Selasa, 19 Mei 2015

Sudah HPL ko belum lahir juga

Dari group FB "Gentle birth untuk semua"

Berhubung pertanyaan seputar HPL
sering diajukan, berikut saya copas
jawaban Bidan Yesie di salah satu
posting dalam grup ini. Semoga
bermanfaat :)
Kasus serotinus semakin hari semakin
banyak terjadi.
Mengapa?
Apa memang karena faktor makanan?
Atau karena faktor fisik ibu-ibu “jaman
sekarang” yang cenderung “gak mau
gerak” ?
Karena kalau kita menengok ke belakang,
nenek kita dulu jarang sekali ada kasus
seperti ini, mengapa karena mereka luar
biasa olahraganya. Pagi hari udah jalan
kaki naek bukit, 1 km ke pasar, ngepel,
dll.
Sedangkan sekarang? Jalan 300 m aja
pake mobil/motor
Mau pergi agak jauh dikit dianterin,
suruh duduk manis aja.
Mau mindah channel TV aja tuch…pakai
remote gak mau beranjak dari tempat
duduknya.
Fasilitas–fasilitas yang ada kadang
terlalu memanjakan fisik kita akhirnya
berefek pada:
- Posisi janin yang tak bisa optimal
- Proses pematangan serviks yang lebih
lama
Beberapa kali saya pernah mengatakan
bahwa HPL bukan harga mati bunda.
Umur kehamilan itu bisa antara 38 mg
s.d 42 minggu.
Coba kita analisa dari cara menghitung
HPL saja. Dunia kedokteran sampai saat
ini belum bisa menentukan kapan hari,
tanggal, dan jam terjadinya konsepsi
pada tiap wanita dengan hitungan sesuai
siklus mereka. Makanya akhirnya di buat
rumus dimana sebenarnya rumus ini lebih
berlaku pada ibu dengan siklus teratur 28
hari.
Rumusnya adalah Hari pertama Mens
Terahir :
Harinya di tambah 7
Bulannya di kurangi 3
Tahunnya di tambah 1
Nah ketemu dech hari, tanggal bulan
HPL.
Tapi kalau kita logika lagiitu kan
ngitungnya hari pertama haid terakhir…
padahal gak mungkin kan hari pertama
haid terakhir itu dianggap hamil?wong
lagi haid kok hamil?
Cuman kita juga gak bisa menentukan
masa subur dan kapan tepatnya konsepsi
jadi diambil yang paling gampang. Dan
maka dari itu hari-nya di tambah 7.
Nah dari sini saja kan bisa di analisa
bahwa sebenarnya HPL itu sangat bisa
mundur bunda
Dari penelitian hanya < 20% ibu yang
melahirkan tepat di hari HPL nya
Kebanyakan mundur 2 minggu atau
malah maju 2 minggu.
Makanya di buat rata-rata 38 s.d 42
minggu.
Namun dasar ibu hamil… pasti rasa
kuatirnya tinggi. Takut nanti kalau
begini, takut nanti kalau begitu padahal
kata mas Reza nich, 90% ketakutan itu
belum tentu terjadi. Cuman kalau
keseringan takut ini bahaya karena bisa
jadi affirmasi negatif, bunda..
Banyak ibu yang khawatir ketika
dibilang air ketuban sudah berkurang.
Lho ya jelas to ya wong si bayi tambah
besar, dan pasti ada penurunan kadar
air ketuban. Cuman kalau Bunda minum
banyak, hindari stress, amati gerakan
janin, dan kalau semuanya OK, niscaya
akan baik-baik saja.
Ingat yuukkk bayi punya waktunya
sendiri untuk lahir.
Mungkin secara fisik dia udah siap lahir.
namun bagaimana secara mental dan
spiritual? Belum tentu, bunda.
Makanya ketika bayi sudah siap body-
mind-soul-nya, dia akan kirimkan sebuah
enzim yang akan dikirimkan ke tubuh si
ibu sehingga tubuh si ibu merespon, lalu
si hipotalamusnya ibu langsung ngeluarin
oksitosin. nah jadilah kontraksi dan lain
sebagainya, bunda.
Resiko induksi banyak sekali sepertinya
saya sudah pernah menulis di dokumen
kalau gak salah judulnya resiko
pemberian PITOCIN.
Nah selain resiko fisik secara mental
juga bisa, bahkan bisa menjadi trauma.
Mungkin saya akan menceritakan sedikit
pengalamannya mbak Diyan Hastarini
yang pernah cerita kepada saya
bagaimana rasanya dia tidak pernah
merasa happy saat malam menjelang
ultah dan saat ultah selama 23 tahun.
Dan ternyata setelah di-therapy
ketahuan dech bahwa dia di-induksi saat
itu, padahal selama hamil si ibu bilang
suruh lahirnya nunggu papahnya pulang.
Tapi karena udah 40 minggu dan papah
jadwal pulangnya masih 1 atau 2 minggu
lagi (saya agak lupa) akhirnya si mbak
Diyan cilik ini merasa sangat kecewa dan
marah dan itu dideritanya dan menjadi
beban psikologisnya sampai 23 th
lamanya. Untung dia menyadari itu lalu
therapy, lha kalau tidak terus gimana?
Klienku yang satunya juga begitu dia
divonis harus segera induksi gara-gara
udah 39 minggu belum masuk panggul.
Alhasil induksi gagal dan SC lah sudah!
Selama 28 tahun dia menerita migraine
di kepala dan ini terjadi setiap kali
menjelang hari ultahnya. Ternyata
setelah di-therapy ketahuan bahwa
sebenarnya saat itu dia lagi berusaha
ngelepasin lilitan talipusat yang melilit di
lehernya. Dan padahal 3 hari lagi dia
mau keluar, eh belum sempet ngebuka
lilitannya udah di suntik macam-macam
yang membuat dia merasa “mabok” dan
kesakitan. Nah habis itu ternyata pas
lahir kepala dan lehernya ditarik dengan
sangat kuat oleh dokter yang
menolongnya keluar.
Hhhhh…..tidak pernah kan Anda berfikir
sampai kesana?
Apa kita mau anak kita seperti itu nanti?
perlu dipahami juga, ini bukan berarti
induksi itu nggak baik, lho.
Induksi itu diperlukan, pada kondisi
tertentu dengan indikasi medis yang
jelas.
Ayo dech kita renungkan bersama…
Kalau bisa diupayakan sejak awal dengan
siapkan fisik, mental, dan spiritual
tentunya tidak terjadi seperti itu kok.
Nah tapi kalau udah terlanjur kelewat
HPL ya upayakan yang alami dulu, saya
udah pernah nulis di dokumen juga
tentang cara menginduksi persalinan
secara alami. Coba cek lalu lakukan
dengan niat yang kuat.
NIAT, UPAYA dan DOA.
sambil tetap memperhatikan kondisi
janin, tentunya.
salam,
Yesie Aprillia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar