Itulah kenapa mendidik anak wanita amatlah khas yg berbeda dgn anak lelaki berdasarkan kajian quran dan sunnah.

Pada bagian kali ini maka saya lebih membahas tentang role model ortu guna mendidik anak wanita. Maksudnya adalah siapakah yg berhak kita jadikan contoh atau figur sebagai wanita yg akan dididik oleh ortu? Dalam hal ini mau tak mau kita merujuk kepada panduan kita sebagai muslim yakni kriteria wanita menurut quran dan hadits. Jadi kriteria bahwa kita sukses mendidik anak wanita bukan berdasarkan Yayasan Putri Indonesia atau Miss Universe Foundation, majalah time dan sejenisnya. Cukuplah Islam menjadi panduan kita untuk mengukur.

Berdasarkan hadits yang disampaikan kepada kita maka tergambarlah wanita terbaik versi Islam itu ada empat. Sesuai sabdanya : Wanita yang paling utama dan tertinggi di surga itu ada empat yakni maryam binti imran, khadijah binti khuwailid, fathimah binti muhammad dan asiyah binti muzahim (HR. Tirmidzi)

Perhatikan hadits tersebut. Ternyata wanita terbaik yg seharusnya jadi role model indikator kesuksesan kita dalam mendidik anak wanita bukanlah margareth teacher, hillary clinton, bunda theresa, kartini dan yg lainnya. Hanya empat yg rasul sebut. Itu artinya tugas kita sebagai ortu adalah mendidik anak wanita menjadi seperti empat wanita tadi. Masalahnya, apakah kita sebagai orangtua tau dengan detail kisah keempat wanita tadi? Jangan-jangan kisah barbie, frozen dan sejenisnya lebih panjang kita ceritakan kepada mereka dibandingkan keempat wanita tersebut. Wajarlah kalau anak wanita kita malah semakin jauh dari karakter wanita tersebut.

Karena itu tugas, ibu ibu disini adalah membaca dan menghayati kisah keempat wanita tersebut. Sebab mereka lah rujukan kita dalam mendidik anak wanita kita. Jika sudah, saya akan membahas point penting dari karakter dasar anak wanita berdasarkan contoh dari keempat wanita tersebut. Selamat men searching ����

Mendidik Anak Wanita (bagian 2)

--ajarkan kesucian--

Mari coba kita gali profil dari keempat wanita yg disebutkan dalam hadits tadi. Yg jelas keempat wanita itu ternyata bukan tipe wanita yg punya prestasi segudang atau kecantikan menawan atau kepintaran di atas rata-rata. Keempat wanita tersebut boleh dibilang hanya wanita 'biasa' jika dilihat dari prestasi publik kekinian. Namun mengapa mereka digelari wanita terbaik? Disinilah kita coba ambil pelajaran penting tentang hakikat pendidikan anak wanita. Yang memang tidak diorbitkan menjadi manusia dengan segudang prestasi dan penghargaan namun ada yg lebih penting dari itu semua yang menjadikannya sebagai wanita terbaik di hadapan Allah.

Yang pertama, adalah keempat wanita tersebut dikenal dan digelari sebagai wanita suci atau ath thohiroh. Maryam digelari oleh Allah sebagai wanita suci dalam quran surat ali imran ayat 42. Khadijah istri rasul pun demikian. Mendapat gelar ath thohiroh dari masyarakat meskipun ia sudah janda. Begitu juga dengan fathimah dan asiyah.

Itu artinya ciri khas pendidikan anak wanita sedari dini adalah mengajarkan tentang pentingnya kesucian. Ya, kesucian. Dan quran tidak menyebutnya dengan istilah keperawanan (al bakirah). Sebab yang diinginkan bukan sekedar perawan tapi suci. Suci terkait dengan aspek adab dan sikap. Sementara perawan hanya terkait dengan kokohnya selaput dara di liang kemaluan.

Jika kesucian yang kita ajarkan, kelak ketika ia sudah menikah atau bahkan janda sekalipun, ia akan tetap jaga adab kepada lelaki yg ia temui. Tidak sembarangan disentuh, apalagi agresif menggoda. Misalnya 'menembak' langsung kepada lawan jenis. Ini bukan ciri wanita suci. Bagaimana dengan bunda khadijah yang kabarnya 'melamar' rasulullah lebih dulu? Ketahuilah saat khadijah punya perasaan cinta kepada muhammad, ia tidak agresif, kasih kode dengan pura-pura jatuhin pulpen atau buku di depan muhammad layaknya sinetron murahan di tv. Tidak sama sekali. Ia nyatakan dengan cara yg suci lewat pihak yg amanah yakni nufaisah. Maka kesuciannya tetap terjaga meskipun janda.

Inilah hakikat kesucian. Muncul dalam sikap pemalu, jaga adab di area publik dan tak berkeinginan menonjolkan diri. Beda jika kita hanya ajarkan keperawanan. Bahkan banyak remaja wanita yg begitu 'cerdas' nya dengan pacaran cukup dengan ciuman bibir dan petting. Dengan dalih yg penting masih perawan. Bagian bawah tak disentuh. Namun bagian atas telah ternoda. Naudzubillah. Inilah kesalahan pengasuhan anak wanita. Yakni salah terminologi istilah.

Maka, pendidikan dasar anak wanita adalah menjaga kesucian sedari dini. Dengan sifat tersebut ia akan menjadi wanita yg dimuliakan bukan hanya oleh penduduk dunia namun juga penduduk langit. Apa saja yg bisa kita lakukan agar ia bisa menjaga kesucian? Kita sambung kapan-kapan hehe (pegel nulisnya soalnya)

Salam,

bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)

Tanya jawab :

1⃣pertanyaan pertama
Tanya ustad. Mengajarkan kesucian utk anak itu apakah beda dg mengajarkan mjd pemberani?(berani dlm mengubgkapkan pendapat, berekspresi, dll)

1⃣ Tentu beda. Pada dasarnya nilai keberanian adalah nilai umum yg wajib dimiliki setiap anak. Dalam hal ini juga wanita. Hanya saja penekanan kesucian ini menjadi karakter dasar. Dimana hakikat dasarnya adalah ia memiliki kemampuan utk menjaga diri dari pengaruh buruk lingkungan luar atau bisa juga dorongan dari dalam. Itulah kenapa kesucian bagi wanita akan bermuara kepada ketegasan. Di antaranya berani utk menolak lelaki yg sembarangan menyentuhnya. Sebagaimana yg dilakukan maryam yg tak pernah disentuh oleh lelaki asing. Maka mengajarkan kesucian butuh sosok ayah yg mengajarkan ketegasan. Inilah hikmah kenapa maryam sedari dini meski ditinggal mati oleh imran, tetap diaeuh oleh sosok lelaki yakni nabi zakaria, agar ia jadi wanita yg tegas ✅

��Pertanyaan lanjutan :
Bisakah tetap menjaga kesucian tetapi juga percaya diri.
��Tentu bisa. Sebab dasar dari kesucian adalah bangga akan dirinya. Makanya ia tak sembarangan digoda lelaki lain. Memahami bahwa sebagai wanita ia begitu mulia sehingga menjaga muruah dan kehormatannya agar tak dilecehkan. Dengan demikian sikap yg muncul bukanlah cerminan minder, melainkan kepercayaan diri sebagai wanita muslimah yg diistimewakan dalam Islam. Alhasil, saat ia berbusana muslimah ia jalani dengan penuh semangat dan rasa terhormat. Hal inilah yg dilakukan oleh wanita zaman rasul saat turun perintah hijab (al ahzab ayat 59). Mereka berlomba memakai sampai mengambil kain ordeng di rumah hingga menyisakan satu lobang di mata. Mereka berjalan layaknya bawa terpal. Namun mereka tetap percaya diri ✅

2⃣ Pertanyaan kedua:
Apa yang membedakan antara pendikan u anak wanita dg anak laki2

2⃣ Coba lihat surat ali imran ayat 33, Tadabburi bersama sama yuk..Emang idealnya ngomong nih. Karena penjelasannya panjang hehe..
"Sesungguhnya Allah telah memilih adam, nuh, keluarga ibrahim dan keluarga imran atas segala ummat"
Dalam ayat ini hanya ibrahim dan imran yg diberi gelar keluarga. Dimana pesannya keluarga yg sukses itu hanyalah ibrahim dan imran. Namun utk adam dan nuh tetap banyak pelajaran sebagai ortu (kita bahas kapan kapan ya) Nah, mempersingkat waktu. Keluarga ibrahim ini mewakili pengasuhan anak lelaki sebab semua anaknya lelaki yang diantaranya adalah ismail dan ishaq. Sementara imran mewakili pengasuhan anak perempuan sebab anaknya maryam perempuan satu-satunya. Kesimpulannya belajar mendidik anak lelaki lihatlah keluarga ibrahim. Mendidik anak wanita lihatlah keluarga imran. Dimana bedanya? Baik kita urai sebentar ya..
1. Ibrahim dipuji sebagai keluarga terbaik sebab punya dua anak yg dibanggakan yakni ismail dan ishaq
2. Imran disebut keluarga terbaik sebab punya anak wanita yg dimuliakan yakni maryam
3. Maka mendidik anak lelaki didiklah jadi ismail dan ishaq Dan mendidik anak wanita didik jadi maryam
Siapa ismail dan ishaq? Mereka adalah nabi. Itu artinya kesuksesan pendidikan anak lelaki adalah jika menjadikan anaknya menjadi NABI
mungkin gak di zaman sekarang? Tentu gak mungkin..Sebab udah gak ada nabi, Maka kenabian sebagai wujud prestasi lelaki zaman sekarang diwujudkan dalam dua hal :
1. Didik anak lelaki menjadi ulama sebab ulama itu pewaris nabi. Nah, ulama ini dalam bahasa arab bukan sekedar ustadz namun maknanya adalah ahli ilmu. Artinya kalau dia ahli matematika, politik, media, seni juga disebut ulama kalau ahli
2. Jadikan anak lelaki itu punya jiwa iqomatuddin (43:12) Artinya kalau dia ahli dalam bidang sesuatu akan percuma kalau gak punya ghiroh agama. Maka buat ia punya ghiroh agama. Nah ini penekanan anak lelaki. Teknis mendidiknya kapan kapan. Kok jadi bahas lelakinya? Hehe
Nah utk wanita lihatlah maryam. Ternyata ia bukan nabi. Namun ia mencetak nabi yakni isa. Kesimpulannya wanita dididik utk menjadi pemeran utama tapi beroeran mencetak pemeran utama. Sebagaimana maryam. Maka disinilah pepatah berlaku : dibalik lelaki hebat ada...mantan yg menyesal...ups...salah..Maksudnya ada wanita di belakangnya. Kira kira perbedaan dasarnya disitu. Kalau saya uraikan lagi kepanjangan. Utk sementara itu dulu ya.,, teknisnya kapan kapan. Tulisannya berseri ✅

Tidak ada komentar:

Posting Komentar