Sabtu, 18 April 2015

Optimalisasi waktu dalam menjalankan homeschooling multilevel dan tanpa ART

Oleh kiki barkiah
Disampaikan dalam kuliah via whatsapp Komunitas Homeschooling Muslim Nusantara (HSMN)

"Sesungguhnya pekerjaan kita lebih banyak  dari waktu yang tersedia" Begitulah kata-kata sekian "guru kehidupan" yang selalu saya ingat. Ternyata kalimat ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang memilih mengambil peran sebagai penyeru dakwah (dai/daiyah). Sebagai seorang ibu rumah tangga tanpa ART yang memilih honeschooling sebagai metode pendidikan anak-anaknya, kalimat ini begitu menggambarkan keadaan kami saat ini. Terlebih saat saya pun masih berusaha sekuat tenaga untuk tetap menebar kebermanfaatan di masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, Allah memberi petunjuk pada saya agar waktu yang tersedia cukup untuk melakukan sekian banyak pekerjaan yaitu dengan menganut 3 prinsip.
1. Dilarang bergerak kecuali untuk hal yang bermanfaat.
2. Kerjakan lebih dari 1 pekerjaan di waktu yang sama (multitasking).
3. Terus bergerak mengerjakan pekerjaan yang paling memungkinkan untuk dikerjakan saat itu.

Untuk mengoptimalisasi waktu dalam menjalankan kelima peran yang diemban muslimah sebagai yaitu hamba Allah, anak, ibu, istri dan anggota masyarakat harus didorong dari motivasi internal dalam diri seseorang. Saya meyakini bahwa besar energi sama dengan E=mc2, dalam komteks peran sebagai seorang ibu homeschooler, energi sama dengan motivasi dikali cita-cita kuadrat

Orang yang masih memiliki keinginan yang kuat untuk menyeimbangkan semua peran, insya Allah akan berusaha semaksimal mungkin memanfaatan waktunya. Jika dari awal pola pikir yang kita miliki adalah tidak mampu, maka biasanya kita akan sulit bergerak dari pola pikir tersebut

Lalu bagaimana saya mengoptimalisasikan waktu agar kesemua pekerjaan dapat dilakukan dengan waktu yang sama-sama hanya 24 jam? Tentunya hal tersebut bisa tercapai karena ada kerjasama antara seluruh anggota keluarga. Semua pihak berkontribusi aktif dalam memenuhi kebutuhan sebuah tim keluarga.
Semua pekerjaan saya ada kombinasi multitaskingnya. Saya melakukan kombinasi multitasking sesuai dengan keadaan bayi yang saya miliki, diantaranya:
1. Saat ia tidur, biasanya saya melakukan pekerjaan yang membutuhkan pergerakan fisik. Anak-anak homeschooler lain diberikan fasilitas belajar yang bisa dilakukan secara mandiri
2. Saat ia dapat beraktivitas mandiri, biasanya saya memilih kegiatan mengajar yang sifatnya memerlukan pergerakan aktif.
3. Saat ia bangun dan membutuhkan saya secara aktif, misalnya menyusui, biasanya saya memilih kegiayan mengajar yang sifatnya hanya berupa dialog, seperti membaca buki, diskusi, memeriksa worksheet atau memurojaah hafalan.

Beberapa hal yang saya upayakan dalam memanfaatkan waktu diantaranya
1. Rumah diusahakan rapi sebelum sekolah jam 8 dimulai.
2. Masakan diusahakan selesai dipersiapkan saat sekolah dimulai. Saya memilih menu makanan yg bisa selesai sebelum jam 8 atau memilih menu yg hanya masuk panggangan oven seperti bakakak ayam. Sementara semua masakan seminggu sudah dimarinate dalam freezer. Malam sudah dikeluarkan agar pagi tinggal masuk oven. Sayur hanya lalab atau salad atau masakan sayur plus protein dalam satu masakan yg siap saji dalam 20 menit. Jika tidak sempat memasak sayur berarti anak-anak memakan buah.

3. Dari jam 8 sampai kira-kira jam 4 sore saya hanya fokus untuk urusan homeschooling anak anak. Memastikan 5 level siswa memiliki aktifitas masing masing. Jika tidak dapat dilakukan secara pararel maka siswa yang belum dapat belajar secara mandiri dipersilahkan bermain sambil mengasuh adik sekaligus mendengarkan murottal. Sesekali pada waktu ini saya mencicil beberapa pekerjaan rumah saat anak-anak sedang mengerjakan tugas secara mandiri.

4. Menyediakan sekian banyak sarana kegiatan buffer untuk dilakukan anak saat saya harus fokus mengajar satu anak. Sehingga anak-anak selalu dalam kegiatan yang positif. Misal anak yang hobby robotic dapat mengerjakan proyek harian yang bisa dilakukan saat saya mengajar yg lain. Anak yang hobby membaca bisa menunggu sambil membaca. Anak yang tidak bisa membaca bisa mendengatkan audio book.  Bahkan terkadang balita saya berikan kegiatan sentra bermain air di dalam bathtub lengkap dengan mainan untuk mengeksplorasi air.

5. Mengoptimalkan waktu istirahat makan siang untuk halaqoh islam bersama anak anak. Biasanya materi pengantar diberikan melalui video, audio atau ceramah lalu berdiskusi

6. Jika seluruh lesson plan sudah selesai biasanya anak-anak bermain sambil menghafal quran. Biasanya saat itu bayi sedang tidur sehingga saya bergerak aktif seperti menyapu, mencuci piring atau beres beres. Kombinasi kegiatan yang dilakukan saat bergerak aktif biasanya sambil menyimak setoran quran anak-anak atau sambil mengulang-ulang ayat yang sedang di hafal anak. Sementara anak saya terus mengikuti kemana sapu pergi. kecuali untuk hafalan anak yg belum dihafal saya, biasanya formasi multitaskingnya dilkukan sambil menyusui. Atau jika mereka sedang membantu membereskan seluruh ruangan sekolah, maka biasanya saya menyalakan multimedia ceramah untuk upgrade pengetahuan saya.

6. Sesi sesi sekolah yg tidak membutuhkan banyak bergerak dan alat bisa dilakukan saat jam menyusui bayi. Misal materi islam, sirah sahabat, membaca cerita, talaqi hafalan quran.

7. Sore hari biasanya kami semua bekerja bakti menyelesaikan beres-beres rumah sebelum kegiatan keluar rumah seperti ke park, ke kolam renang, fitness, atau kids klub.

8. Perjalanan di mobil biasanya dimanfaatkan untuk sesi audio.seperti audio book kisah sirah rasulullah saw atau mendengar hafalan quran melalui multimedia. Jika pergi ke park menggunakan stroller biasanya saya isi dengab murojaah hafalan dengan bantuan lisan saya.

9. Kegiatan menulis biasanya saya lakukan saat anak-anak tidak terlalu membutuhkan perhatian. Seperti saat mereka bermain di park, kids club, perjalanan di mobil, atau malam hari setelah mereka tidur. Sementara gagasan berfikir dalam sebuah tulisan biasanya saya konsep saat saya melakukan aktifitas di kamar mandi, sehingga artikel yang ditulis hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari satu jam dalam menyelesaikannya.

10. Kegiatan pengantar tidur juga diisi oleh kegitan homeschooling seperti membaca buku, menyampaikan kisah dan nasihat dan dzikir pengantar tidur. Jika ada anak yang masih belum tidur tetapi tugas mengajar kami sudah selesai, biasanya kami menyalakan audio book atau al quran sampai mereka terlelap.

11. Anak-anak memang dilatih untuk menyiapkan makanan mereka sendiri. Saya hanya memasak makanan utama. Mereka menyiapkan sarapan mereka masing-masing. Bagi anak yang tidak mau memakan menu utama, mereka saya minta untuk menyiapkan makanan yang mereka mau. Misal, balita saya yang berusia 3.5 tahun sudah terbiasa memasak dengan microwave.

12. Saya juga melibatkan peran anak-anak dalam mengajar anak lainnya. Terutama Ali yang sudah smp sering membantu saya mengajar lesson plan Shafiyah atau Shiddiq saat seluruh lesson plannya  sudah selesai. Juga Shafiyah (7tahun) bisa membantu saya mengajar faruq (3.5) seperti melalui kegiatan membacakan cerita saat sekolahnya sudah selesai. Hal yang memorivasi mereka untuk saling membantu adalah karena saya mensyaratkan bahwa standar harian harus sudah selesai sebelum kami pergi keluar seperti ke park, kids club atau berenang. Karena mereka tidak ingin salah satu ditinggal, maka mereka saling bahu membahu membantu agae semua syarat saudara-saudaranya juga tercapai.

14. Bapak sangat terlibat aktif dalam mengajar anak-anak terutama dalam hal berkomunikasi dengan pihak sekolah virtual yang kami ikuti. Bapak juga yang memegang kendali pelajaran Ali yang middle school. Bahkan Ali bersekolah di kantor bapak setiap hati jumat .

15. Kami memanfaatkan waktu akhir pekan untuk kegiatan kunjungan edukasi seperti ke alam atau ke museum. Biasanya di museum kami memiliki kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli. Bapak biasanya secara altif mengajar anak-anak saat pendalaman materi di kegiatan kunjungan edukasi.

16. Kami sangat memanfaatkan library kota untuk menunjang kegiatan belajar kami. Terkadang hampir 100 buku kami pinjam untuk durasi waktu sekitat 2-3 minggu.

17. Kami juga sangat terbantu dengan video-video pembelajaran seperti dari discovery education atau brain pop yang membantu kami memahami materi. Sehingga anak-anak yang tidak dibimbing secara langsung oleh say bisa dibimbing oleh video pembelajaran.

18. Anak-anak yang usia pra sekolah lebih banyak mengeksplore lingkungannya. Sesekali biasanya saya memasukkan pengetahuan kognitif pada kegiatan eksplorasi yang mereka pilih. Kadang saya memberikan studi kasus pengantar lalu meminta mereka merancang solusinya melalui lego atau duplo. Lalu saya tinggalkan mereka mengajar anak-anak lainnya. Kemudian sesekali membahas hasil rancangannya jika sudah selesai.

19. Meski kegiatan pembelajaran anak anak usia pra sekolah tidak serinci anak-anak usia sekolah tapi kehiatan belajar yang dilakukan oleh anak-anak lainnya sering diamati oleh adik-adiknya sehingga memberikan percepatan tersendiri. Mereka bisa saling mendengar pelajaran yang sedang dikerjakan saudara-saudara lainnya terutama jika pelajaran twrsebur diawali oleh video pembelajaran.

Kesimpulannya, sekolah anak-anak dilakukan dari bangun tidur sampai tidur lagi. Kegiatan belajar secara aktif maupun kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia seperti makanan dan rumah tangga menjadi bagian dari sekolah mereka. Semua pekerjaan ada formasi yang paling memunkinkan agar satu waktu dapat mengerjakan lebih dari 1 pekerjaan. Semua pekerjaan harus dilakukan secara multitasking, jika dilakukan satu-persatu akan membutuhkan waktu lebih dari 24. Tantangan yang paling berat adalah bagaimana otak ini terus berfikir semua berjalan secara pararel termasuk menyediakan 5 kegiatan yg berbeda untuk setiap level usia anak. Termasuk mengatur audio apa yg sedang menyala saat itu. Apakah al quran, film edukasi atau ceramah. Semua ada formasinya.

Lalu apakah saya sering merasa lelah Ooo tentu apalagi saya memiliki penyakit berkaitan dengan tulang. Tapi alhamdulillah saya punya suami dan anak anak yang dapat bekerja secara tim. Saat saya tidak bisa menggunakan kaki saya untuk bergerak atau berdiri maka saya akan mengerjakan pekerjaan yg bs dilakukan diatas kasur.

Perasaan lelah dan malas mungkin sesekali menyerang karena adanya godaan syaitan. Mari kita sama sama berdoa dengan doa yang ada di dzikir al mathurat agar terlindung dari kemalasan. Namun tetaplah memehang prinsip dalam pemanfaatan waktu. Dari sekian banyak amalan yang kita lakukan tidak ada yang bisa kita yakini sebagai penyebab masuk surga. Setidaknya kita berusaha mengoptimalkan waktu kita dalam kerangka ibadah kepada Allah agar kita punya sebanyak banyaknya peluang untuk memberatkan timbangn yaumul mizan kita walau hanya sezarah yg menyelamatkan. Maka rasanya sayang jika kita melakukan amalan sia-sia apalagi bermaksiat pada Allah. Semoga Allah mencabut nyawa kita dalam keadaan persembahan terbaik untuk Allah. Allah tidak pernah meminta kesempurnaan dari seorang hamba tapi Allah sangat mencintai hamba yang menyempurnakan pekerjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar