Senin, 20 April 2015

Kembali kepada urusan yg pertama kali

Resume diskusi HSMN grup 1
Pemateri :  Mbak Ary dan Mbak Maya (admin HSMN)

Waktu : Sabtu, 18 April 2015
jam 20.00 -21.30
Moderator : 
1. Bu Echi
2. Bu Yulia_
Notulen      :  Farida widiastuti

Bismillah

"Sesunguhnya agama di sisi Allah adalah Islam.." (QS. Ali imran:19)

✊✊Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam mengingatkan akan fitnah besar. Fitnah itu ada dua:
fitnah syahwat dan
fitnah syubhat.

Fitnah syubhat adalah fitnah mengikuti hawa nafsu
kesamaran belaka tanpa mengikuti dalil. Sedangkan fitnah syahwat adalah fitnah yg membuat kita tertipu dng dunia, kedudukan, jabatan, harta dan wanita. Maka, ketika terjadinya fitnah itu Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam menyuruh kita untuk kembali kepada Islam yg murni yang telah beliau wariskan kepada para Shahabat ridwaanullaahi 'alaihin ajma'iin.

✊✊Disebutkan dalam satu hadits dr shahabat Abu Waqid al-Laitsi radhiyallahu 'anhu, Ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda sementara kami sedang duduk2 diatas sebuah tikar. 'Sesungguhnya akan terjadi fitnah'. Para shahabat bertanya, 'Apa yang harus kami perbuat?' Lalu Beliau meletakkan tanyannya ke tikar dan memegangnya dan kuat lalu bersabda, 'Lakukanlah seperti ini!'
Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam menyebutkan kpd para shahabatnya, 'Sesungguhnya akan terjadi fitnah.'  Tetapi kebanyakan shahabat tidak mendengarnya, Maka Mua'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata, apakah kalian tidak mendengar perkataan Rasulullah?' Mereka bertanya, 'apakah yg disabdakan Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya akan terjadi fitnah. 'Mereka bertanya 'bagaimana dengan kami wahai Rasulullah? Apa yang harus kami lakukan?"

Beliau shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Hendaklah kalian kembali kpd urusan yg pertama kali!" (Shahih HR. Thabrani dlm al-mu'jamul kabir no. 3307 dan dlm mu'jamul Ausath no.8679).

Yang dimaksud dengan "kembali kepada urusan yg pertama kali" ialah kembali kpd
Al Qur'an
As Sunnah ,
menurut pemahaman Shahabat.

Demikian sekilas pembukaan, semoga dapat bermanfaat, dan bs menjadi hujjah bagi kita semua dihadapan Allah.. ✅ Para Shahabat radhiallahu ‘anhum adalah manusia yang paling dekat dengan zaman kenabian sehingga mereka adalah kaum yang menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Qur`an dan mendengarkan langsung keluarnya hadits-hadits dari mulut Ar-Rasul. Ayat-ayat Al-Qur`an turun di depan mata-mata mereka, hadits-hadits Nabi keluar saat kehadiran mereka. Maka mereka adalah manusia yang paling tahu tentang Al-Kitab dan As-Sunnah dibandingkan orang-orang yang datang setelah mereka, mereka mengetahui bahwa ayat ini maknanya begini, cocok dipakai pada kejadian begini atau ayat ini terhapus hukumnya dengan ayat ini atau hadits ini, dan mereka mengetahui bahwa hadits ini, keluar pada kejadian A sehingga tidak cocok bila dipakai pada kejadian B dan demikian seterusnya.Secara umum, keadaan para shahabat sebagaimana keadaan Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:

وَالَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ, مَا أَُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ مِنْ كِتَابِ اللهِ إِلاَّ أَنَا أَعْلَمُ أَيْنَ نُزِلَتْ, وَلاَ أُنْزِلَتْ آيَةٌ مِنْ كِتَابِ اللهِ إِلاَّ أَنَا أَعْلَمُ فِيْمَنْ أُنْزِلَتْ, وَلَوْ أَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنِّي بِكِتَابِ اللهِ تَبْلُغُهُ الْإِبِلُ لَرَكِبْتُ إِلَيْهِوَفِي رِوَايَةٍ : وَمَا مِنْ آيَةٍ إِلاَّ أَنَا أَعْلَمُ فِيْمَا نَزَلَتْ

Demi yang tidak ada sembahan yang haq selain Dia, tidak ada satupun surah dalam kitab Allah kecuali saya mengetahui dimana turunnya dan tidak ada satupun ayat dalam kitab Allah kecuali saya mengetahui kepada siapa turunnya, seandainya saya mengetahui bahwa ada yang lebih berilmu dari saya tentang kitab Allah yang (tempatnya) bisa dicapai oleh onta, maka saya akan mengadakan perjalanan kepadanya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain : “Tidak ada satupun ayat kecuali saya mengetahui pada kejadian apa dia turun”. (HR. Muslim)
Dalil alquran dan dr hadita juga banyak yg menyebutkan bahwa para sahabat adalah generasi yg terpercaya yg kita bisa mengambil ilmu dr mereka.
-----prolog selesai-----
Pertanyaan :
1. Bu fika
Saya mau bertanya...
Pedoman kita jelas alquran dan hadits , nah utk zman saat ini banyak hal yang di ambil rujukan dari alquran di tafsirkan mnurut hawa nafsu nya , bagaimana cara kita mengetahui kebenaran trsebut? Karena di sebagian orang ada yang mempergunakan ayat ayat Allah untuk di perjual belikan dan mengikuti hawa nafsu semata. Terutama zaman sekarang banyak bermunculan buku buku yang di susupi unsur syubhat. Nah ini bagaimana cara kita mengetahui yang benar nya? Maaf panjang lebar . Jazakillah
Jawaban:
1. Bu Maya : Saya ambil kisah dulu ya, zaman sepeninggalan Rosul, aa yg berusaha menyebarkan perkataan2 yg katanya dari Rosul. Misalnya saja perkataan : "Terong adalah obat segala p3nyakit". Karena pd zaman itu, msh hidup para tabi'in, mereka pun tau hal tsb bukan perkataan Rosulullooh. Karena guru2 mereka, yaitu para sahabat tdk menemukan perkataan tsb berasal dr lisan Rosulullooh.
Dari generasi tabi'in ke tabiut tabi'in, s3jumlah ulama terus mempelajari ilmu hadits, terus menelusuri kebenaran sebuah hadits, dg standar2 tertentu.
Lalu ilmu pun terus berlanjut ke ulama2 stl tabiut tabi'in. Mereka sudah menuliskan semua hasil jerih payah, pengorbanan (bahkan ada yg rela membujang demi ilmu) dalam kitab2 mereka,
Alhamdulillaah, kitab2 para ulama ini sebagia  masih bisa kita baca hingga saat ini.

Agar mengetahui tafsiran yg benar, maka kewajiban kitalah mengkaji, mempelajari kitab2 para ulama. Menuntut ilmu agama.
Demikian ummu jihad.✔
Bu Fika ‬: Jazakillah um jawaban nya . Nah itu zaman dulu dulu bu may , kalau zaman skrg? Apa lagi di akhir zaman ini . Zaman penuh fitnah , yang benar jadi salah yang salah jadi benar.
Bagaiamana cara kita menyikapi nya?

Apa lgi hal yg mengikuti hawa nafsu.. Ktika kita sampaikan kebenaran .. Malah di logika kan . Tolak ukur kebenaran berdasarkan alquran dan hadits . Kemudian masing maaing mengklaim kebenaran nya , apa lgi yg menyangkut bab fiqih . Itu bagaimana bu?
Jawaban :
Bu Ary‬: Kembali berpegang kepada standar hukum islam umm jihad Jika diantara kita terjadi perselisihan kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan tanyakan kepada ahli ilmu...
Standar hukum islam jelas
Al Quran
As sunnah
Bagaimana praktek keduanya, dijalankan dengan benar
pemahaman shahabat
✅☺
Bu Maya‬: Pertanyaan studi kasus
(Door prize)
Dimanakah Allooh?
Jelaskan
Jawaban :
Bu Ary ‬: Sekarang ini syubhat banyak, bahkan sudah menyangkut masalah aqidah.
Diantaranya ada pertanyaan bu Maya, yaitu dimana Allah? Bila tidak mengikuti dalil dan pemahaman sahabat, maka akan terseret arus syubhat.
Diantara yg kau ditunjukkan bu Maya adalah kembalikan semua kepada dalil.
Jawaban :
Bu Maya‬:
1.Ada yg mengatakan bahwa Allooh dimana2.
2. Ada yg mengatakan Allooh dekat, bahkan lbh dekat dr urat leher kita
3. Allooh bersemayam di arsy

Yg mana yg benar?
Bagaimana cara mengetahui yg benar?
Cara mengetahuinya, adalah dg melihat dalil, dg pemahaman yg benar.
Bagaimana?dg memilih kitab rujukan yg shahih.
Utk kasus di atas, kita bisa membuka kitab hadits shahih bukhori/muslim.
Dalil dr alquran pun, harus yg pemahamannya benar, bukan ditafsirkan seramoangan menurut logika. Kita bisa membuka tafsir ibnu katsir utk mengetahui penjelasannya. Dl surat Thoha Allooh berfirman: "Arrohmaanu 'alal 'arsyisy tawaa"
Zat yg Maha Kasih itu beesemayam di atas Arsy.
Bagaimana penjelasan ayat ini?
Para ulama tdk menganalogikakan kata "bersemayam". Tidak juga mengasosiasikan, atau mengganti dg perumpamaan.
Inilah yg dimaksud dg "kembali ke permasalahan awal" yaitu merujuk kepada kitabullooh dan sunnah nabiNya, dg pemahaman yg benar.✅
Bu Ary : Soal 2, terkait dengan syubhat yg lalu : Bolehkah merayakan milad Fathimah?‬:
Syubhat 1 : saya mencintai fathimah. Kaidah fikih asal
Dalam hal agama, semua adalah haram sampai ada dalil yg menghalalkan.
Dalam hal muamallah, semua adalah halal, sampai ada dalil yg mengharamkan. Qs al ahzab: 21
Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah yg mensyariatkan untuk mereka agama yg tidak diijinkan Allah?
‬Barangsiapa membuat perkara baru dalam agama kami yang tidak ada asalnya maka perkara tersebut tertolak. (Hr. Bukhori dan muslim, shohih)
Contoh implementasi dikalangan sahabat:
1. Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam tidak pernah merayakan milad fathimah
2. Para sahabat tidak pernah merayakan milad fathimah 3. 3. Bahkan Ali radhiyallahu anhu sebagai pendamping hidup beliau, tidak pernah sekalipun riwayat merayakan milad fathimah. Padahal mereka adalah orang yang paling mencintai Fathimah radhiyallahu anha..
Contoh implementasi untuk syubhat milad Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam
para shahabat ridwanallahu ajma'in adalah org2 yg paling cinta pada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam. Misalnya rela badan mereka luka, asal bukan Nabi..

Dalam shohih bukhori diceritakan, bahwa shahabat itu berebut ludah nabi, air sisa wudhu nabi..
Dihadits yg lain juga diceritakan ada seorang sahabat perempuan yg kehilangan suami, anak dan ayahnya dalam suatu peperangan. Namun ketika beliau mengetahui Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam masih hidup, cobaan itu tidak berarti. Begitu cintanya beliau pada Nabi, Dalam riwayat yg lagi seorang sahabat khubaib yang sedang ditawan, ditanya oleh yg menawan  apakah kamu rela posisimu digantikan oleh Muhammad?
Maka dijawab: Tidak! Jangankan menggantikan posisiku. Nabi terkena duri saja aku tidak rela. Dari 3 contoh tsb menunjukkan dalamnya kecintaan shahabat kepada Nabi shallallahu ' alayhi wa sallam.
Namun tidak ada satu shahabatpun yang merayakan milad Nabi sebagai bukti kecintaan.
Catatan: berebut ludah dan air wudhu Nabi, hanya berlaku pada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.
Sedang setelah Nabi wafat, tidak ada lagi yg diperlakukan demikian. Tidak juga
Abu bakar
umar bin khothob
utsman bin affan
Ali bin abi thalib
dan shabat2 lainnya,
Shahabat adalah orang yang paling mencintai Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam..
Ttapi mereka tidak berdiri untuk menyambut Rasulullah, krn mereka tahu Rasulullah tidak suka diperlakukan demikian.
Jadi mencintai dengan benar
Sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul..
Janganlah berlaku ghuluw/berlebihan..
Sehingga khawatir menyangka org sholeh tersebut mempunyai sifat ilahiyyah..
Yg akan membuat terjatuh paling dalam pd kesyirikan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar