Sabtu, 09 Oktober 2010

kutipan dari inboxnya temenya temen

Duh cinta, kala virusmu menyerang.
Kau tutup mata, telinga, dan mulut para saudara dan saudariku.
Duh cinta, kala virusmu menyerang. Kau tutup mata mereka, sehingga meski seburuk apapun rupa pujaan hati mereka, si pujaan hati kan terlihat yang paling keren sedunia. Meski seburuk apapun citranya di mata orang lain, si pujaan hati kan tetap terlihat sebagai orang paling baik dan sempurna di dunia.

Duh cinta, kala virusmu menyerang. Kau tutup telinga mereka, sehingga meski seburuk apapun omongan orang terhadap si pujaan hati, ia kan tetap terjaga citranya dalam otak si pecinta. Meski sekasar apapun kata yang dikeluarkan, si pujaan hati kan tetap terjaga namanya dalam otak si pecinta. Meski sebanyak apapun nasihat yang dikeluarkan orang-orang yang berusaha menjaga si pecinta, telinganya tidak akan menangkap sepatah kata pun yang diberikan.

Duh cinta, kala virusmu menyerang. Kau tutup mulut mereka, sehingga mulut itu akan tetap bungkam manakala mulai muncul ketidaknyamanan dalam interaksi keduanya. Mulut itu akan tetap bungkam manakala kekerasan dalam hubungan tak terhindarkan. Pantaslah banyak kasus kekerasan yang jarang terungkap tuntas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar